Jam bel istirahat sudah berbunyi dari 10 menit yang lalu. Suasana kelas Velzha sudah sangat sepi. Siswa-siswi yang lain sudah menyibukkan diri di kantin sekolah. Berbeda dengan Velzha, setelah bel berbunyi ia tidak langsung ke kantin, melainkan menyibukkan diri nya dengan cara membaca Novel nya.
Sedari tadi Velzha aktivitas membaca Velzha sangat terganggu, oleh lelaki yang berada di sebelah nya. Selalu saja memperhatikan nya, dari jam pertama pembelajaran hingga jam istirahat.
Sangat menyebalkan bagi Velzha!
Siapa lagi kalau bukan Alvelino. Lelaki terus menerus memandang wajah Velzha dengan senyuman yang berkembang di bibir nya.
Velzha yang semakin tidak nyaman, memutar kepala nya sembilan puluh derajat menghadap Alvel datar.
"Apa lihat-lihat?" ketus Velzha.
"Gak apa-apa." jawab Alvel yang bersemangat.
Velzha mendengus sebal, ia pun mengalihkan pandangan nya kembali.
Semakin jenuh akibat tatapan dari Alvel. Ia pun beranjak dari tempat duduk nya. Berencana menuju perpustakaan, agar pikiran nya terasa tenang.
Dan juga, ia takut jika di prasangka buruk oleh teman-teman nya, yang melihat diri nya dan Alvel hanya berdua di kelas.
Pandangan Alvel masih melekat pada Velzha.
Tanpa menoleh ke arah Alvel, Velzha pun melangkahkan kaki nya keluar kelas, menuju perpustakaan.
Alvel yang melihat kepergiaan Velzha, dengan cepat menyusul nya keluar kelas.
******
Keadaan koridor sekolah Velzha terlihat begitu ramai. Banyak siswa-siswi yang sedang bercengkramah, dan bercanda di koridor. Dan Velzha sedikit tidak mempedulikan hal itu.
Terkadang ia ingin seperti murid-murid biasa nya. Mempunyai teman, bercanda bareng, tempat mengutarakan keluh kesah nya, tetapi ia rasa hal tersebut cukup sulit. Sudah satu tahun lebih ia bersekolah disini, tetapi tak ada satu pun teman nya.
Begitu terlihat miris bukan?
Velzha berjalan dengan santai nya menuju perpustakaan. Dengan tatapan datar lurus kedepan. Dan juga, terkadang ia tak pernah di anggap keberadaan nya di sekolah. Biasa nya, jika ia baru pulang sekolah, adik-adik kelas nya akan bertanya siapa kah diri nya? Saking tertutup nya diri Velzha.
Tiba-tiba, perasaan Velzha terasa tidak enak. Tatapan siswa-siswi yang berada di koridor menatap nya, entah tatapan apa itu?
Velzha menundukkan kepala nya, apa kah ada yang salah dari penampilan nya? Setelah mengecek nya, Velzha merasa bahwa tidak ada yang aneh. Atau kah, ada sesuatu yang aneh di wajah nya? Velzha pun mengalihkan pandangan nya menatap jendela kelas, agar sedikit berkaca.
Baru saja ia memutar kepala nya, ia sudah di kejutkan oleh kedatangan Alvel, yang berjalan sejajar di sebelah nya. Alvel masih saja mengembangkan senyum nya menatap Velzha.
Velzha memutar bola mata nya, begitu malas melihat kehadiran Alvel. Dan juga, ia merasa tidak nyaman menjadi objek siswa-siswi yang berada di koridor.
"Eh itu siapa?"
"Anak baru ya?"
"Anjay, ganteng banget!"
"Bule lagi muka nya duh!"
"Eh bentar itu dia jalan sama siapa?"
"Ohh itu si Velzha!"
"Velzha siapa? Gak pernah denger gue."
KAMU SEDANG MEMBACA
Happy Ending
Teen FictionAlvelino: "jangan nangis lagi, Vel." Velzha: "diem deh!" ➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖ "Luka memang tidak memiliki suara, sebab air mata jatuh tanpa banyak bicara." -(My)Happy ending 012619.