"daripada nungguin orang yang ga pasti dateng, mending bareng gua"
Seorang lelaki memberhentikan motor ninja hitam miliknya, berbicara kepada gadis yang sedang berdiri menatap kearah sepatu putihnya sambil dimain mainkan.
Gadis itu mendongak, melihat lelaki yang sudah beberapa hari ini terus mengusik kehidupannya tanpa berucap apapun."keylin arzella, gua ngomong sama lo bukan sama angin"
"udah ada yang jemput"
"siapa? Pacar lo yang ga bertanggung jawab itu? Yang tiap hari harus buat lo nunggu kaya gini tapi dia nya kaga dateng dateng?"
semprot shaka yang membuat eylin tertohok jiwa dan raga.
"maksud lo ngatain pacar gue kaya gitu apa? Daripada ngurusin hidup gue. Mending lo pulang, udah dicariin sama mama"
Gadis yang sering dipanggil eylin itu balas mengejek. Tak terima jika pacarnya di cap sebagai lelaki tak bertanggung jawab oleh orang lain.
Shaka Akenric, mendengar namanya saja membuat eylin sudah kesal setengah mati. Apalagi jika ia harus berurusan dengan pria itu. Menyebalkan. Anehnya, shaka selalu bisa menemukan keberadaannya. Mengganggu nya bahkan tidak pernah membiarkan eylin hidup dengan damai seperti dulu.
Jika saja bukan karena pak andri, guru olahraga nya yang menyuruh eylin untuk memanggil shaka dilapangan basket beberapa hari yang lalu, mungkin shaka tidak akan mengenalnya dan hari hari nya dapat damai seperti biasa."mama siapa yang nyariin? Mama lo? Kenapa? Udah ga sabar mau ketemu calon mantu?"
Untuk kesekian kalinya. Eylin tidak habis pikir dengan isi otak pria itu. Jawabannya selalu saja membuat eylin hilang akal. Ingin sekali rasanya ia memutilasi shaka sekarang juga. Namun melihat sapi kurban disembelih saja ia tidak tega, apalagi jika harus menyembelih manusia secara langsung."pertama, bunda gue gabakal mau punya menantu kaya lo. kedua, lo ga berhak ngatain pacar gue kaya gitu. Ketiga, gue gamau pulang bareng lo. Dan keempat, jangan ganggu hidup gue lagi"
"yang kelimanya mana? Biar pas kaya pancasila"
Shaka menyilangkan kedua kakinya sambil menyender dimotor. Tangannya ia masukkan kedalam hoodie putih miliknya. Menyenangkan sekali rasanya mengganggu eylin setiap saat dan membuat gadis manis itu kesal.
Jika itu bisa dibilang hobi, maka menggangu eylin adalah hobi terfavoritnya saat ini.
Shaka menyukai eylin, gadis itu memiliki aura yang menarik dimata shaka. Menurutnya eylin berbeda, tidak seperti gadis gadis lain yang menyukainya karena ia adalah kapten basket disekolah, memiliki wajah yang tampan dan kaya.
Sifat galak sekaligus menggemaskan eylin membuat rasa penasaran muncul didalam diri shaka. Jarang sekali ada wanita yang mengetusinya seperti itu. Karena selama ini ia selalu mendapat sapaan lembut dari para gadis disekitarnya dengan suara yang selalu diimut imutkan.Shaka menunggu eylin angkat bicara. Namun sepertinya gadis itu tak berniat membuka suaranya lagi. Shaka mendengus pelan. Menyalakan mesin motornya lalu memakai helm yang sempat dicopot.
"bareng ga nih?" shaka menawarkan tebengannya untuk kedua kali.
Dia yakin gadis itu tidak akan bisa menunggu lama disini sendirian. Dan akhirnya ia akan bersedia diantar pulang oleh shaka seperti biasa."ga mau. Gue bisa pulang sendiri"
Eylin menyalakan hp nya, menelpon seseorang yang bisa ditebak adalah rafa. Pacarnya saat ini.
Shaka tau dan bahkan sangat tau kalau eylin sudah memiliki pacar. Bukannya ingin menjadi perusak hubungan orang, namun menurut pandangan shaka pacarnya eylin jauh dari kata pria yang baik, yang membuat shaka seperti diberikan peluang yang besar oleh rafa untuk mendekati pacarnya."raf, kamu jadi jemput aku kan?" tanya eylin kepada lawan bicaranya ditelpon.
Shaka menggeleng gelengkan kepala mendengar cara bicara eylin kepada rafa sangat berbanding terbalik saat eylin berbicara dengannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Elegir [ON GOING]
Teen FictionJika diberi pilihan menjadi dilan atau romeo, maka shaka tak akan memilih keduanya. Karena dia lebih suka ditakdirkan bertemu keylin daripada bertemu milea dan juliet. ------------ "ketika rasa telah disadari, apakah dia masih menanti atau sudah pe...