21. Will Probably End Up |End

692 103 16
                                    

Hope you like it gaes





••

Ve termenung menatap hampa keluar jendela sambil terduduk di sofa basecamp, rasa nyeri di uluh hatinya semakin terasa dan kepalanya terasa panas. Semakin melihat keluar jendela semakin membuatnya sakit, pandanganya terarah pada 1 arah diluar sana. Kedua insan yang sedang berpegangan tepat di taman air mancur kampus. Ve melihat Jungkook dengan mata memicing dan pandangannya semakin tajam ketika Jungkook menyeka rambut Umji untuk diselipkan pada telinganya. Dan tatapan tajam itu mengendur menjadi perasaan kecewa, setelah melihat Umji.

Hati terlalu sakit untuk merasa
Kepala terlalu panas untuk berfikir
Rasa sangat kecewa naik dan turun melalui hati dan menyumbat ke tenggorokan
Air mata bahkan enggan terbentuk karena kecewa itu diperbuat oleh orang terpercaya
Dia selalu bersama mu di manapun lalu mendorong mu pada kumpulan pisau dan dedaunan
Kau akan bersyukur jika kepalamu jatuh pada dedaunan
Tapi tubuh mu telah jatuh di antara pisau-pisau.
Ingin mengucapkan terima kasih tapi aku tetap terluka.

Ve bangkit dengan keras membuat Jimin dan Suga menoleh terkejut, Ve tak memperdulikan sekitarnya dan beranjak pergi dengan membanting pintu sangat keras.

"Dia kenapa?" kata Jimin sedangkan Suga bangkit dan melihat ke arah Ve tadi melihat, Suga melihat Jungkook yang mengusap kepala Umji lalu meninggalkan Umji ditaman sendiri.
Suga belum yakin, tapi pikirannya mengatakan ada cinta segitiga disini. Untuk orang yang memiliki segudang kata-kata tajam dan tidak perduli pada sekitar bukan berarti Suga tidak memperhatikan teman-teman dekatnya ini kan.

"Bang napa?" tanya Jimin pada Suga.

"Tanya tembok sana!" Balas Suga datar dan kembali duduk, membuat Jimin diam-diam kesal.

-

Kelas Umji telah selesai, yah walau dikelas tadi hanya 30% keseriusannya dalam pelajaran. Kuliah tidak seperti SMA jika murid tidak memperhatikan guru akan marah, dosen tidak akan mau melakukan itu mungkin jika kelas terlalu ribut dia akan memperingati sedikit setelah itu mau si murid tertidur atau keluar dia tidak akan peduli -tergantung dosennya juga sih. Yah jika Umji melewatkan 1 pelajaran maka tidak ada waktu untuk mengulanginya lagi, kecuali jika dia belajar sendiri. Apalagi sebentar lagi UAS dan kenaikan semester 3 untuknya, harus ekstra belajar dia tidak mau kehilangan IP cantiknya.

Umji berencana sedikit mempelajarai pelajaran tadi, dia harus profesional. Menelungkupkan masalah pribadi dan menelentangkan perkuliahannya terlebih dahulu. Umji melangkah ke perpustakaan kampus untuk mengulang pelajaran, disudut koridor banyak sekali mahasiswa berlalu-lalang yang kebetulan sama telah selesai kelas. Pandangan Umji justru terarah pada seorang pria yang berdiri diam sambil memainkan ponselnya, banyak mahasiswi yang sekedar meliriknya. Yah mau gimana lagi, pria ini sangat tampan. Umji merasakan jantungnya membuncah berdetak, tubuhnya lemas, dia merasa tidak berani melewati pria ini. Begitu perasaan bersalah menghampirinya, tapi tidak di pungkiri juga jika dia merasa senang. Dan dia menjadi sangat bingung lagi.

Terlalu hanyut terbawa perasaan, tanpa disadarinya Ve juga melihat kearahnya. Mata Ve awalnya membulat lalu kemudian sayu, Umji merasa jantungnya menciut melihat tatapan sayu Ve. Ve melangkah mendekati Umji, Umji tetap diam ditempat.

"Hey Ji" sapa Ve saat berada didepan Umji. Umji membalasnya dengan tersenyum kikuk, tapi matanya tak berani menatap Ve.

"Gue tau jawaban Lo, terima kasih yah untuk saat-saat mendebarkan yang pernah gue rasain karena seorang wanita" kata Ve sambil mencoba tersenyum, tapi justru membuatnya terlihat menyedihkan.

The Composition |COMPLETEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang