"shaka" panggil eylin yang melihat shaka sedangduduk dipinggir lapangan sekolah bersama kedua temannya, zakri dan arya.
ketiga pemuda itu mencari sosok yang memanggil nama shaka tadi. dilihatnya eylin sedang berdiri didekat pilar koridor tak jauh dari tempat mereka berada. eylin terlihat melambai lambaikan tangannya kepada shaka.
"dipanggil tuan putri nya tuh"
shaka menepuk pundak zakri dan arya kemudian berlalu pergi menuju eylin.
"susah ya kalo punya temen lagi bucin bucinnya" gerutu zakri yang disetujui oleh arya.
"tumben lin" shaka yang mendekati eylin mengundang sorotan dari banyak pasang mata. berusaha menguping obrolan mereka untuk mencari tau ada hubungan apa eylin dengan idola nya itu.
"gue mau ngomong, tapi jangan disini"
"ngomong apa? mau nembak gue?"
eylin menepuk lengan shaka yang membuat lelaki itu meringis.
"sesuatu. nanti pulang sekolah gue tunggu ditaman belakang sekolah"
"harusnya lo tngguin gue sebentar lagi kalo mau ditembak. masa cewe nembak duluan"
"apasii ka orang gue serius"
"serius mau nembak gue?"
Merasa kesal, eylin dengan sengaja menginjak kaki shaka menggunakan sepatu putih miliknya kemudian berlalu pergi.
shaka memengang sebelah kakinya yang tadi di injak oleh eylin sambil mengelus dadanya sabar. melihat sosok gadis mungil itu berlalu pergi tanpa ada rasa belas kasihan sedikitpun.
"emang cowo selalu salah dimata ceue"
******
"kenapa lo?" tanya tara yang melihat eylin masuk kekelas dengan wajah kesal.
"ketemu orang gila"
"si murni?"
"bukan, kali ini orang gilanya cowo"
"orang gila apa orang yang bikin lo jadi gila?" goda tara sambil menarik turunkan alisnya setelah paham bahwa orang yang dimaksud eylin adalah shaka.
eylin mendorong kepala tara pelan, orang lagi kesal malah dibikin tambah kesal, memang tara sangat tidak mengerti situasi.
"lo lebih gila tar"
"eh ngomong ngomong lo jadi minta shaka buat nurutin kemauan rafa?"
"kita liat nanti"
eylin sudah memutuskan apa yang akan dilakukan nya dengan berfikir semalaman, membuat kantung matanya besar dan menghitam.
"yee upil kuda, sok misterius lo"
obrolan mereka terhenti, ketika seorang guru dengan dandanan menornya memasuki ruangan kelas. sebut saja bu gaul, dia guru mata pelajaran bahasa inggris sekolah mereka. walaupun dandanannya sangat tidak enak dilihat tetapi sifatnya yang humble dan sangat mengerti para siswanya membuat dirinya sangat digemari disekolah itu.
******
Eylin bergegas menuju taman belakang sekolahnya saat guru mapel terakhir hari ini menutup pelajarannya.
Dia sudah berkata pada tara bahwa akan menemui shaka hari ini disana.
Dilihatnya disekeliling taman tidak ada siswa seorangpun. Shaka juga belum menampakkan batang hidungnya. Alhasil dia harus menunggu dulu disebuah bangku taman yang terdapat disana.
Ia menyumpal telinganya menggunakan earphone miliknya. Sampai sampai rasa kantuk menguasai dirinya.
Eylin memejamkan matanya, menikmati tiap alunan musik yang terputar sambil menopangkan tangan di dagu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Elegir [ON GOING]
Teen FictionJika diberi pilihan menjadi dilan atau romeo, maka shaka tak akan memilih keduanya. Karena dia lebih suka ditakdirkan bertemu keylin daripada bertemu milea dan juliet. ------------ "ketika rasa telah disadari, apakah dia masih menanti atau sudah pe...