Tertolong

46 4 0
                                    

Setelah kejadian yang menimpa Ganis, memang benar. Tidak lama kemudian, beberapa pria masuk ke dalam ruangan itu, seperti yang pria brengsek katakan tadi. Ganis mengingat namanya walau masih dalam pengaruh obat perangsang. Ia akan selalu mengingat nama pria itu, kebencian sudah tertanam dalam namanya, Wisnu.

Ganis di tarik paksa oleh beberapa pria itu, hal yang bisa Ganis lakukan hanyalah menangis. Apa boleh buat, meronta saja tidak bisa, apa lagi harus melawan pria-pria itu. Dia tidak akan mampu.

Seteleh itu Ganis di paksa masuk ke dalam sebuah mobil hitam. Ganis menatap beberapa pria itu.

"Apa kamu lihat-lihat jalang?" tanya salah satu pria tersebut dengan nada sarkasme.

Ganis tidak menjawab, ia hanya bisa menangis sesegukan. Meratapi nasibnya yang sangat sial. Pikirnya.

Tuhan, dosa apa yang pernah aku lakukan, sehingga aku harus menerima nasib seperti ini. Aku rasanya tidak sanggub, sekejam inikah ibukota yang sering aku dengar dari mulut orang-orang. Kenapa semua ini harus terjadi padaku. Mengapa tuhan..

"Dasar wanita hanya bisa menangis! tapi jika sudah merasa kenikmatan akan berteriak minta nambah! Cuihh! Dasar jalang!" ucap pria bertubuh kekar sambil meludah.

Ganis tidak tahu akan di bawa kemana, dia terlihat sudah pasrah. Hanya bisa menangis.

Sampai saat mobil yang membawanya itu berhenti di sebuah jalan yang terlihat sangat sepi. Beberapa pria itu lalu menyeret Ganis keluar dengan paksa.

"Saya mau di apakan lagi" tanya Ganis.

"Sudahlah, kau jangan banyak tanya. Masih untung kau tidak kami gilir." ucap salah satu pria yang menyeret Ganis.

Ganis di dorong kasar oleh pria-pria itu, membuatnya terjatuh di tepi jalan. Ia tergeletak begitu saja kemudian beberapa pria itu pergi meninggalkannya.

Ganis menangis sesegukan, harus kemana ia sekarang. Uang tidak punya, barang yang ia punya ada di dalam tas yang entah kemana raibnya.

Ganis mencoba berdiri, namun kakinya terasa kelu.

Kemudian mata Ganis tertuju pada sosok wanita yang tengah berlari kecil. Wanita itu tampak akan menghampirinya, Ganis ketakutan, ia memeluk dirinya sendiri.

"Kamu siapa!" tanya Ganis pada wanita itu. Waspada.

"Tenang, aku hanya berniat untuk membantumu" jawab wanita itu berusaha menenangkan Ganis.

"Kalau kau berniat jahat untuk menjualku ke pria-pria brengsek, maaf. Aku rasa kau akan rugi. Perawan ku baru saja di ambil oleh seorang pria brengsek!" kata Ganis panjang lebar, menjelaskan kejadian yang menimpanya kepada wanita itu.

"Aku tidak berniat menjualmu, kenapa kau bisa berbicara seperti itu?" tanya wanita itu dengan alis berkerut.

"Mulut mu saja berbau alkohol. Apa aku salah mengira kamu berniat untuk menjualku?" balas Ganis. Wanita itu tertawa.

"Iya, aku memang minum. Tapi sepertinya kau yang sedang mabuk"

"Aku tidak mabuk! Aku hanya minum minuman yang membuatku merasa panas dan rela diperkosa!" ucap Ganis nyaring.

"Bisakah kau pelankan nada suara mu, kau wanita yang sangat polos"

"Mau apa kau kesini?" Ganis tidak memperdulikan ucapan wanita didepannya. Ia malah bertanya dengan nada kasar.

"Lihat saja dirimu. Kau beruntung karena aku berada di sekitar sini dan melihatmu ditelantarkan oleh pria-pria tadi." ucap wanita itu. Ia melihat kejadian barusan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 04, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Relung HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang