Happy reading gaes..
Jangan lupa klik bintang ya🌟
Gomawo🍃😘•••••••••
"Luhan-Oppa yang membelikanku Hyun-a" kata Jinni sambil melahap makanannyaAku mengangguk saja.
Tunggu, tadi Jinni bilang Luhan-Oppa yang membelikannya, sementara itu Luhan itu adalah kakak sepupu Jinni. Sepertinya aku mulai mengingat sesuatu.
"Luhan-Oppa itu kakak sepupumu kan?"
"Ne"
Berarti yang dia maksud itu....
Flashback on
Maaf, bisa kah kau lepaskan buku ini? Aku duluan yang mendapatkannya" kataku
"Hemm, maaf kembali. Tapi aku membutuhkan buku ini" kata lelaki itu.
"Aku lebih membutuhkan buku ini, jadi ku mohon biarkan aku yang mengambilnya" ucapku sedikit memohon.
Hening, tak ada jawaban. Tapi orang itu masih memegang buku ini kuat-kuat.
'Haaah, apa susahnya sih mengalah dan melepaskan buku ini untukku?'
Tiba-tiba dari balik lemari buku ini aku melihat wajah seseorang yang di tutupi masker, masker yang sering di pakai di rumah sakit pada umumnya.
Aku kaget hingga mundur satu langkah. Otomatis apa yang ku pertahankan dari tadi lepas dari tanganku.
Ku lihat orang itu pergi begitu saja sambil mengambil buku yang sedari tadi kami rebutkan.
'Tak akan ku biarkan'
Aku mengejar orang itu dan menghalanginya. Aku akui orang ini cukup tinggi, karna untuk melihat wajahnya saja aku harus mengangkat kepalaku. Yaah meskipun tingginya tak sebanding dengan Oppa-ku.
"Aku benar-benar membutuhkan buku ini. Karna buku ini referensinya paling lengkap di banding buku lain" kataku
"Maaf Agassi, tapi aku juga membutuhkannya untuk adik sepupu saya"
Aku terdiam sejenak.
"Hummm. Baiklah kalau begitu" kataku kecewa. Lebih baik mengalah karna tak ingin berdebat terlalu lama.
"Mian.. Atau begini saja. Aku bantu kau untuk mencari buku ini di toko lain" tawarnya
"Ah, tidak usah. Aku bisa mencarinya sendiri" kataku bersungguh-sungguh.
Sebelum aku pamit pergi aku membungkukkan badanku 45° tanda hormat kepada yang lebih tua dariku, karna menurutku ya dia lebih tua dariku.
Flashback off*
Jadii, jika Luhan kakak sepupu Jinni. Buku yang ada sama Jinni sekarang di berikan oleh Luhan, dan yang orang itu maksud adalah Jinni, berarti yang bertemu secara tidak sengaja di restaurant dan toko buku waktu itu adalah Luhan. Pantas saja wajahnya saat ku perhatikan sangat familiar, ternyata aku sudah bertemu dengannya dua kali di hari yang sama dan di tempat yang berbeda. Daaan dia berhutaang padaku!!!!
"Hyun-a, Hyun-a?" Jinni memanggilku sambil menggoyang² tanganku hingga aku terkaget,
"N-n-ne" kataku terbata²
"Kau ku perhatikan dari tadi selaluu saja melamun. Ada apa Hyun-a? Kau ada masalah hum?"
"Aniyo Jinni-ah. Cuman lagi ingin saja" dustaku
"Yasudah, aku sudah selesai makan. Kau masih mau makan?"
Aku menggeleng.
"Jadi, sekarang kita kemanaa yaa?" kata Jinni sambil mengetuk² dagunya seperti orang yang tengah berfikir.
"Ah, aku tau" pekik Jinni sambil mengangkat jari telunjuknya
"Kemana lagii Jinni-ah? Aku sudah lelah. Kita pulang saja yuk" rengekku, karna yaa aku sudah benar² lelah sekarang.
"Inii masih jam stengah 2 siang Hyun-a, masa sudah mau pulang sih?"
Line
Tiba² ponsel Jinni berbunyi, ada Line masuk. Dia membuka ponselnya dan membaca chat yang masuk.
"Ah, Hyun-a. Bisakah kau temani aku?" pinta Jinni lagi kepadaku sesaat setelah selesai membaca dan membalas chatnya
"Keeee?" tanyaku dengan raut wajah tanpa ekspresi
"Bertemu seseorang. Ayolah" rayu Jinni
"Lagi?" tanyaku
"Ne, lagi" kata Jinni lantang
"Mau yaaa, please" Jinni memasang wajah memohoon yang sangat tidak bisa ku tolak karna wajahnya sangat imuttt
"Haaaah, araa araa" akhirnya aku pasrah
"Kyaaa! Gomawooo Hyun-a"
•
Aku dan Jinni sekarang sudah berada di tempat yang aneh menurutku, tempat yang sangat jarang di kunjungi orang².
"Kenapa kesini Jinni-ah? Kau tak salah memilih tempat untuk bertemu seseorang huh?"
"Justru itu Hyun-a, aku memilih tempat ini karna tempat ini jarang di kunjungi orang² kan?"
"Lalu?" tanyaku meminta penjelasan yang lebih detail
Dia tak menghiraukan ku dan malah melihat di arah belakangku
"Jinni-ah, aku sedang berbicara kep----"
"Oppa, sinii" teriak Jinni sebelum aku menyelesaikan ucapanku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Who Am I?
Teen FictionDi Benci oleh seorang kakak itu bukan sesuatu yang mudah untuk menghadapi kehidupan sehari-harinya. Gadis ini sangat menyayangi kakaknya, tetapi entah kenapa kakaknya ini sangat membenci dia. Kakaknya sendiri adalah salah satu dari member EXO, boy...