"Perjalanan hidup ku pun di mulai"🥀
Velzha telah keluar dari kamar nya. Ya, kamar nya berada di lantai dua. Ia pun menuruni anak tangga, dengan kilat nya. Ia akan keluar kali ini.
Ia mengabaikan Ibu nya yang sedang, bersantai-santai di ruang keluarga. "Velzha, kamu mau kemana malam-malam begini?" tanya Ibu nya.
Velzha pun menghentikan langkah nya. Ia membalikan tubuh nya, menghadap kearah Ibu nya. Disebelah Ibu nya terdapat, Vera yang sedang bersandar manja di bahu Ibu nya. Jujur, Velzha ingin seperti itu juga. Tetapi bagi nya, saat ini sulit untuk seperti itu.
"Aku laper Mah, mau cari makan." jawab Velzha dingin, dan langsung keluar dari rumah nya itu.
"Bukan nya kamu sudah makan tadi? Dan menghabiskan semua makanan diatas meja?"teriak Ibu Velzha. Benar saja, Tak satu pun dari Vera dan Devid , memberitahu ibu nya jika bukan Velzha yang melahapnnya. Melainkan sahabat Devid.
Ini lah keluarga nya. Selalu memperlakukan diri nya tak ada, dan memperlakukan nya layak orang asing yang mengganggu. Velzha pun tak ada sedikit pun niat untuk mengganggu kok, mereka aja yang ngerasa ke ganggu.
............
Malam hari yang dingin ini. Di temani lampu jalan yang menyinari seorang gadis. Jalanan tampak sepi, bagaiman tidak ini sudah waktu nya orang beristirahat.
Velzha. Ia memilih untuk tidak memakai mobil. Ah ralat, ia memang tidak mempunyai mobil. Hanya kakak dan adik nya yang punya.
"Huftt." Velzha menghembuskan nafas nya pelan. Sambil menatap langit-langit malam. Sesekali ia memeluk tubuh nya , yang ke dinginan itu.
"Apa gue udah berdosa ya ngejawab Mama tadi? Tapi orang-orang picik itu gak jelasin, kalau itu bukan gue. Tapi malah diam, dan ngelemparin masalah nya ke gue." gumam Velzha. Ia sedikit merasa bersalah. Sedikit saja! Tetapi, apakah mereka tak sedikit pun memikirkan perasaan Velzha?
Kini Velzha telah sampai di sebuah tempat makan di pinggir jalan. Dengan Hoodie coklat , dan celana tidur nya, ia tak sungkan-sungkan untuk keluar.
"Mas nasi goreng nya satu." ucap Velzha kepada mas yang menjual nasi goreng tersebut.
"Dua mas." lanjut seorang lelaki, yang tiba-tiba saja datang dari belakang Velzha, dan berhasil duduk di sebelah Velzha.
"Oke," jawab mas tersebut.
Velzha menatap lelaki tersebut dari ujung rambut hingga kaki. Bagaimana tidak, lelaki tersebut masih saja menggunakan seragam sekolah SMA. Apa kah orang ini masih belum juga pulang? Atau kah, ia habis tauran? Pikiran Velzha sedang bertanya-tanya.
Lelaki tersebut, hanya membalas tatapan Velzha dengan senyuman tanpa dosa nya. Di tambah dengan wink nya. Membuat Velzha sedikit ilfeel.
"Ngapain liatin gue terus? Gue ganteng-ganteng gimana gitu ya? Kiyowo-kiyowo kek orang—"
"Gila!" potong Velzha
Velzha pun langsung menarik kursi nya menjauh dari lelaki tersebut. Lelaki tersebut hanya tertawa kecil melihat ekspresi wajah Velzha yang tampak kesal.
![](https://img.wattpad.com/cover/150875968-288-k445540.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Happy Ending
Подростковая литератураAlvelino: "jangan nangis lagi, Vel." Velzha: "diem deh!" ➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖ "Luka memang tidak memiliki suara, sebab air mata jatuh tanpa banyak bicara." -(My)Happy ending 012619.