"Tante kenapa begitu tega padaku bu?"
Nani, pembantu rumah tangga yang sudah bekerja lebih dari 10 tahun, hanya bisa memeluk Nayra dalam diam.
Saat ini, ia sudah membawa gadis itu menuju kamar yang akan di tempatinya.
Kamar yang terletak tidak jauh dari dapur. Berisikan tempat tidur, lemari dan cermin yang menempel di belakang pintu.
Nani begitu sedih, ketika mendengar semua cerita yang di alami oleh gadis berwajah cantik di pelukannya ini.
"Ibu hanya bisa berdoa semoga kamu kuat nak, percayalah akan ada hari indah suatu saat nanti. Sudah ya? Jangan menangis lagi. Kamu tidak perlu takut sendirian di sini, karena ada ibu yang bisa menjadi temanmu."
"Terima kasih bu.." Ujar Nayra kembali memeluk erat sosok wanita paruh baya, yang baru ia kenali tetapi detik ini juga ia merasa nyaman berada dalam pelukan hangat Nani.
<> <> <>
"Selamat pagi den." Sapa Nani ketika melihat tuan mudanya itu turun dari tangga atas.
"Pagi." Ujarnya segera mengambil tempat duduk di meja makan.
Nani kembali melanjutkan pekerjaannya membersihkan lemari.
"Gadis itu sedang apa? Jangan bilang dia sedang bermalas-malasan?"
"Tidak den. Dia rajin banget bantu bibi sejak tadi subuh. Mulai dari cuci piring, melipat pakaian dan menyetrika pakaian. Sekarang dia sedang menyirami tanaman di halaman depan."
"Oh."
"Den Andra harus tahu kalau Nayra itu jago masak."
"Siapa namanya?"
"Nayra Divina."
"Oh."
Setelah meneguk segelas kopi dan memakan sepotong roti, Andra beranjak berdiri, "Saya pergi kerja dulu."
"Baik den."
Ketika ia melangkah keluar, dirinya melihat gadis itu sedang fokus menyirami tanaman. Entah apa yang di pikirkannya sehingga selang air terjatuh di bawah kaki.
Andra tersenyum sinis. Gadis itu bahkan kerja saja tidak becus.
"Ehem!"
Sedetik itu juga tubuh Andra basah karena air dari selang tersebut.
Wajah pria itu menatap dengan kaget sebelum memberikan tatapan membunuh.
"Kau-"
"Ma maaf, aku tidak sengaja.."
"Jangan mendekat! Kau bilang apa? Maaf?! Baru kerja seperti ini kau sudah tidak becus?! Kelakuan cerobohmu membuatku di pastikan telat kerja!"
Melihat gadis itu menangis semakin membuat dirinya emosi.
"Baru di bentak seperti ini saja kau sudah menangis! Pantas tantemu itu menjualmu seperti barang yang tidak ada gunanya sama sekali."
Andra bergegas masuk kembali ke rumah. Di temuinya Nani sedang berjalan tergesa-gesa mendekati dirinya.
"Den Andra kenapa basah? Apa yang terjadi?"
"Tanyakan pada gadis bodoh itu, kenapa saya bisa seperti ini."
<> <> <>
Andra memasuki ruang kerjanya dengan perasaan kesal. Ia segera melepas jas dan melemparkannya di sofa. Bagi Andra, pagi ini adalah pagi tersial dalam hidupnya. Bagaimana tidak, jika pagi-pagi ia sudah mendapatkan kejutan dari gadis bodoh itu. Belum lagi saat di jalanan, ban mobilnya bocor dan ia harus terjebak macet selama hampir 1 jam. Sehingga ia baru sampai di kantor pukul 10 pagi. Dengan keadaan tubuh gerah, kepanasan serta emosi yang juga belum mereda.
Ketukan pintu membuyarkan pikirannya.
"Masuk!"
"Kenapa lo? Muka kusut seperti baju yang belum di setrika haha."
Andra menatap kesal pada Tendy, sahabatnya.
"Elo harus tahu, kalau pagi ini gue mendapatkan kesialan bertubi-tubi."
"Terjebak macet di jalan?"
"Lebih dari itu. Gue harus berhadapan dengan gadis bodoh yang ceroboh. Serta ban mobil gue yang bocor. Kurang sial apalagi gue?"
"Tunggu-tunggu, maksud lo gadis bodoh? Siapa dia?"
"Pembantu baru di rumah gue."
"Wow.."
"Apanya yang wow?! Bikin gila iya! Gue nggak mau bahas ini. Bikin kepala makin terasa mau pecah."
"Gue penasaran, lo cerita jangan setengah-setengah dong!"
"Gak penting."
"Bagi gue penting, karena seorang pembantu bisa bikin seorang Andra kalang kabut pagi ini."
"Elo balik kerja sana! Ganggu aja."
"Haha sebentar lagi. Gue kan ceritanya mau lihat muka kusut lo ini, kapan lagi coba? Sejarah langka."
"Sialan lo!"
<> <> <>
Vote please.
Comment please.
Don't forget!

KAMU SEDANG MEMBACA
The Heart Between Us
RomansaThis work is protected under the copyright laws of the Republic of Indonesia ( Undang - undang Hak Cipta Republik Indonesia No. 28 Tahun 2014) =================================== Meeting you was fate. I am who i am because of you. I love you ~ Nayra...