Dengan menggunakan baju piyama tidur bergambar doraemon, rambut acak-acakan juga kaki yang menjuntai ke lantai menggunakan sandal tidur doraemon pula, Alea sedang berusaha menghidupkan lilin yang sudah tertancap di kue ulang tahun di tangannya.
Hingga suara pintu yang di hasilkan oleh Genta, mengalihkan atensinya, namun di tambah dengan keterkejutan Alea pula.
"NGGAK MA! ALEA GA NGAPA-NGAPAIN! SERIUS. TADI CUMA MAU LIAT KUENYA DI MAKAN SEMUT ATAU ENG--"
Alea menghentikan kalimatnya ketika sosok yang di dapatinya bukanlah mamanya, melainkan Genta.
"Genta!!" Alea langsung berseru senang. Melambai-lambaikan tangannya ke arah Genta.
Cowok itu tersenyum kecil, lantas melangkah ke arah Alea, kemudian duduk berjongkok tepat di cewek itu.
"Gen, idupin lilinnya cepet. Biar Genta bisa tiup lilin," ujar Alea semangat.
Tak menjawab, Genta malah menyingkirkan kue dan korek di tangan Alea ke atas nakas, membuat kerutan juga cemberut di wajah Alea.
"Genta..." rengeknya.
Genta lagi diam, meletakkan tangannya di dahi Alea yang ternyata benar-benar panas. "Sakit harusnya istirahat, Alea."
Alea semakin mengerucutkan bibirnya. "Iya, tapi lilinnya idupin dulu. Alea kemarin beli lilin yang meledak-ledak ituloh Genta!"
Malas berdebat, Genta tiba-tiba mendorong tubuh Alea sampai terlentang di tempat tidurnya. Nafas tiba-tiba tercekat di kerongkongan Alea, ketika setelahnya cowok itu mengungkung tubuh Alea, menatap manik cowok itu.
"G-gen..."
"Aku gasuka kue. Kadonya mana?"
Mata Alea tiba-tiba berbinar, hendak berdiri, namun lago tertahan oleh Genta.
"Gen, itu hadiahnya di lemari, mau di ambil dul--"
"Hadiahnya, bibir kamu aja. Gimana?"
Bruakk!!
"DASAR LAKI-LAKI JAMAN SEKARANG! PADA OTAK BOKEP SEMUA. KELUAR DARI KAMAR ANAK SAYA!"
Itu mamanya Alea yeorobun😂👍
...
Gue lagi ga ada ide. Ini maksain. Makanya jelek :v
Vomentnya jan lupa tapilah.Gimana lanjut atau nggak?
KAMU SEDANG MEMBACA
Hallo Alea!
Short Story[Please, read Hallo Genta first, before you read this story] Genta tahu, tak seharusnya ia masih membiarkan sikap dinginnya pada Alea Genta harusnya sadar bahwa sikap cueknya membuat Alea bisa saja menyerah, walau pada kenyataan yang paling ia sadar...