"Tapi, kamu harus menghabiskan minuman itu." pria itu kembali berucap, sambil menunjuk segelas air putih di nakas samping ranjang.
"Terakhir kali saya di beri minum oleh orang asing, saya berakhir di tempat yang membuat saya jijik, apakah minuman tuan akan berefek sama" tanya Ganis seakan tidak mau terjebak untuk yang kedua kali.
"Tenang saja. Kau tampak lelah, jadi kau boleh meminumnya" Kata pria itu berusaha membuat Ganis percaya akan kata-katanya. "Saya akan keluar" ucap pria itu lagi, lalu keluar dari ruangan.
Menyisakan Ganis sendirian. Ia merasa lega, laki-laki itu memang benar pikirnya. Sebuah harapan langsung membuat Ganis senang, sampai pada akhirnya, Ganis mengambil gelas yang di katakan pria itu.
Ganis meminumnya. Ia meminumnya hingga habis. Ganis seakan tidak belajar dari pengalaman sebelumnya. Ia dengan polos meneguk air itu.
Ganis hendak keluar dari ruangan itu. Namun pintu terkunci. Pria itu menguncinya.
Ganis mencoba untuk kembali membuka pintu itu. Namun tidak bisa.
Rasa panas merayap di tubuhnya. Keringat ganis bercucuran, pipinya bersemu merah akibat rasa panas. Padahal ruangan ini sebelumnya sangat-sangat dingin, pikir Ganis.
Semakin lama, rasa panas itu semakin menggila. Ganis tidak tahan, ia mencari-cari sesuatu yang bisa meredam panas dari tubuhnya. Ganis tidak tahan.
Pintu kemudian terbuka. Menampilan sosok pria itu lagi.
"Kau mencari ini sayang?" ucapnya sabil menunjukkan sebotol air mineral. Ganis mengangguk. Menuju pria itu, lalu ganis merebut air mineral tersebut, meminumnya dengan rakus.
"Tenang sayang, aku akan membantumu meredam semua ini" ucapnya lagi.
Kemudian menuntun Ganis menuju tempat tidur. Ganis ikut tanpa ada penolakan. Obat perangsang sudah merefek di tubuhnya. Ia sudah kehilangan akal sehat karena minuman tadi.
Pria itu mencium bibir Ganis dengan lembut, Ganis menerimanya. Efek obat perangsang.
Ganis menerima semua perlakuan dari pria tersebut.
Pria itu semakin menegang ketika melihat Ganis menerima perlakuannya. Ia menjamah seluruh tubuh Ganis. Menyesap bibir ganis dengan kasar. Menggigit bibir atas serta bawah milik Ganis. Menghisap lehernya yang jenjang, sehingga timbul bekas kemerahan di sana. Ganis melengguh. Ia meremas rambut pria itu.
"Kau sangat manis sayang, sekarang buka bajumu" ucapan pria itu, ganis menurutinya, seolah sudah terhipnotis.
Wajah ganis terlihat sangat menggoda, dengan pipinya yang bersemu merah. Raut takut yang sedari tadi gadis itu tampilkan seketika lenyap. Berubah menjadi raut penuh nafsu. Pria itu menyukai ekspresi Ganis.
Ganis membuka dress, hanya menyisakan bra dan celana dalam saja.
Pria itu kembali menjamah tubuh Ganis. Menyesapnya dari bibir, leher, kemudian membuka kaitan bra Ganis. Menampilkan dua gundukan yang tidak terlalu besar milik Ganis. Pria itu meremas keduanya, kemudian dengan rakus mengulum salah satu gundukan milik ganis. Memilinnya, menghisap putingnya, Ganis mendesah akibat perbuatan pria tersebut. Hilang sudah Ganis yang polos dan pemalu. Pria itu kemudian balas menyesap sebelah gunduk milik ganis. Payudara Ganis menegang.
"Kau mau yang lebih nikmat lagi?" tanya pria itu dengan suara paraunya.
Ganis mengangguk. Ganis terlarut. Tidak sadar dengan apa yang ia lakukan.
Pria itu kemudian turun, menciumi perut putih milik Ganis. Terus ke bawah. Sesampainya pada area pribadi milik Ganis. Celana dalam yang ia gunakan sudah basah.
"Kau basah sayang" ucap pria itu, lalu melorotkan celana dalam milik ganis.
Ganis sudah terlihat polos. Tanpa sehelai benang pun.
Pria itu kagum dengan tubuh Ganis. Betapa indah tubuh telanjangnya. Nafsu pria itu sudah di atas rata-rata. Ia dengan cepat membuka seluruh pakaian yang ia pakai. Lalu melemparnya asal.
Mereka sama-sama bertelanjang. Ganis melihat bukti dari gairah pria di depannya.
Pria itu membuka paha ganis lebar-lebar. Lalu memasukan satu jarinya di titik G-spot milik ganis. Sangat rapat.
Seketika pria itu terdiam.
Ya tuhan, dia masih perawan. Ucapnya dalam hati.
"Lakukan lagi" perintah Ganis, seolah tidak ada rasa malu lagi.
Pria itu menggerakkan jarinya di daerah pribadi Ganis. Basah, sangat basah.
"Aku sudah tidah tahan lagi, aku akan memasukimu sayang" kata pria itu. Kini ia sudah berada di atas Ganis. Kembali mencium bibir ganis. Sementara salah satu tanganya meramas payudara milik Ganis, dan tangan yang satu lagi berusaha menuntun betang kejantannya untuk memasuki ganis. Mengesek-gesekan batang kemaluannya di sana.
Kepala kemaluan pria itu berusaha untuk menerobos daerah pribadi Ganis, namun susah.
Dengan susah payah, pria itu kembali mendorong kejantanannya. Ganis nampak kesakitan. Laki-laki itu berusaha mengalihkan rasa sakit Ganis dengan melumat bibirnya.
Kini batang kejantanan pria itu sudah masuk setengah dari kemaluan Ganis. Ganis meremas rambut dan punggung pria itu dengan kuat. Air mata Ganis terjatuh.
"Tenang sayang, sebentar lagi kau akan merasakan nikmat"
Pria itu seketika menyesuaikan miliknya yang sudah berada di dalam ganis. Sungguh sangat rapat pikirnya.
"ahh" desah Ganis, semakin membuat pria itu semangat.
"Panggil aku Wisnu sayang" ucap pria bernama Wisnu tersebut.
"Wisnu.. " sebut Ganis dengan suara paraunya.
Pria itu bergerak maju mundur. Semakin lama gerakan nya kian cepat. Mereka sama-sama menikmatinya. Dan orgasme bersamaan.
Setelah puas. Wisnu melepas kejantanannya dari dalam Ganis.
Ia bangkit, memakai kembali pakaiannya. Lalu melempar dress tepat di hadapan Ganis yang masih terbaring lemah.
"Pakai pakaianmu, anak buahku akan membawamu pergi" kata Wisnu lalu keluar dari ruangan itu.
Kesucian Ganis telah hilang, hal yang sangat di jaganya. Kini ia sudah tidak perawan. Ganis yang malang.
Mohon bersabar ini ujian
Hai Hai berhubung akunya lagi baik part 2 dari akhir malam aku up
Semoga kalian gak basah ehh, #laritakutditimpukmassaSalam,
R D R
KAMU SEDANG MEMBACA
Relung Hati
RomanceTentang tiga sahabat dengan berbagai macam polemik kehidupan. Oleria Alexandria, Ghannissa Putri, Aliysia Callista ketiga perempuan dengan perbedaan latar, hidup, pikiran. Ketiganya bertemu tanpa di sengaja di suatu club malam di kota yang terkenal...