"Jangan mengikutiku lagi!" bentaknya kepadaku.
"Tapi aku ingin ikut bermain bersamamu" kataku
"Aku tak mau bermain denganmu!" bentaknya lagi lalu pergi berlari meninggalkanku disini sendiri~ di taman bermain yang luas ini.
Umurku baru saja 6 tahun. Tapi kenapa dia tega meninggalkanku sendiri disini. Aku belum cukup tau jalan pulang. Padahal aku kesini tadi bersamanya menaiki sepeda.
Aku tau dia tadi membawaku kemari karna keadaan terpaksa. Eomma dan Appa yang menyuruhnya membawaku ikut bersamanya. Sekarang aku di tinggal sendirian di tempat seluas ini. Apa yang harus aku lakukan?!
Aku hanya bisa menangis meratapi nasibku sekarang. Oppaku yang membawaku kemari pergi entah kemana.
"Hey, kenapa kau menangis?" tanya seorang lelaki. Usinya hampir setara dengan Oppaku. Sekitar 11 tahunan atau mungkin lebih?
"Aku.. Hiks.. Aku ingiin.. Pulang.. Hiks" kataku tersedu-sedu.
"Oh, tenanglah, jangan menangis lagi. Aku bisa mengantarmu pulang. Dimana alamatmu?"
"Aku.. Tidak tau... Dia membawaku kemari lalu meninggalkanku" kataku setelah perasaanku sedikit tenang.
"Siapa? Hmmm kau punya ponsel?"
Aku mengangguk.
Ya, aku memang punya ponsel, tapi aku jarang menggunakannya. Appa memberiku ponsel hanya untuk berjaga-jaga saja, apabila Appa atau Eomma menelfonku, aku harus mengangkatnya dengan menekan tombol hijau. Aku belum terlalu paham menggunakan ponsel, sebab itu aku membawa ponsel tapi seperti tidak ada gunanya untukku.
"Boleh aku pinjam? Untuk menelfon Eomma atau Appamu"
Aku mengambil ponsel di sakuku lalu memberikannya.
Dia mengutak atik ponselku lalu memanggil seseorang.
"Yobuseyo?"
"..."
"Mian Ahjumma, ini saya yang menemukan anak Ahjumma, dia sedang menangis jadi aku mencoba menghubungi Ahjumma"
"..."
"Ne, gwaenchana"
"..."
"Di Lotte World"
"..."
"Ne arasseo"
Dia mengembalikan ponselku setelah selesa menelfon seseorang yang ku yakini adalah Eomma-ku
"Eomma-mu akan kemari, jangan bersedih lagi ya" katanya sebari tersenyum.
Senyumku langsung mengembang mendengar Eommaku akan datang menjemputku.
"Gomawo Oppa" kataku sambil membungkuk 45°, tanda terima kasihku.
"Nee, siapa namamu?"
"Park So Hyun oppa" kataku, dan dia tersenyum kepadaku
"Nama yang cantik" katanya sambil mengelus puncak kepalaku
***
"Sudahlah Appa, jangan memarahi Oppa-ku lagi" kataku memohon kepada Appa-ku. Karna sedari tadi setelah Oppa sampai rumah, Appa selalu memarahinya. Hanya karna dia meninggalkanku di taman bermain itu.
Tadi saat aku sampai di rumah bersama Eomma, tidak lama Oppa-ku datang. Dan langsung di marahi oleh Appa-ku, sampai sekarang dia masih di marahi. Aku kasihan melihat Oppa-ku di marahi terus-terusan seperti ini.
"Dia memang harus di beri hukuman Hyun-a" kata Appa
"Appa, aku mohon. Jangan!" pintaku lagi
"Haaah~ arasseo. Chan kali ini Appa ampuni, lain kali jangan di ulangi lagi" kata Appa
Aku langsung tersenyum mendengar perkataan Appa.
"Nee" kata oppa lalu pergi ke kamarnya.
"Gomawo Appa" aku langsung berhambur pelukan kepada Appa-ku tersayang ini.
•••🌟🌟🌟•••
Btw, gimana ceritanya???
Seru???Kayaknya belum seru, namanya juga masih prolog..
Lanjut aja yah ke chapt 1..
Jangan lupa vote 🌟 dan comment 💬😉😊Gomawo..
KAMU SEDANG MEMBACA
Who Am I?
Teen FictionDi Benci oleh seorang kakak itu bukan sesuatu yang mudah untuk menghadapi kehidupan sehari-harinya. Gadis ini sangat menyayangi kakaknya, tetapi entah kenapa kakaknya ini sangat membenci dia. Kakaknya sendiri adalah salah satu dari member EXO, boy...