Hai, aku mau berterima kasih sama kalian yang sudah mengapresiasi bacaan ini karena jujur saja aku sendiri enggak menyangka akan menerima respons positif seperti sekarang. Semoga dengan dukungan kalian cerita ini bisa terus lanjut dan selesai dengan baik ya.
Sebelumnya kalian baca ini, tolong maklumi kalau ada salah ketik dan alur cerita yang sekiranya aneh ya.
***
Sinar matahari yang masuk dari jendela kamar membuat Nata menggeliat. Gorden kamarnya sudah dibuka sehingga membuatnya terpaksa harus membuka mata karena terganggu.
"Engggh," lenguh Nata sambil meregangkan otot – ototnya.
"Bangun! Perawan jam segini masih molor pantesan nggak laku – laku lo," seru suara laki – laki dengan lantangnya.
"Lo abang gue atau emak – emak rumpi sih? Bawel," jawab Nata sambil menyandarkan badannya di punggung ranjang. Laki – laki bertinggi 185 cm itu mendekati Nata lalu menjitak kepalanya keras.
"Aw! Sakit, Bang!" pekik Nata sambil mengusap – usap bekas jitakan kakak satu – satunya tadi.
"Biar bangun. Udah buruan mandi, iler lo kemana – mana tuh," titah Candra dengan senyuman mengejeknya dan menghilang keluar kamar. Nata langsung saja mengusap – usap wajahnya untuk memeriksa ucapan Candra barusan.
"Bang Candra tuh yang ileran!" teriak Nata tak mau kalah. Dia lalu membereskan ranjangnya dan bergegas mandi.
Saat menatap pantulan dirinya di cermin kamar mandi, tiba – tiba dirinya termangu. Ingatan lima hari yang lalu tentang Sena yang melamarnya secara tidak langsung kembali teringat. Diremasnya piyama tidur bergambar beruang itu di bagian dada saat jantungnya kebali berpacu dengan cepat.
"Apa gue iyain aja lamarannya?" gumamnya yang masih bingung dengan isi hatinya sendiri. Tak mau berlama – lama tenggelam dalam lamunan, Nata segera menunaikan ibadahnya untuk membersihkan diri.
Hari ini dia ingin berlama – lama main air. Bahkan baru tiga puluh menit kemudian, Nata keluar dari kamar mandi dengan hoodie khaki-nya.
"Setan! Lo ngapain di sini?" teriak Nata kaget hingga melompat mundur ketika sosok Karin sedang tiduran di ranjangnya. Karin yang sedang membaca – baca majalah hanya memutar bola mata malas.
"Lo mandi atau naik haji, sih? Setahun nunggunya," protes Karin datar sambil bertopang dagu. Nata yang sudah mulai mengontrol detak jantungnya kini mulai merias diri di depan cermin.
"Mau ngapain lo nyari gue?" tanya Nata sambil menatap Karin lewat cerminnya.
"Gue mau nonton sama Tasaya. Lo ikut nggak? Ntar mewek nggak diajak," kata Karin yang langsung menyampaikan tujuannya berkunjung. Nata melihat jam kamarnya sekilas sebelum menjawab tawaran Karin.
"Enggak deh, Rin—" jawabnya sambil menggeleng '—Gue mau ngurusin acara PMI minggu depan."
"Lo masih aktif KSR sama Sherly?" tanya Karin heran yang segera dibalas anggukan mantap.
"Gue punya jabatan di sana, jadi enggak bisa lepas tanggung jawab. Lagian beberapa bulan ke depan banyak banget agenda acaranya," jawab Nata berusaha menjelaskan.
"Lo nggak capek apa? Nggak mau istirahat gitu? Kerjaan lo udah banyak, Nyet. Jangan terlalu menyiksa diri lo deh," tutur Karin yang mulai mencemaskan sahabatnya itu. Nata mengulum senyum sambil memutar badannya ke arah Karin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Penguasa Lautan
ChickLit#17 in #Junghyo last checked 14/08/20 Jungkook (Samoedra) yang berperan sebagai pemuda di puncak kariernya dan mulai menyibukkan diri untuk menemukan sosok ibu untuk anak - anaknya kelak. Jihyo (Natania) yang berperan sebagai perempuan mandiri dan p...