Love ?

19 11 4
                                    

Bagian 2

" apakah kalian percaya dengan cinta pada pandangan pertama ? Jika iya kita sama sekarang. "

" Do you believe that love exists? I do not believe that, love is a lie. if love exists, then it is a painful pain. "


Jangan lupa untuk vote dan comment. ❤

Metta menelusuri rak - rak buku didepannya, langkahnya terhenti ketika ia mendapatkan buku yang ia cari. Buku Biologi, entah kenapa ia akhir - akhir ini ia sering berkutat dengan nama - nama ilmiah.

Setelah mendapatkan apa yang ia cari ia melangkah menuju meja tempat biasa yang ia duduki ketika membaca buku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah mendapatkan apa yang ia cari ia melangkah menuju meja tempat biasa yang ia duduki ketika membaca buku. Ia menduduki tempat favorite nya tersebut, tempat paling pojok dan dekat dengan jendela besar yang menampakkan aktifitas murid yang tengah bermain di lapangan basket. Setidaknya jika ia lelah membaca buku, ia bisa cuci mata.

" kamu ? Kita ketemu lagi "

Sebuah suara mengejutkan Metta, ia menoleh kesumber suara tersebut dan menampakkan seorang pria yang menabraknya tadi dikantin.

" lo? Ngapain disini? " tanya Metta.

Pria tersebut tersenyum " Saya ? Saya tadi mau pinjem buku, lalu ketemu sama kamu. "

" kita belum kenalan kan? Saya Ragatara Agrandjaya panggil saya Raga " ucap seorang pria yang bernama Raga tersebut sambil mengulurkan tangannya.

Metta menatap wajahnya dan tangannya secara bergantian lalu tersenyum dan menjabat tangan Raga " Mettasha Raquela panggil aja Metta "

Mereka berdua saling melemparkan tatapan yang menghipnotis satu sama lain hingga sebuah teguran menyadarkan mereka dan melepaskan genggaman tangan mereka.

" ini perpustakaan buat baca buku bukan tempat buat pacaran " ucap seorang pria paruh baya ber nametag Antok Wijaya beliau adalah penjaga perpustakaan disekolahini, setelah selesai berbicara dan menceramahi Metta dan Raga ia pergi meninggalkan mereka berdua.

Metta dan Raga hanya tersenyum canggung dengan Raga yang menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

" Metta saya boleh duduk disini? "

" hah ? Ahh ya boleh kok boleh " ucap Metta dengan nada yang sedikit gugup.

Hening ..

Itulah yang dirasakan hanya suara detingan jam, dan suara kertas dari buku yang menemani mereka berdua.

" lo? kamu? " ucap keduanya bersamaan, mereka berdua saling beradu pandang dan akhirnya terkekeh pelan.

" suasananya canggung ya " ucap Raga

Metta yang mendengar ucapan dari Raga hanya mengangguk dan tersenyum kecil " lo anak jurusan mana ? "

"  saya? Anak bahasa. Kamu sendiri? "

OrdinaryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang