Pukul 22.00 semua wisatawan dari SMA Gazar sudah sampai di gedung sekolah bertingkat dengan lapangan yang luas. SMA Gazar termasuk sekolah favorit di kota Bogor, hanya kalangan ke atas yang menjadi penghuninya. Berkat kepintaran Rain dan kegigihan neneknya yang berkerja paruh waktu Rain bisa masuk di SMA itu.
Beberapa mobil sedan terpakir di area lapangan sekolah untuk menjemput anaknya atau anak majikannya. Rain mengedarkan bola matanya, mencari seseorang yang sudah ia hubungi untuk menjemput Rain.
"Mang Anton, Rain di sini.." Teriak Rain, tangannya dilambai-lambaikan. Senyum merekah dari wajahnya, Rain senang dengan kedatangan seorang laki-laki berjaket kulit yang berumur 56 mengendarai sepeda motor legenda dengan helm di kepalanya.
"Mamang udah nunggu dari pukul 9 malam neng di sini" keluh laki-laki yang dipanggil 'mang Anton' oleh Rain.
"Oya? Wah. Maaf banget ya mang, tadi di jalan macet jadi telat deh pulangnya. Hehe. Tapi tenang Mang, Rain udah siapin oleh-oleh buat Mamang" Seru Rain dengan semangat.
"Beneran Neng?" Kata Mang Anton, tak kalah semangat.
Rain mengangguk senang.Sepeda motor tua itu meluncur, membawa Rain pada suasana rindu yang ingin segera diobati. Rain sudah tidak sabar lagi ingin bertemu dengan neneknya dan Ica.
Bintang bermunculan seolah ingin melihat senyum dari bibir Rain. Kejadian di Yogyakarta akan Rain kubur dalam-dalam, kecuali kejadian bersama Tama teman barunya. Jika mengingat Tama, Rain merasa mempunyai teman.
Sesampainya di depan rumah milik neneknya. Rain langsung berlari ke dalam rumah, bibir neneknya tersenyum haru melihat cucu kebanggaannya datang dengan selamat.
"Gimana liburannya seru?" Pinta wanita paruh baya yang memakai sarung bunga-bunga. Rambutnya sudah mulai memutih karena dimakan oleh usia.
"Iya Nek seru" Jawab Rain dengan antusias, Rain hanya menyembunyikan perasaannya. Rain tidak mungkin menceritakan kejadian saat di Yogyakarta pada neneknya, Rain tidak akan membiarkan neneknya sedih. Lagi pula selama di Yogyakarta tidak semua kejadian begitu menyakitkan, ini semua berkat anak pemilik hotel yang menjelma sebagai pelayan hotel bernama Tama.
"Syukurlah, nenek senang mendengarnya"
"Iya nek"
"Oya, Ica mana nek?" Tambah Rain.
"Ica udah tidur"
"Oh.. nek Rain beliin sesuatu buat nenek" Rain meraih kopernya, membukanya. Sebuah kaca mata minus diletakannya pada tangan nenek kesayangannya itu.
"Kaca mata?" Tanya nenek Rain dengan heran, saat ke Yogyakarta neneknya hanya memberi uang saku seharga kaca mata yang dihadiahkan Rain untuk neneknya, karena masalah biaya selama di Yogyakarta Rain harus berhemat.
"Iya nek" Rain tersenyum simpul, hanya tiga oleh-oleh yang Rain beli. Satu untuk nenek, satu untuk Ica dan satunya lagi untuk mang Anton karena mang Anton sudah mengantar dan menjemput Rain.
"Kamu dapet uang dari mana? Ini kan mahal. Nenek hanya memberi ongkosmu sedikit" sesekali wanita paruh baya itu batuk-batuk, paru-parunya tidak kuat merasakan dinginnya malam.
"Uang tabungan Rain dibuka nek, hehe"
Wanita tua itu tersenyum penuh haru. Rasa bangganya memiliki cucu seperti Rain sangat tergambar dari sudut mata sayunya.
"Yauda, sekarang kamu mandi abis itu istirahat ya"
Rain mengangguk dengan antusias.•••
Angkutan kota hari ini sangat dipadati olah siswa-siswi yang akan berangkat ke sekolah. Mulai dari pakaian rok merah, biru dan juga abu.
Sehelai rambut Rain berkeliaran karena angin muncul di depan wajah cantiknya. Rain yang sedang sibuk dengan lamunannya tidak menghiraukan sehelai rambut yang mengganggu sedari tadi.Sekolah dengan gedung yang mewah milik Rain mulai tampak. Hari senin adalah kiamat kecil untuk para siswa, selain harus datang sepagi mungkin para siswa juga harus menggunakan atribut sekolah dengan lengkap. Suasana kelas Rain sudah diselimuti dengan kegaduhan, mulai dari atribut yang ketinggalan, berdandan, makan di kelas dan bergosip dengan tema stady tour di Yogyakarta kemarin ada juga Tuti yang menyombongkan bertemu dengan jefri nichole di bioskop saat menonton jailangkung 2. Sementara Rain sedang melamun di pojok.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rain-du
Teen FictionRain terlahir dari rahim seorang pelacur. Kesehariannya di sekolah hanya menjadi bahan ejekan teman-teman kelasnya. Suatu hari sekolahnya mengadakan study tour, Rain tersesat di tengah luasnya kota Yogyakarta sampai kemudian semesta mempertemukan Ra...