1 | Jean Bangsat

2.5K 177 22
                                    



"Jangan bersikap seolah lo yang paling terluka, jika senyuman masih bisa menutupi itu semua."

🐾

"Ngapain lo disini? Balik ke kelas lo, Jean!" Gadis itu mencoba mendorong tubuh Jean keluar dari kelasnya. Bukan tanpa alasan ia melakukan ini, bel masuk sudah berbunyi 5 menit yang lalu dan cowok aneh itu masih asyik bernyanyi di kelas yang bahkan tidak sejalur dengan jurusan yang ia pilih.

"Jean! Bentar lagi ada guru, Ish!" Gisel mencibir, tangannya tidak tinggal diam. Ia mencoba menyeret Jean keluar. "Nanti dulu Sel lagi seru ini.." Balas Jean kemudian kembali bergoyang.

"Hiyahhh mipa satu digoyangg.. Cendol dawet.. Cendol cendol! Dawet dawet! Cendol cendol! Dawet dawet! Cendol cendol! Dawet.."

Gisel menghela nafas lelah. Terserah, ia sudah tidak peduli lagi. Gisel lebih memilih duduk dan membuka buku paket Fisikanya, ia seolah menulikan pendengarannya dari suara Jean yang heboh itu.

Mereka sibuk bergoyang bahkan sejauh ini mereka sudah menghatamkan 3 lagu dangdut dan juga mempraktikkan beberapa goyangan maut nusantara. Terlebih kabar bahwa guru-guru sedang mengadakan rapat membuat suasana kelas itu semakin tak terkendali. Hingga ketika lengkingan khas ketua kelas membuat mereka semua mendadak berhenti. "DIEM LO SEMUA! JEAN BALIK KE KELAS LO!" Teriak cewek tomboy itu.

"Ck, lo ga asik ah!" Jean berdecak protes.

"DIEM!" Bentak Vena keras.

Muka gadis itu memerah namun sedetik kemudian ia menuduk dan isakkan itu mulai terdengar dari mulutnya. Jean yang tidak mengerti menatap yang lainnya seolah bertanya 'Si Vena kenapa, woi?'.

Gisel yang melihat hal tersebut langsung merangkul Vena, mencoba menenangkannya. "Lo kenapa, Na?"

".. Hiks.. Gisel." Vena merapatkan pelukannya kearah Gisel, bahunya bergetar senada dengan isakan tersebut. "Ka Farel.. hiks.. dia selingkuh." Adunya yang ditanggapi decakan protes dari Jean.

"Ck, gue kira kenapa."

Vena mendelik, ia menyeka air matanya kemudian menendang tulang kering cowok berlesung pipi itu kesal. "Lo mending diem, deh! Lo nggak tahu rasanya diselingkuhin, kan?!"

"Rasanya tuh sakit, Je! Nyesek di dada!" Ujar Vena, mata gadis berdarah Indo-Filipina itu sudah memerah sembab.

"Yaelah, tinggal longgarin beha lo kan beres."

"BANGSAT!"

"SINI LO, JEAAANNN!!"

🐾🐾🐾

Bel pulang sekolah berbunyi dengan indahnya. Setiap untaian nadanya mampu membuat para murid tersenyum dan melepaskan beban berat sebagai pelajar sejenak.

Sesegera mungkin Jean memasukkan alat tulisnya kedalam tas. Membuka dasi dan menata kembali rambut kecokelatannya itu. Ia berjalan kearah meja Andra yang berada dibarisan paling depan. "Bro!" Sapa Jean kemudian merangkul bahu Andra sok akrab.

Andra berdecih, ia mendorong kepala Jean menjauh. Andra sudah terbiasa dengan gelagat Jean yang seperti ini. Cowok berambut cokelat itu pasti lagi ada maunya.

"Gue nginep dirumah lo ya, bro."

Tanpa melakukan identifikasi lebih jauh sudah terbukti bahwa Jean pasti akan merepotkan Andra. Andra sudah cukup hafal dengan kelakuan dan kepribadian Jean mengingat sudah hampir 5 tahun ia mengenal cowok yang hobi merusuh itu.

"Hm." Andra menjawab dengan sebuah dehaman yang berarti 'iya'. Jean melonjak senang kemudian berniat memeluk Andra. Andra yang mengetahui hal itu langsung menghindar.

"Ihh Andraa.. aku kan mau meluk kamu." Kata Jean dengan suara yang dibuat-buat. Cowok itu merentangkan tangannya berniat memeluk Andra kembali.

"Bangsat! Lo najisin banget sih!"

"Kok kamu gitu sih?" Goda Jean lagi. Menjahili Andra memang termasuk kedalam hal yang wajib ia lakukan. Terlebih melihat wajah Andra yang mengernyit jijik dan amukannya yang bisa dibilang tidak biasa. Tentu, mampu membuat Jean tersenyum senang.

"Najis! Pulang sono ah! Kagak jadi gue nampung lo."

Jean memberengut namun sedetik kemudian ia tersenyum. Cowok berlesung pipi itu menepuk pundak Andra pelan. "Oke, jam 8 gue kerumah lo." Final Jean, kemudian ia berlari keluar kelas meninggalkan Andra sendirian.

Lagi.


🐾 J E A N🐾

JEAN [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang