"Jinni, hari ini tak ada jam pelajaran masuk kan?" tanyaku
"Nee, ani"
"Baguslah, aku pergi dulu ya" kataku sambil berdiri dari tempat dudukku
"Kemana lagi Hyun-a, aku ikut. Kau tak boleh lagi pergi sendiri" katanya sambil ikut berdiri dari tempatnya
"Aku cuman mau ke UKS untuk beristirahat Jinni"
"Aku ikut" desaknya, dan aku meng-iya-kan keinginannya. Mungkin dia hanya khawatir denganku karna keadaanku yang sekarang. Terlebih lagi aku tidak menceritakan kepadanya apa yang sebenarnya terjadi.
Aku berjalan bersama Jinni menuju ke UKS dalam keadaan hening, tak ada yang membuka suara di antara kami.
Sampai di UKS.
"Permisi bu Sijung, saya membawa teman saya kesini untuk istirahat sampai jam pulang sekolah bisa?" kata Jinni sopan kepada pengawas UKS
Bu Sijung pengawas UKS itupun langsung memeriksa bagian atas keningku dengan pundak telapak tangannya.
"Apa kau sedang syok? Siapa namamu?" tanya bu Sijung
Kenapa bu Sijung tau kalau aku sedang sedikit syok, apa kelihatan di wajahku?
"Em, ani Bu. Saya tidak sedang syok, hanya kurang enak badan saja. Nama saya Park So Hyun" kataku sambil sedikit membungkukkan badan.
Ibu Sijung ini masih terus menatapku dengan tatapan yang tak ku mengerti.
"Baiklah, kau masuk istirahat di tempat tidur itu" katanya sambil menunjuk salah satu kamar tidur di ruang UKS ini.
"Kamsahamnida" kataku sambil membungkuk lagi kepada bu Sijung dan bu Sijung senyum ramah kepadaku, Jinni mengikutiku ke kamar tidur yang akan aku pakai untuk beristirahat.
"Mau kutemani?" tawar Jinni
"Apa tidak apa² kau disini hanya untuk menemaniku istirahat?" tanyaku sedikit tidak enak kepadanya, aku tidak tega masa aku membiarkan dia sementara aku enak² tidur.
"Apa selama ini aku terlihat terpaksa selalu menemanimu huh?" tanyanya dengan raut wajah kesal
"Ehehe, aniyo Jinni-ah" kataku sedikit terkekeh.
"Kalau begitu, sudah. Kau harus istirahat agar cepat pulih kembali staminamu Hyun-a"
"Ne Jinni-ah. Gomawo" kataku sambil tersenyum ke arahnya. Dan diapun membalas senyumanku.
"Dan satu lagi, jangan sungkan² apa bila ada yang mau kau ceritakan" katanya dengan lembut dan aku hanya mengangguk.
Aku mulai menutup mataku. Aku tidak tau harus cerita masalah ini kepadanya atau tidak. Pasalnya aku tau persis bagaimana karakter seorang Jinni ini.
Dia terkesan lembut hanya kepada orang² tertentu. Contohnya aku.
Namun tidak kepada orang lain, terlebih lagi jika orang yang telah menyakiti aku yang bernotabene orang yang dia sayangi.Aku merasakan tangan seseorang yang melepaskan kacamataku, kurasa itu Jinni. Dan lama kelamaan kesadaranku menghilang.
•
Entah sejak kapan aku sudah berada di kasur kesayanganku. Kepalaku rasanya berat dan pusing. Suhu badanku naik, namun yang kurasa dingin.
Aku meraba² disekitar kasur untuk mencari kacamataku, namun tidak ada. Aku berusaha bangkit meskipun kepalaku masih terasa sangat pusing.
Aku meraba² nakas yang ada di samping ranjangku dan bukannya menemukan kacamata, aku malah menemukan ponselku. Aku terus meraba² di atas nakas ini
KAMU SEDANG MEMBACA
Who Am I?
Teen FictionDi Benci oleh seorang kakak itu bukan sesuatu yang mudah untuk menghadapi kehidupan sehari-harinya. Gadis ini sangat menyayangi kakaknya, tetapi entah kenapa kakaknya ini sangat membenci dia. Kakaknya sendiri adalah salah satu dari member EXO, boy...