Life (1)

6.6K 376 32
                                    

Hiruk pikuk suasana kota Jakarta pada malam hari memang terlihat indah, di tambah gemerlap lampu di gedung-gedung pencakar langit, jalanan, tempat santai dan sebagainya.

Aktivitas di malam hari jelas terlihat semakin ramai di kota yang di juluki sebagai kota metropolitan ini.

Seperti malam-malam sebelumnya, di salah satu rumah yang terletak di kawasan rumah susun, sedang ramai-ramainya menyelenggarakan pesta uang haram. Tidak peduli dengan suara ribut mereka yang bisa membangunkan warga sekitar. Mereka justru menikmati permainan yang sedang di lakukan.

"Haha gue menang lagi menang! Cepat, kemarikan uang kalian semua! Haha!" Teriak seorang pria paruh baya.

"Arghhh sialan gue kalah lagi!" Teriakan tak mau kalah juga di timbulkan dari wanita yang umurnya sudah memasuki 40 tahun ke atas.

Dengan raut wajah kesal, ia segera melempar sisa uang yang ia punya ke atas meja bundar di hadapannya.

"Sudah gue bilang Miranti, elo akan kalah lawan gue, lo sih masih kagak ngerti haha!!!"

"Terserah!" Ketus wanita yang bernama Miranti itu. Ia segera mengeluarkan sebatang rokok, lalu menghidupkannya sembari menghisap kasar.

Berharap bisa menghilangkan stres di pikiran karena kepergian uang-uangnya barusan.

"Gimana? Ada yang berani lanjut lagi?" Tanya pria yang memenangkan permainan itu dengan rasa bangga.

"Tidak, gue menyerah kalah." Ujar salah satu dari mereka.

"Elo sendiri gimana? Lo udah kalah Miranti, yakin lo masih ada uang untuk lanjut?"

"Sialan diam!" Teriakan Miranti sukses membuat mereka yang berada di dalam ruangan kaget.

"Hehe baiklah santai dong! Lagian lo kenapa? Wajah lo itu seperti menampilkan beban yang cukup berat. Ayolah kawan, ceritakan pada gue, kita masih temanan bukan?"

Miranti tersenyum masam, "Terserah lo. Gue emang lagi stres berat. Gue sedang berpikir, bagaimana caranya mengembalikan uang-uang yang gue pinjam ke Baskoro itu."

"Maksud lo, Baskoro yang tinggal di perumahan mewah di depan sana itu?!"

"Ya."

"Elo pinjam uang kepadanya berapa banyak? Dan dengan alasan apa lo meminjamnya?"

"50 juta dengan alasan untuk modal usaha."

"WHAT?!"

Kali ini seisi ruangan juga berteriak kaget.

Pria paruh baya itu mengelus dada, "Elo benar gila Miranti."

"Sekarang jam berapa?" Ujar Miranti mengalihkan pembicaraan.

"Jam 10, kenapa?"

"Elo punya motorkan?"

"Ya punya lah! Maksud lo apa hina gue nggak punya motor gitu?!"

"Temanin gue pergi sekarang juga."

"Ke mana?"

"Sudahlah, turutin aja apa kata gue!"

<> <> <>

"Saya kan sudah bilang bi, papa dan mama tidak ada di rumah."

"I iya den, tapi orang itu tetap saja memaksa ingin bertemu."

"Percuma, kalau nyatanya papa dan mama sedang berada di Singapura. Jadi mau gimana lagi? Usir pergi saja."

The Heart Between UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang