"Oppa, pelan-pelan lah sedikit, aku tidak bisa menyesuaikan langkahmu" keluhku pada Oppa-ku satu-satunya ini. Dia Chanyeol Oppa."Aku tidak punya waktu hanya untuk mendengarkan keluhanmu itu" katanya dingin.
"Ah, mianhae" kataku merasa bersalah.
Aku berlari kecil untuk mengikuti langkahnya yang panjang agar aku tidak ketinggalan sesekali memperbaiki kaca mataku yang terus berusaha untuk turun. Sampai di mobil aku segera memasukinya, begitu juga Chanyeol Oppa.
Ya, beginilah sifat dan sikapnya dari dulu. Aku tak mengerti apa yang menyebabkan Chanyeol Oppa membenciku. Meskipun begitu, tapi aku tak pernah membencinya, karna dia adalah Oppa-ku satu-satunya yang aku miliki.
Aku hanya berharap suatu saat nanti Oppa-ku bisa berubah ~ berubah menyayangiku layaknya seorang kakak. Seumur hidupku, aku belum pernah merasakan kasih sayang seorang kakak, meskipun aku memilikinya
"Aku ada urusan penting mengenai Boybandku dan sekarang kau telah membuatku terlambat untuk menghadiri latihan" katanya kesal.
"Mian Oppa. Aku tak menyuruhmu untuk mengantarkanku ke sana. Kau bisa langsung ke tempat latihanmu. Nanti aku akan memesan Taxi atau naik angkutan umum saat aku pulang" kataku tulus.
"Kalau bukan karna Appa yang menyuruhku aku juga tidak mau" katanya ketus
"Turunlah, aku akan memesankan taxi untukmu" katanya setelah kami sampai di tempat tujuanku.
"Ah, tidak usah. Aku bisa memesannya sendiri Oppa"
"Sudah kuperingatkan. Jangan memanggilku dengan sebutan itu. Aku tidak suka" bentaknya.
"Dan jangan berpikiran yang aneh-aneh, aku memesankan Taxi bukan karna aku berbaik hati padamu. Tapi hanya karna aku tak mau Appa memarahiku lagi" lanjutnya
Aku hanya terdiam lalu membuka mobil, sebelum aku benar-benar turun dari mobil aku menjawab perkataannya "Nee, arasseo" kataku pelan, lalu turun dari mobil.
Aku melambaikan tangan kepada Chanyeol Oppa, sepertinya dia tak menghiraukanku dan langsung menancap gas mobilnya, hingga akhirnya mobil itu semakin kecil dan tak terlihat lagi.
Aku segera masuk ke gedung yang di penuhi dengan buku ini. Aku kesini hanya sekedar membeli buku paket Mathematic. Sebenarnya tanpa Chanyeol oppa mengantarkankupun aku bisa kesini sendiri, berhubung aku tau semenjak 2 tahun yang lalu dia masuk di salah satu Boyband pada perusahaan SM Entertaiment yang ada di daerah ibu kota Korea Selatan, Seoul. Dia jadi semakin sibuk dengan karirnya.
Boyband itulah yang membesarkan nama Oppa-ku dan aku senang akan hal itu. Nama boybandnya kalau tidak salah sih EXO.
Iya, aku tidak mungkin salah. Poster boyband mereka yang ada di rumahku bernama EXO. Haah, anggap saja aku ini kudet. Biar boyband Oppa-ku sendiri aku tidak yakin jika itu nama boybandnya.Saat aku hendak mengambil buku di salah satu lemari di toko buku ini, tiba-tiba dari arah sebrang di depanku ada yang menarik buku yang ingin aku ambil.
Kami menarik satu sama lain pada buku yang sama.'Oh Tuhan, apa lagi sekarang? Kenapa orang itu menarik buku yang mau aku beli?'
"Maaf, bisa kah kau lepaskan buku ini? Aku duluan yang mendapatkannya" kataku
"Hemm, maaf kembali. Tapi aku membutuhkan buku ini" kata lelaki itu.
"Aku lebih membutuhkan buku ini, jadi ku mohon biarkan aku yang mengambilnya" ucapku sedikit memohon.
Hening, tak ada jawaban. Tapi orang itu masih memegang buku ini kuat-kuat.
'Haaah, apa susahnya sih mengalah dan melepaskan buku ini untukku?'
KAMU SEDANG MEMBACA
Who Am I?
Teen FictionDi Benci oleh seorang kakak itu bukan sesuatu yang mudah untuk menghadapi kehidupan sehari-harinya. Gadis ini sangat menyayangi kakaknya, tetapi entah kenapa kakaknya ini sangat membenci dia. Kakaknya sendiri adalah salah satu dari member EXO, boy...