2. pengawal.

4 1 0
                                    

“Kak ayok kekantin” Ucap Lexa yang berada di ambang pintu kelas Aldi. Lexa menggandeng lengan Aldi dengan manja.

“Tapi saya harus mencari tuan_.” dengan gerakan kilat Lexa membekap mulut Aldi.

“Syutt kak aldi gimana sih gimana kalo ada yang denger.” bisiknya.

“Maaf.” lirihnya menunduk.

“Yaudah yuk.”

Sesampainya dikantin sudah ada Anisa dan Erika menunggu mereka.

“LEXA!!” teriak Erika.

“Ck,berisik banget sih lo.” omel Anisa yang tersedak karena teriakan Erika.

“Hai,boleh gabung.”

Anisa menatap dua cowok dihadapannya, sementara Erika sangat ingin mengusir dua mahluk tersebut. “Boleh kok, ini punya umum” Erika menatap Anisa tak percaya.

“Thanks” Reza tersenyum senang.

“Hai guys,eh kalian juga disini?” Lexa mengambil tempat disamping Anisa, sementara Gio dan Reza hanya mengangguk.

“Hai lexa dan Alex” ucap Reza semangat.

“Eh itu bukannya pengawal lo ya.”

Anisa menyipitkkan matanya, Aldi mengangguk pertanda ‘iya’. “Ah i iya, biar gue panggil.” ucapnya gugup karena Gio sedari tadi menatapnya tajam.

“Eh mau kemana,panggil dari sini aja. Kan lo bosnya kok lo yang nyamperin.” celutuk Erika.

Aldi tersadar, untung Erika mengingatkannya jika tidak seantero sekolah sudah mengetahui status mereka yang sebenarnya tertukar.

“Uh i iya, ALDI!” Alex tak berbalik mungkin tak mendengar pikir Aldi.

“ALDI ANGGARA!!”

Sial.

Dia baru ingat sedang menyamar menjadi Aldi. Penyakit lupanya kambuh disaat yang tidak tepat.

“Iya tuan, apa yang anda perlukan.” ucapnya setelah sampai dihadapan Aldi.
“Tidak ada, kita makan bersama.”

Entah.

Mengapa dia kesal disuruh seperti ini, sejak dulu tak ada yang berani menyuruhnya kecuali orang tuaya, bahkan Lexa adiknya tidak.

“Tidak usah tuan,saya bisa makan di tempat lain.” Gio mendengus ‘drama’ batinnya, disampingnya Reza sudah terkikik.

“Duduk.” Lexa melototi

kakaknya yang sedang berperan sebagai pengawal Aldi, membuat Alex mau tak mau menuruti perintah adiknya itu.
“Baiklah.”

Ia duduk disamping Reza yang memerah menahan tawa. Reza tak pernah menyangka Alex mau-mau saja disuruh-suruh.

“Eh lo kok bisa sih jadi pengawalnya Alex secara ya dandanan lo tu euh banget.”
Anisa menyenggol kuat perut Erika membuat gadis itu meringis, sementara Reza yang sedari tadi menahan tawanya ikut menyetujui ucapan Erika.

“Whahaha iya bener banget tu beb” Erika mendelik sebal saat Reza memanggilnya dengan embel – embel beb. Dalam hati Alex merutuki reza yang sedari tadi membutnya kesal ‘semoga lo jatuh dari kursi terus kepala kejedot kaki meja ‘.

BRUKK!!.

BYURRR.





Assshhh.

“Ahahahahaha.” tawa itu menggema ke seluruh penjuru kantin, Reza meringis pelan namun ia bersyukur sahabat tripleknya bisa tertawa walaupun dia harus jadi tumbal, Gio dan Lexa hanya tersenyum kecil mereka juga bersyukur, itu adalah tawa pertama yang pernah mereka dengar dari Alex. Setelah sekian lama, begitu pula dengan Aldi

Sementara Erika dan Anisa yang ikut menyumbangkan suara tawa menggelegar mereka membuat penghuni kantin mengalihkan atensi mereka.
“Ah sial banget si gue.”

Reza menatap Alex sebal yang di balas dengan seringaian menyeramkan dari Alex.
“Tuan Reza tidak apa-apa sini saya bantu.”

Reza mendengus melihat Alex yang sok mau membantunya yang pada kenyataanya dia tau ini adalah ulah Alex. Dia merasakan kursi yang dia duduki itu sedikit bergoyang yang mengakibatkan nya jatuh mengenaskan.

“Gak usah, Gi balik yuk bentar lagi pelajarannya pak Cem.”
Gio mengangguk sambil menyeret Alex mengikutinya.

***

“ Sial lo Lex, gara-gara lo nih.” menunjuk dirinya yang terlihat mengenaskan, Alex hanya menatap datar Reza yang terus mengoceh.

“Lagian lo sih Za, pake acara ngetawain nih triplek segala kualat kan lo?” Ucap Gio yang ikut nimbrung.

“Lagian ya Gi lo tu harus bisa manfaatin waktu, kapan lagi coba bisa ngerjain Alex, nyuruh-nyuruh Alex ya sekarang waktunya Gi.” Gio nampak berpikir, beberapa detik kemudian seringaian tercetak di bibirnya, Alex menatap horor dua sahabatnya itu.

“Eh berani lo ngerjain gue, tunggu aja gue bacok lo biar mati lo, trus gue buang kesungai Amazon biar di makan anakonda biar g lo dikuburin diperutnya anakonda.”

Reza dan Gio melongo, bukan karena ancamannya tapi kalimat terpanjang yang pernah dia dengar dari wajah triplek itu.

***

Sepuluh menit yang lalu bel pulang sekolah telah berbunyi namun perdebatan dua kakak berdik itu belum juga selesai, pasalnya Alex sang kakak yang ingin pulang dengan berjalan kaki membuat Lexa sang adik bekerja extra untuk membujuk sang kakak untuk pulang bersama.

Bukan berlebihan tapi kakaknya itu baru dua hari tinggal di negara ini, bisa saja dia tersesat dan urusannya akan bertambah panjang.

“Kak lo ngerti nggak sih, indonesia bukan korea yang bisa lo kelilingin kapan aja lo mau, lo baru disini kalo lo kesasar gimana? Lo mau urusannya tambah ribet, nggak kan?”

Aldi yang berada di dalam mobil menatap dalam diam dua kakak beradik itu. Bukannya tak ingin membantu dia Cuma tak ingin kena amukan dari Alex.

Lexa sudah sangat frustasi sekarang, kakaknya itu tetap kekeh untuk berjalan kaki dengan rumah yang tidak bisa di katakan dekat.

“Oke.”
Ucapan singkat itu mampu membuat senyum terpatri di bibir mungil Lexa, melihat Alex sudah menaiki mobil dia segera menyusul sebelum kakaknya berubah pikiran.

Don't judge by coverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang