"Masalalu?"
Saat sepi dan dingin hujan membasahi outer pink dusky dengan warna hitam di bagian bawah
Dia datang membawa payung kecil berwarna biru dengan ornamen kuning dan pink di sampingnya"Dia? Yang pernah melindungiku dari terik, setelah hujan datang dia memilih berganti. Mengapa dia ada disini?" Lamunanku.
Dia mulai menyapa dan memberiku denim yang sedang ia kenakan. Lalu dia memeluku sesaat setelah petir yang mengagetkan kita.
"Maaf" katanya
"Disini dingin, aku takut kamu terluka. Mari duduk di cafe sebrang jalan" sambung nya dengan menunjuk cafe favorite kita waktu kita masih bersama.
"Hm baiklah" jawabku sedikit gemetar karena sangat dingin
Saat tiba di cafe itu dia menyodorkanku hot green tea latte bedampingan dengan roti coklat ekstra keju.
"Kamu masih ingat?" Sesaat aku terdiam karena dia masih mengingat minuman dan makanan kesukaanku padahal ini telah terlampau 1 tahun 3 bulan dari hari itu.
Dia hanya tersenyum tipis
"maaf dulu meninggalkanmu" lalu melihatku dengan tatapan memohon "Aku dulu hanya berfikir aku menemukan nyamanku, nyatanya hingga saat ini aku belum dapat mencari penggantimu. Yang ku temukan hanya seorang yang membuatku bahagia tanpa rasa nyaman" sambungnya.
"Sebelum kamu meminta maaf, aku telah mengiklaskanmu. Karena aku mengerti, aku tak dapat membuatmu bahagia"
"Bukan begitu" dia memotong perkatanku
"Tidak, aku mengerti. Selama ini aku belajar tentangmu. Terkadang aku masih memikirkanmu. Dan rindu itu sering menggodaku. Terkadang juga cemas menghampiri " balasku
"Kamu mencemaskanku? Maaf membuatmu cemas"
"Tak apa aku sudah terbiasa"
"Apakah ini artinya, mmm" dia sedikit ragu "aku ingin kamu kembali, aku juga rindu memelukmu, mengacak acak rambutmu, membuatmu jengkel dan banyak lagi yang ingin aku lakukan bersama" lanjutnya sedikit ragu
"Aku merindukanmu dan mencemaskanmu bukan berarti aku ingin kembali. Aku hanya ingin menyapamu, dan melihat seberapa aku telah berhasil mengiklaskanmu. Maaf aku tak ingin kembali, rindu dan cemas sudah cukup berat untukku saat aku melalui 1 tahun 3 bulan ini." Jawabku tegas
"Maaf aku harus pergi. Terimakasih untuk hot green tea dan roti coklatnya. Aku harus pergi" sambungku dan aku memutuskan keluar dari cafe itu, hujan sudah sedikit reda. Mungkin ini penantianku
Aku dapat kembali menjalankan kehidupanku tanpa hadirnya.
"Aku masih setia menjagamu dalam sajak doa. Tak perlu cemas, bila semesta mengijinkan kita akan bertemu" kataku dalam hati dengan air mata yang tak terasa mulai mengalir.-swastika 21.34
Ib: raynatha

KAMU SEDANG MEMBACA
Ruang hati
PoetryTulisan ini ku buat untuk semogaku, dan saat semesta mempertemukan kita. Akan ku beri tau padamu, bagaimana aku merindukanmu dalam tulisanku. Since2017 Sws