Marah?

8 4 0
                                    

Bagian tiga.

“When you love someone, and you love them with your heart, it never disappears.” — Forget Paris

" Mencintai seseorang tanpa alasan, membencinya juga tanpa alasan. "
— Mettasha Raquela

Jangan lupa vote dan comment nya buat cerita ini.❤

Metta menatap Galen penasaran, sekarang Galen dan dirinya  tengah berada disalah satu atas gendung. Metta ingin bertanya kepada Galen, apa yang terjadi diantara mereka berdua.

" Jauhin Raga! "

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

" Jauhin Raga! "

Sebuah suara memecahkan keheningan diantara mereka, suara itu berasal dari Galen.

Metta mendengar pernyataan Galen menatap Galen dengan bingung.

" Kenapa? "

" Lo gak perlu tau alasannya, yang penting turutin kata gue! "

" Gue gak mungkin jauhin dia tanpa alasan, Galen! "

" Gue gak suka sama dia yang ngedeketin lo! " bentak Galen.

Metta tersentak kaget mendengar bentakan dari Galen. Ia berdiri menghadap Galen.

" Sejak kapan lo jadi suka ngebentak gue! Lo udah tau gue gak suka dibentak! " teriak Metta, dan melangkah pergi namun langkahnya terhenti.

Ia menatap tajam Galen " Dan lo gak berhak buat ngelarang gue buat deketin dia, hanya gara - gara alasan gak masuk akal dan gak jelas lo itu " sambungnya dan melanjutkan langkahnya untuk pergi keluar.

Galen menatap Metta yang pergi meninggalkannya. Tidak ada niat sedikitpun untuk mengejarnya, percuma Metta masih dalam kondisi emosi yang tinggi begitu pula dengannya.

Ia mengacak dengan kesal rambutnya sendiri. Galen menduduki salah satu kursi dengan kasar, kursi tersebut menghadap ke arah atap gedung - gedung yang lain, ia tertunduk sebentar. Ia menyadari kesalahannya seharusnya ia tidak membentak Metta, itu semua karena emosinya.

" Bangsat! " teriaknya.

• • •

Metta menelusuri jalan menuju rumahnya, ia menghentak - hentakkan jalannya dan mengomel sendiri. Hingga orang - orang yang melihatnya menatapnya takut. Mungkin karena ia disangka orang gila.

" Metta? "

Metta menoleh ke sumber suara, ia tersenyum " Raga, ngapain disini ? "

Metta menoleh ke sumber suara, ia tersenyum " Raga, ngapain disini ? "

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 04, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

OrdinaryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang