"Ada apaan sih rame-rame?" tanya Chaeyoung saat melihat beberapa mahasiswa berlarian menuju depan ruang manajemen yang sudah tampak ramai.
Yoojung dan Yeri mengedikkan bahunya tak tahu. Ketiga gadis itu berusaha mendongakkan kepala mereka mencari celah untuk melihat apa yang sebenarnya terjadi. Tapi semuanya sia-sia, sekeras apapun mereka mencoba tetap tidak terlihat apa-apa karena tinggi badan mereka yang kecil.
Sebenarnya mereka ga pendek-pendek banget, tapi mereka selalu terlihat minder kalo udah deket sama mahasiswi lainnya karena rata-rata mahasiswi ekonomi itu tinggi-tinggi.
"Ada yang berantem kayaknya" tebak Yeri tanpa mengalihkan pandangannya dari kerumunan itu.
"Kesana yuk? Gue penasaran" ajak Chaeyoung yang langsung dijawab gelengan kepala sahabatnya.
"Ga usah macem-macem deh Chae. Lo ga liat tuh disana udah rame banget yang ada ntar lo kejepit"
"Penasaran banget gue"
Chaeyoung hendak melangkah tapi buru-buru ditahan sama Yoojung. Yoojung menatap Chaeyoung dengan tajam, dari sorot matanya seolah meminta Chaeyoung untuk tetap ditempat.
Akhirnya gadis itu menyerah, ia mengikuti perintah Yoojung untuk tetap bersama di depan kelas hingga keributan itu mereda. Yoojung dan Arin saling berpelukan saat mendengar teriakan keras dari sumber keributan tersebut. Berbagai macam kata-kata tak pantas keluar diiringin dengan teriakan peleraian dari tempat itu.
"Tuh kan, serem banget" ucap Yoojung takut.
Chaeyoung, Yeri, dan Yoojung saling berpegangan tangan tatkala terdengar suara botol kaca yang sengaja dipecahkan.
"Gila ngga sih, dalam seminggu udah 3 kali ada keributan disini"
"Maksud lo Chae?" tanya Yeri keliatan bingung.
"Ya iya, dua hari yang lalu juga ada orang yang berantem kan? Tapi kemarin di parkiran, sekarang di depan kelas manajemen. Lama-lama ini kampus jadi horor karena ada yang berantem terus" ucap Chaeyoung kesal.
"Tau tuh. Hari gini masih aja ada yang berantem. Ga kasian apa sama orang tua di kampung, ngekuliahin anaknya di Kota tapi anaknya malah jadi tukang ribut" ucap Yeri mengiyakan.
"Emang lo tahu siapa yang berantem?"
Yeri menggelengkan kepalanya, "Ga tau lah. Lagian juga ga penting-penting banget"
Chaeyoung menghela nafas, ia melirik jam di tangannya. Udah jam 11 siang, mestinya pagi tadi mereka ada kelas tapi berhubung tiba-tiba Pak Leeteuk memberi kabar kalau kelas Ekonomi Makro diundur jadi jam 1 siang dan karena malas nunggu lama akhirnya mereka mutusin buat nyari makan sebelum masuk lagi jam 1, tapi daritadi si Jihoon belum nampakin batang hidungnya sejak ia meminta ijin untuk ke toilet dulu.
Padahal udah 10 menit yang lalu Jihoon pergi tapi sampai sekarang belum nyampe-nyampe juga. Apa mungkin di toilet pada ngantri ya? Tapi ga mungkin ah, di fakultas ini aja ada 24 toilet ya kali pada ngantri.
"Duhh Jihoon lama banget sih. Kayak cewek aja pipisnya lama" gerutu Chaeyoung sambil mencari keberadaan Jihoon.
"Tau nih keburu jam 12. Mana kita belum makan" ucap Yoojung sambil memegang perutnya yang sudah minta di isi.
Yeri dan Chaeyoung menyapu pandangannya ke sudut area kelas akuntansi tapi masih tidak mendapati keberadaannya Jihoon.
"Apa kita tinggal aja kali ya?"
"Jangan Yer, lagian kalau kita tinggalin ntar kita perginya pake apa?"
"Iya sihhh"
Di antara keempatnya, cuma Jihoon doang yang bawa mobil yang lain nebeng. Jadi kadang kalau pulang yang nganterin Jihoon tapi kadang-kadang kalau Jihoon ga bisa nganter mereka pulang naik bus atau mesan ojek online. Terkesannya kayak manfaatin ya, tapi sebenarnya Jihoon juga ikhlas lahir batin nganterin ketiga cewek tengil ini itung-itung sedekah katanya.
YOU ARE READING
TRUTH or DARE
FanfictionSemua berawal dari permainan gila yang harus Chaeyoung miankan, karena permainan itulah yang mengantarkan sebuah takdir cinta antara dirinya dengan seorang cowok yang tak ingin ia kenal. Sikap Changbin yang slengean dan selalu memakai pakaian serba...