Eleven

8.4K 670 86
                                    

Baby

"Semuanya menjadi terbalik ketika Chanyeol tak sengaja menemukan banyak foto bayi di instagram milik Baekhyun. Seharusnya Chanyeol tak peduli, tetapi ketika melihat salah satu foto bayi di postingan itu, Chanyeol kemudian berakhir dengan mengejar-ngejar Baekhyun. "Beritahu aku siapa ayahnya, maka aku akan menandatangani naskahmu." —Chanyeol."

-------------------------------------------------------------

Chapter11

CB

~

Kiranya di dunia ini adalah satu dua orang yang akan menyayangkan mengapa sekolah harus dilakukan. Karena kenyataannya sifat manusia takkan berubah benar dengan cepat walau seberapa keras tata krama dan sopan santun diterapkan.

Dan Yoora menjadi salah satu dari mereka yang menyayangkan usaha sia-sia para guru untuk membuat sifat manusia menjadi baik terlihat. Sebab adiknya, Park Chanyeol sama sekali tak terpengaruh.

"Yoora."

Lihat saja bagaimana lelaki itu memanggil seseorang yang tiga tahun di atasnya tanpa ada sematan hormat sama sekali. Dan itu hanya merupakan satu dari segala hal menyebalkan lainnya yang menjadi ciri khas Chanyeol.

Meski begitu, Yoora sudah terbiasa. Protesannya tak akan diindahkan sama sekali oleh adiknya yang terhormat.

Yoora memutar matanya kemudian menyenderkan tubuh sepenuhnya pada punggung sofa selagi Chanyeol mendekati dirinya.

"Bukankah kau punya teman seorang apoteker?" Tanya lelaki itu. "Aku butuh ramuan khusus untuk menyembuhkan tumor."

Anggukan Yoora sedikit melambat menatap Chanyeol. "Siapa yang sakit tumor, Chan?"

Chanyeol mengeluarkan segala keresahannya dalam hembusan nafas berat. Fokusnya berubah menyendu kala balik menatap Yoora.

"Seseorang..yang aku suka."

Wanita itu refleks saja membulatkan matanya tak percaya. Langsung berubah tak enak hati begitu mendapati garis risau memenuhi wajah adiknya.

"Lalu bagaimana keadaannya?"

Chanyeol menggeleng lemah. "Sepertinya dia tidak menyadari itu, tetapi aku merasakannya. Sangat keras terasa."

Bulatan mata wanita bermarga Park itu kemudian berganti dengan satu tarikan pada alis. Tentu merasa aneh mendengar sebuah tumor dapat dirasakan oleh tangan.

"Memang di bagian mana kau merasakannya?"

"Perut."

-:- -:- -:-

"Tumornya di perut?"

Sementara kening salah seorang wanita di seberang sana berkerut, Yoora alih-alih memberikan anggukan cepat walau sebenarnya pun ia meragu atas ucapan adiknya.

"Hm." Wanita dengan mata bulat indah itu menatap skeptis pada temannya di seberang sana. "Sebenarnya aku baru tahu jika tumor juga ada di perut."

"Aku pun, unnie." Wanita yang memiliki manik seperti rusa itu pun benar menyetujui Yoora. "Dan aku juga baru pertama kali mendengar tumor dapat dirasakan tangan." Gumamnya merendah di akhir.

"Tetapi adikku sepertinya tidak berbohong, Luhan. Wajahnya terlihat sangat gelisah."

Walau berakting hampir setiap hari dilakukan adiknya, Yoora tetap akan bisa menemukan satu garis di wajah Chanyeol yang menunjukkan kepura-puraan. Dan itu tak ia tangkap tadi saat Chanyeol mengatakan sebuah tumor di perut yang amat jarang Yoora dengar sendiri keberadaannya.

The Baby Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang