Sebelum baca, jangan lupa tekan bintangnya.
Happy reading.
--
--
--
Meski berada di sisimu
Hatiku seolah tak berada di sisimu
Karena aku selalu merindukanmu--
--
--
Sepanjang perjalanannya menuju ruang kerja, Soah mendapat sapaan dari karyawannya. Senyum mengembang terukir jelas di bibirnya. Entah apa yang membuatnya terlihat bahagia? Yang pasti dia berangkat lebih siang dari biasanya. Bahkan jika dilihat ini sudah hampir jam makan siang.
Dia kembali menyunggingkan senyum, ketika melewati ruang sekretarisnya. Yang mampu membuat sang empunya mengangkat alis, melihat tingkah tak biasa dari atasannya. Dengan cepat dia menyusul atasannya ke ruangnya. Ada beberapa hal perlu dilaporkannya. Namun tertunda karena belum hadirnya Sang Atasan.
Setelah meletakkan coatnya di gantungan, Soah duduk manis di kursinya. Banyak berkas yang menumpuk di meja. Dia memang memiliki banyak pekerjaan hari ini. Belum lagi beberapa meeting yang harus dihadirinya sebelum peluncuran produk baru perusahaan. Sepertinya dia harus menyiapkan tenaga ekstra untuk pekerjaannya hari ini.
Bunyi ketukan pintu ruangannya terdengar. Dari sana munculnya sekretaris cantiknya dengan membawa beberapa berkas di tangannya. Tanpa harus menyuruhnya masuk, gadis itu sudah lebih dulu berjalan ke arahnya.
"Ada apa, Sekretaris Min?" tanya Soah yang sudah mengambil satu berkas dari tumpukan di mejanya.
"Berkas yang harus anda tanda tangani," jawab Sang Sekretaris. Dia juga menyerahkan map yang di bawanya.
Soah menerima mapnya dengan senang hati. Membacanya sebentar sebelum membubuhkan tandatangannya. "Apa semua orang sudah siap?" tanyanya kemudian. Dia mengembalikan mapnya.
"Iya." Sekretaris Min mengangguk. "Meeting akan dimulai tiga puluh menit lagi," jelas Sang Sekretaris kembali.
"Aku mengerti," jawab Soah singkat. Dia kembali memfokuskan pandangannya pada berkas yang diambilnya tadi. Membaca kata demi kata yang tertera di sana. Menandai bagian yang menurutnya kurang pas.
Tangannya kembali terulur mengambil berkas lain. Hanya butuh waktu tiga menit untuknya memeriksa satu berkas. Dia memang memiliki kemampuan yang mengagumkan. Tak heran sejak perusahaan itu di wariskan padanya, produk dan namanya menjadi begitu terkenal. Efisien dan efektif adalah prinsipnya. Dia tak suka menunda-nunda waktu. Bahkan dia tak ragu melayangkan protes pada pegawainya yang bekerja tak sesuai dengan prinsipnya.
Sekretaris Min masih setia memandang segala gerak-gerik atasannya. Selalu seperti yang dia kenal. Cepat, cekatan, dan juga anggun. Tiga sisi itu tak bisa dipisahkan dari diri atasannya. Dia sangat tahu itu. Pekerjaannya juga menjadi ringan semenjak atasannya adalah gadis yang kini sibuk dengan berkasnya.
Soah berhenti membalik berkasnya saat merasa masih ada sepasang mata yang mengawasinya. Dia mengangkat wajahnya. Dan benar saja, sekretarisnya masih berdiri di sana. "Apa masih ada yang ingin kau sampaikan, Sekretaris Min?" tanyanya.
Sekretaris Min hanya tersenyum. Dia masih enggan bersuara.
"Kenapa? Ada yang aneh denganku?" tanya Soah kembali dengan raut penuh tanyanya.
Sekretaris Min menggeleng, masih dengan senyum yang mengembang.
"Duduk saja jika memang ada yang ingin kau sampaikan. Kau tak lelah berdiri terus?"
KAMU SEDANG MEMBACA
My Home [COMPLETE]
FanfictionSoah terpaksa menjalani pernikahan rahasia dengan artis papan atas Park Chanyeol, demi menghindari kutukan keluarganya. Meski sebenarnya dia tak pernah percaya jika kutukan itu masih berlaku. Aku ganti judul ya. Dari Secret Wife Season 2 menjadi My...