7. Like?

849 131 6
                                    

'Banyak hal yang tidak bisa terungkap secara terburu-buru, namun suatu hari nanti waktu yang akan menjawab , pada waktu yang tepat'

"Dan sampai Sekarang gue gak ngerti sama perasaan gue tiap ngeliat Umji"

Ve maracau sendiri sambil memetik daun daun pagar didekatnya dan membuangnya jauh walau daun itu hanya akan melayang lama.

"Gue gimana sih ini?" Katanya lagi sambil jongkok.

"Sayang.." Panggil Jennie sambil mendatangi Ve yang lagi jongkok di bawah tanaman pagar.

"Duh.. Cewek gue" kata Ve malas lalu bangkit,

"Yang kemana aja sih? Dari tadi aku cariin" kata Jennie manja.

"Ha.. Gue lagi nyapa temen gue" Balas Ve.

"Hah? Mana temennya?" Tanya Jennie, bingung dianya tuh, gak ada orang disekitar mereka.

"Ini.. Hai lo sehat kan? Nanti gue bawain air yah" kata Ve sambil ngomong sama rumput pagar, abis itu jalan pergi.

"Ve.. Sayang, " Panggil Jennie dan langsung mengejar Ve lalu langsung merangkul tangan Ve.

'Duh, ni cewek manjanya lebih dari si Yerin padahal baru jadian' Batin Ve.

"Kak Yer.." Panggil Umji pelan.

"Jii.. Si Jennie pacaran sama Ve.." Kata Yerin dengan air mata yang mengambang.

"Hah?!" Umji pura-pura terkejut,

"Iya, masa tadi gue di maki sama dia.. katanya gue disuruh lupain Ve dan jauh-jauh dari Ve, gue mana bisa Jii.. Gue masih sayang banget sama dia" kata Yerin sambil nangis, duh Umji jadi bingung mau ngapain.

"Aduh Kak... Jangan nangis dong.." Kata Umji pelan.

"Gue sayang sama dia.." rengek Yerin.

"Umji emang gak tau perasaan kakak ke bang Ve itu sebesar apa. Tapi kakak coba bisa kontrol biar kakak gak tersiksa kayak gini, denger ya kak cowok yang baik pasti berpasangan sama cewek yang baik. Nah kakak perbaiki diri jadi lebih baik lagi, nanti kakak bisa dapet cowok yang lebih baik juga" jelas Umji sambil memegang tangan Yerin.

Yerin mendengarkan.

"Mulai Sekarang kakak pikiran yang memang harus dipikirin untuk kedepannya, bukan masalah cinta lagi.. Karna cinta bisa kita temui dimana aja, kita udah dewasa Kak, harus bisa mikirin yang lebih penting" Kata Umji lembut dan menghapus air mata Yerin.

"Tapi.. Gue say.." kata Yerin namun langsung di jawab Umji.

"Iya Kak gue tau lu masih sayang sama dia, boleh sayang tapi jangan sampai berlebihan.. Hidup gak harus tentang percintaan Kak, bahagiain orang tua misalnya.. Waktu kakak masih banyak untuk yang lain, jangan terlalu berfokus sama cinta. Cinta cuma sisipan manis yang dibuat tuhan.. Makanya cinta bisa kita temui dimanapun" jelas Umji lagi.

Yerin menunduk dan menyeka air matanya yang tersisa.

"Lu bener Jii.. Gue udah gilak cuma karna cinta" kata Yerin sedih. Umji menatap lurus Yerin.

"Jii makasih udah nyadarin gue.. Gue sayang elu" kata Yerin lagi dan memeluk Umji. Umji tersenyum bahagia.

'Jalan pikiran manusia itu istimewah yah, ketika dia pikir bisa maka dia akan bisa, ketika dia berfikir gagal maka dia pun akan gagal.. Dan Kak Yerin sudah berpikir kalau dia gak akan bisa ngelupain mantannya, dan itulah yang terjadi.. lalu menjadi tergila-gila' Batin Umji hanyut dalam fikirannya.

"Apa gue nanti juga bakalan begini kalau udah cinta sama seseorang ya?" Tanya Umji pelan pada kehampaan.

Setelah menenangkan Yerin yang lagi down karna di labrak Jennie, Umji harus datengin Yerin ke rumahnya dan Sekarang harus balik kekampus.

Demi sahabat apa sih yang enggak, Umji senang sekali lagi dia bisa berfikir dewasa dalam suatu masalah temannya. Memberi semangat kepada seseorang yang sedih tanpa sadar memberikan kita energi positif juga.

"Intinya setiap apapun yang terjadi.. Positif thinking aja" racau Umji sambil berjalan.

Sangking santainya Umji berjalan, dia hampir tertabrak pintu yang terbuka lagi.

"Astaga!.." Kaget Umji teriak cukup kuat.

"Duh hampir.." Kata Umji sambil ngelus dadanya, pintunya menutup kembali dan menampakan orang yang tadi membuka pintu.

'Ve?..' ucap Umji pelan.

Ve menatap Umji, seperti biasanya -datar dan dalam. Dan sekali lagi, Umji gak bisa apa-apa ditatap seperti itu.

Mereka saling memandang cukup lama. Kemudian Ve mengalihkan tatapan nya sambil berdecak marah.

Umji aja bingung jadinya,

"Kenapa sih!" Kata Ve nyolot.

Oh ini adalah interaksi kedua mereka, dan Kali ini tanpa adanya urusan sama sekali.

Umji menaikan alisnya bingung,

'Kenapa..apa?' bingung umji.

Ve lebih mendekatkan dirinya ke Umji, Umji memundurkan kepalanya.

"Kenapa gue gabisa berenti mikirin lu hah? Emangnya gue punya utang sama lu? " Ve mengeluarkan pertanyaan dalam kepalanya sejak 4 minggu yang lalu.

Umji lagi dan lagi bingung, seniornya yang satu ini kok aneh sih. Yang katanya hiperaktiv dan cool secara bersamaan kok sama dia sensitiv banget.

"M..m.. Saya kekelas dulu ya bang.." Pamit Umji dan berjalan perlahan menjauh.

Tapi bahunya oleng kebelakang saat Ve menariknya untuk saling menghadap lagi.

Umji melotot, sedangkan Ve menujukan wajah kesalnya. Umji gak berani balas mandang Ve, matanya merengut menatap bawah. 3 menit, Ve masih setia menggenggam lengan atas Umji agar tidak bisa lari.

Ve melepas tanganya yang mencengkram Umji, dan wajahnya berubah menjadi datar. Datar banget. Umji bingung lagi. Dan Ve berlalu begitu saja.

"Senior ini kenapa sih ah, buat takut aja.. lah kan jadi telat..." Umji langsung berlari menuju kelasnya.

'Begitu seorang pria sadar mengenali perasaan hatinya, mereka biasanya akan memasang tampang datar' Journal Of Psychology.

"Apa gue suka sama dia?" Tanya Ve pada dirinya sendiri.

The Composition |COMPLETEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang