satu (Teman Baru)

317 8 0
                                    

Daerah khusus ibukota Yogyakarta adalah salah satu tempat yang sering dikunjungi para siswa sekolah untuk mengadakan penelitian mengenai sejarah dan beberapa praktek sains, selain itu juga berfungsi sebagai tempat wisata. Bis SMA Gazar sedang melaju menyusuri jalanan tol yang dipenuhi mobil yang berlalu-lalang bersamaan dengan lampu yang kerlap-kerlip memenuhi seisi jalan. Sementara di dalam bis, dipenuhi dengan lautan suara yel-yel semangat para siswa.
Kecuali Raina, gadis berlesung yang duduk sendiri di tengah ramainya suara-suara teman-teman kelasnya. Mata sayunya hanya terfokus pada jalanan, sesekali matanya melirik pada teman-temannya kemudian kembali menatap jalanan.

"Kamu duduk sama anak jalang itu aja Put" kata Tuti.
Tuti adalah salah satu teman kelas Rain, Tuti cukup terkenal di sekolah Rain karena selain Tuti cantik, Tuti juga berasal dari keluarga kaya.
"Ngga sudi gue" Ketus Putri, tentu saja. Tidak ada yang akan mau duduk dengan Rain. Justru teman-teman kelas Rain merasa Rain adalah aib di dalam kelasnya.
"Dia bukannya temen lo ya?" Tanya Tuti pada Putri.
Rain menoleh, dilihatnya Putri.
Dua tahun lalu Putri adalah sahabat baik Rain, tapi dengan berjalannya waktu Putri menjelma menjadi sosok sahabat yang mengerikan bagi Rain.
"Bukan"
Harapan Rain hancur, bola matanya ia turunkan. Dadanya sesak, matanya memanas. Rain berharap Putri kembali menjadi temannya.
"Bukannya lo pernah duduk sebangku sama dia?" Tanya Tuti kembali.
"Iya, dulu! Pas gue belum tau kalo ibunya jalang" Tenggorokan Putri tiba-tiba menegang, bola matanya ia turunkan. Perasaan bersalah menghadang Putri. Bagaimanapun dulu Rain pernah menjadi sahabat baiknya, mengapa Putri sangat jahat pada Rain? Mengapa Putri tega pada Rain? Cepat-cepat perasaan bersalah itu ia tepis. Ia sudah tidak mau tahu lagi tentang Rain.
"Hah emang ibunya jalang?" Nada suara Tuti dikeraskan seolah ingin membuat semua siswa kelasnya tahu kalau Raina terlahir dari rahim seorang pelacur.

Putri menatap Raina. Kemudian, Putri menunduk. Sebenarnya Putri merasa kasihan pada Rain, ia juga ingin berteman lagi dengan Rain tapi karena teman-temannya menjauhi Rain dengan terpaksa Putri juga menjauhinya, karena takut Putri ikut-ikutan dijauhi teman-teman kelasnya.
Tenggorokan Rain menegang, butiran air dari matanya mulai menetes satu per satu.  Dilihatnya Rain yang sedang terisak-isak dengan air matanya. Putri benar-benar merasa bersalah pada Rain. Padahal selama dua tahun duduk bersama Rain, Rain selalu berada di sisi Putri.

Di sekolah Rain sangat terkenal karena dijadikan bahan ejekan oleh teman-temannya, tidak terkecuali para guru juga sering kali merendahkannya karena latar belakang Rain.

Selama satu tahun kehidupan Rain seperti di neraka, dipenuhi dengan mata-mata sinis dan perkataan iblis yang mengatakan bahwa Rain anak pelacur bahkan sampai ada siswa yang mengatakan kalau Rain anak hasil hubungan gelap ibunya. Rain merasa semesta mengutuknya, semesta tidak adil padanya.

Dua tahun lalu kehidupan Rain benar-benar bahagia, setiap hari senyumnya selalu menghiasi wajah cantiknya. Sampai suatu hari saat ibu Rain meminta bertemu dengan Rain di sebuah kafe, salah satu teman kelas Rain melihatnya. Tuti melihat ibu Rain yang sedang duduk dipenuhi oleh laki-laki berkumis yang memakai jas. Tuti pikir laki-laki itu ayah Rain, Tuti mengikuti ibu Rain. Sampai akhirnya rahasia yang Rain tutupi terbongkar dengan begitu menyesakkan.

Rain tinggal bersama nenek dan satu adik perempuannya yang baru menginjak kelas dua sekolah dasar. Sejak kecil Rain dirawat oleh neneknya hingga sekarang, bagi Rain neneknya adalah sumber semangat untuk Rain. Saat ini, Rain hanya berharap kehidupan adiknya tidak seperti dirinya. Semoga di sekolah Ica adiknya, tidak seperti di neraka seperti apa yang Rain rasakan.

Bis yang Rain tumpangi berhenti di depan hotel melati, tempat penginapan siswa-siswi SMA Gazar.
Rain keluar bersama koper di tangannya. Semua siswa dikumpulkan di depan bis untuk pengarahan panitia. Panitia menyuruh semua siswa langsung ke kamar masing-masing untuk beristirahat. Tidak ada yang mau sekamar dengan Rain. Lebih tepatnya Rain diusir dari regunya.

Rain-duTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang