"masih menanti kepastian,namun rasanya semakin sesak di hati. ingin beranjak pergi,namun hati enggan meninggalkan. ya selucu itu memang."
^Alan
hari sudah mulai petang ,sang senja pun mulai beranjak pergi berganti dengan sang malam.
Evelyn sedang duduk berdua dengan alan menikmati makan malam yang cukup sederhana, indomie goreng beserta telur dan sayur yang di masak oleh Alan.
"Jangan keseringan makan mie kamu tuh,gak baik buat kesehatan" omel alan pada evelyn.
"Mumpung di rumah kakak, kalo di rumah mana boleh makan indomie, tau sendiri kak Rendy kya gimana " jawab nya sambil cemberut
"Iya deh iya, oh iya tadi kakak kamu bilang kalo si..hmm mantan kamu ud...."
"Stop" potong Evelyn sebelum Alan menyelesaikan ucapannya. "Jagan bahas dia deh,bikin bete aja si"
"Wah belum bisa move on ya kamu" godanya pada Evelyn.
"Udah move on tuh,ngapain ngegalauin orang yang udah mau tunangan,kurang kerjaan banget" kesal nya.
"Wah wah kyaknya beneran belum move on" godanya lagi.
"Iisshh apaan si kok jadi bahas dia , hilang deh napsu makan aku " omelnya dengan bibir cemberut.
"Yah gitu aja ngambek"
"Au ah" jawabnya singkat
"Gimana kalo kita makan di luar? " bujuknya
"Gak mau !"
"Yaudah kalo gak mau pergi,yakin nih gak mau ikut kakak ? Hmm enaknya makan pizza atau burgerking ya? " ucapnya pada gadis itu, Evely hanya melirik nya sedetik kemudian memalingkan wajahnya nya ke arah lain.
"Nanti nyesel loh " tapi sang gadis tetap memalingkan wajahnya. "Kakak tlaktir deh semua yang kamu pengen,mau apa? pizza ? burger ? Es cream? Atau coklat,hmmm ?" Rayunya pada Evelyn.
"Semua oke? " jawabnya cepat tanpa tahu mal.
"Oke, apa sih yang gak buat kamu" ucapnya sembari senyum dan mengelus lembut rambut Evelyn.
"Oke deh,kakak terbaik pokonya " ucapnya dengan balas tersenyum.
Tanpa gadis itu sadari, Senyuman tulusnya membuat lelaki di depan nya sulit untuk mengontrol detak jantungnya sekarang.________________________
Setelah puas memakan pizza dan es cream,juga tak lupa membeli coklat kesukaan sang gadis,mereka berdua memutuskan untuk pulang.
Evelyn tak henti-henti nya tersenyum kala memandangi banyak nya coklat yang ia beli tadi di super maeket,tentu saja semua itu alan lah yang membayarnya.
"Terima kasih kak,udah bikin aku seneng hari ini" ucapnya sembari tersenyum tulus ke arah Alan. Cukup beberapa detik Alan pun terpaku pada seyuman Evelyn sebelum Evelyn memanggil namanya barkali-kali dan Alan pun tersadar dari keterpakuan nya.
"Ah,i-iya sama-sama" balasnya dengan tersenyum pada Evelyn. "Ah udah malem,kita pulang yuk, kamu tunggu sini ya , kakak ambil mobil dulu di parkiran.
"Oke,jangan lama-lama kak"
"Siap princess"
"Ish apaan si,udah sana pergi,keburu malem nanti kak Rendy keburu ngomel"
"Iya iya,tunggu sini jangan kemana-mana oke" yang di balas amggukan oleh Evelyn, Alan pun pergi menuju parkiran. Dan sepeninggalan nya Alan, seseorang menarik tangan Evelyn.
"Ah sia-appa? " ucapnya sepontan. Setelah menyatadari siapa yang menarik tangan nya,dia pun menghentikan langkah nya.
"Lo,ngapain disini,ngapain narik-narik tangan gue? , lepasin ! " ucapnya kesal pada lelaki di depan nya.
Dirga pun melepas kan genggaman nya pada tangan Evelyn.
"Aku mau ngomong sama kamu"
"Mau ngomong apa, sorry gue gak ada waktu buat dengerin omong kosong lo "
"Plies, dengerin dulu penjelasan aku, aku tau selama ini aku banyak nyakitin hati kamu"
"Itu nyadar" balanya cepat.
"Tapi aku punya alasan adara, aku gak ada pilihan selain ninggalin kamu"
"Stop jagan panggil Adara,panggil gue Evelyn"
"Oke,tapi dengerin dulu alasan aku kenapa ninggalin kamu dulu" Dirga pun mulai menjelaskan alasan nya. Setelah mendengarkan alasan Dirga meninggalkan nya,Evelyn hanya diam tanpa ekspresi, entah ekspresi apa yang harus dia beri setelah mendengar semua fakta mengejuykan yang baru dia dengar.
"Maaf adara" Dirga pun meraih tangan gadis di depan nya " minggu depan aku akan tunangan, tapi aku gak bisa bohongin perasaan aku, kamu tetep satu-satunya yang aku cinta, jadi tolong adara maafin a- " belum sempat dia menyelesaikan ucapan nya, Alan lebih dulu memberikan Dirga pukulan yang cukup keras pada pipinya,tak mau kalah Dirga pun membalas memukul Alan,Namun pada saat Alan akan memberi pukulan lagi pada Dirga,Evelyn menghentikan nya dengan berdiri di antara kedua nya.
"Kak plies, kita pulang sekarang " pinta nya dengan air mata yang sudah di pelupuk mata nya. Melihat keadaan gadis di depan nya,Alan pun dengan cepat memeluk Evelyn.
"Oke kita pulang sekarang.tapi kakak mohon jangan nangis ya? " Evelyn pun mengangguk. Alan pun melepas pelukan nya dan membawa Evelyn pergi segera mungkin dari sana dengan menggenggam erat tangan Evelyn tanpa memperdulikan lagi Dirga yang masih terduduk di tanah.
Dirga pun berdiri dan menyaksikan adegan di depan mata nya dalam diam. Hatinya terluka melihat gadis yang di cintainya bersama lelaki lain. Kini pemuda itu pun putus asa dan bertanya-tanya. Apakah tidak ada kesempatan lagi baginya dan apakah gadis yang ia cintai sudah mencintai lelaki lain.Setelah kejadian tadi, di dalam mobil Evelyn hanya diam sepanjang perjalanan pulang, begitu pun dengan Alan, dia tidak bertanya ataupun meminta penjelasan pada Evelyn. Mobil mereka pun tiba di halaman rumah Evelyn.
" Ra, kita udah sampai " suara Alan pun menyadarkan Evelyn dari lamunan nya.
"Ah iya, terima kasih kak, hmm mau masuk dulu ? " tanya nya
" udah malem Ra, kakak langsung pulang aja "
" oke deh, kakak hati-hati di jalan" alan pun tersenyum dan mangangguk.
Saat Evelyn akan membuka pintu gerbang.tiba-tiba Alan memanggilnya.
"Ra,," Evelyn pun menolah
"Hmmm? " tanyanya bingung.
" cuma mau bilang, good night, nanti kakak telepon kalo udah sampe rumah" Evelyn pun menjawab.
"Iya kakak hati-hati di jalan , jangan ngebut"
"Siap princess" godanya sembari mengedipkan sebelah mata nya, Ara pun tersenyum dan membuka gerbang setelah melambaikan tangan pada Alan.
Setelah memastikan Evelyn sudah masuk ke dalam rumahnya Alan pun bergegas pulang.
Di dalam mobil tak henti-hentinya dia mengumpat.
"Aah bego lu Alan, kenapa hampir keceplosan ngomong lu suka Adara, jelas-jelas lu tau kalo dia masih cinta sama Dirga.
KAMU SEDANG MEMBACA
Evelyn
Teen Fiction" ketika aku melihatmu lagi untuk yang pertama kalinya,jujur perasaanku masih sama. Namun keadaan tak sama,karena kamu sudah menjadi milik orang lain." 'Evelyn Adara C' Evelyn, seorang gadis berusia 18 tahun yang pernah disakiti oleh...