Di Tantang

48 2 0
                                    

Setelah lulus SMA, aku bahkan merasa menjadi pengangguran. Bukan merasa sih, tapi emang kenyataan sekarang jadi pengangguran 'hanya sementara'.
Aku hanya mengisi waktu lenggang ku dengan bermain Game atau pergi bersama teman-teman.

Cukup membosankan bagiku. Dan juga aku masih di buat pusing oleh kakakku sendiri. Tentang Universitas mana yang akan kupilih. Dia - Kak Ega ingin memasukkanku ke Universitas Gajah Mada. Tetapi, aku tidak ingin jauh dari keluarga. Walaupun masih di wilayah Indonesia, tetap saja aku tidak ingin pergi ke luar kota. Yang pasti aku tidak ingin meninggalkan Bandung.

Tapi, apa boleh buat? Walaupun aku sudah menolak keras keinginannya. Ia tidak akan mengubah keputusan yang telah dibuatnya. Resiko punya kakak keras kepala, hiks.
Karena dia telah membuat keputusan secara sepihak, aku pun tidak mau pasrah dan tinggal diam. Aku membuat satu permintaan yang harus dikabulkan olehnya. Permintaanku cukup mudah, aku hanya meminta kebebasanku dalam melakukan apapun yang aku senangi tanpa ada campur tangan darinya selama satu bulan.

Awalnya ia menolak dan tidak menyetujui permintaan yang kuajukan. Namun, berkat ancaman yang kuberikan - ia akhirnya luluh juga.

Selama ini aku sedikit terkekang. Semua keinginan logistikku memang terpenuhi berkatnya. Namun keinginan dalam hobi dan kesenanganku yang lain itu sungguh miris. Tidak ada satu pun hobiku yang ia sukai. Salah satunya balapan. Iya, memang secara logika itu sungguh sulit untuk diterima oleh semua anggota keluargaku, jika aku menyukai arena balap. Namun, itu sudah menjadi keinginanku sejak SMP untuk bisa menjadi seorang pembalap wanita.

Sampai-sampai aku nekat mencuri waktu untuk bisa balapan liar bersama teman-temannya Zidane.
Dan pada akhirnya, aku tidak perlu diam-diam lagi untuk bisa balapan. Aku sungguh bahagia. Meskipun hanya satu bulan, tapi itu sudah cukup bagiku.

*-*-*-*-*

Malam ini, pukul 20:00 wib. Aku sedang duduk di Caffe sambil menikmati segelas Moccacino Latte - salah satu minuman favoritku.

Aku duduk sendirian tanpa mengajak Jenny, Laura dan Bella. Mungkin, sekarang mereka sedang bersantai di rumah mereka masing-masing atau melakukan kegiatan malming - terutama Jenny yang mungkin sedang kencan dengan pacarnya. Aku tak ingin mengganggu aktivitas mereka. Aku juga tidak masalah duduk malming sendirian di Caffe.

Setelah aku selesai menghabiskan minuman favoritku dan sudah bosan bergelut dengan Wifi. Aku berniat untuk pulang karena sudah pukul 9 malam.

"Keyla!"

Langkahku terhenti saat ada seseorang yang memanggil namaku. Aku mencari siapa yang telah memanggilku. Dan aku menemukan Zidane yang tak jauh dari tempatku berdiri. Ia berjalan mendekat ke arahku.

'Deg'

Jantungku seperti berhenti berdetak saat dia berada tepat dihadapanku. Tidak ada perubahan dengan tampilannya. Ia masih seperti yang dulu.

"Key, lo kenapa ngelamun?" tanyanya yang sontak membuatku salah tingkah.

"Gakpapa kok," jawabku menahan malu.

"Gue mau ngomong..." ucapnya menggantung lalu duduk di kursi dan aku juga ikut duduk di kursi yang berhadapan dengannya.

"Mau ngomong apa?" tanyaku penasaran karena dia selalu menggantungkan ucapannya.
(Ucapannya aja suka digantung apalagi perasaan gue, hiks)

"To the point aja ya gue?"

"Iya, emang lo mau ngomong apaan sih?" tanyaku penasaran.

"Ada yang nantang lo balapan."

KeylaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang