Bag. I; Perjodohan Dengan Duda Tua

78 14 1
                                    

Banyak pemikiran yang mendasari cerita ini dibuat. Alasan paling utamanya adalah karena kegabutan aku yang tiba - tiba menemukan gagasan aneh tentang romansa akibat perjodohan dan impianku sendiri tentang laki - laki berseragam.

Selamat membaca dan semoga terhibur.

***

Cuaca ibu kota siang ini sangat cerah. Hal itu dimanfaatkan Nata, Karin, Ail, Sherly, dan Tasaya di hari libur untuk 'ngopi cantik'.

"Ini mana yang ngajak ketemuan malah belum dateng juga?" gerutu Tasaya sambil menyesap gelas cappuccino keduanya.

"Si tai emang, ngewanti - wanti nggak boleh telat dianya sendiri molor," omel Ail yang sudah mencak - mencak-kesal sendiri

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Si tai emang, ngewanti - wanti nggak boleh telat dianya sendiri molor," omel Ail yang sudah mencak - mencak-kesal sendiri. Karin yang sedang sibuk memerhatikan kuku berwarna Ail sampai berdecak kaget.

"Yang bener lo, Il? Parah. Masa Nata masih tidur sih," timpal Sherly yang salah menangkap maksud kata - kata Ail. Ail sudah hendak memarahi Sherly karena membuatnya semakin emosi tapi ditahan Karin.

"Mending lo pesen camilan lagi deh, Ly. Ketimbang nambah ngawur," sela Karin menengahi. Sherly yang tidak merasa salah pun setuju dan berlalu ke arah meja pemesan.

"Kapan sih dia enggak dongo gitu?" kekeh Tasaya sambil memandang punggung Sherly menjauh

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kapan sih dia enggak dongo gitu?" kekeh Tasaya sambil memandang punggung Sherly menjauh.

"Enggak tau, kayaknya makin parah aja enggak sih akhir - akhir ini?" balas Karin sambil menggeleng - gelengkan kepalanya.

"Enggak tau, kayaknya makin parah aja enggak sih akhir - akhir ini?" balas Karin sambil menggeleng - gelengkan kepalanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Penguasa LautanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang