Sebelum baca, jangan lupa tekan bintangnya.
Happy reading.
--
--
--
Kapanpun, selalu, aku milikmu
Aku ada di sampingmu untuk memberikanmu pelukan
--
--
--
Sehun kembali menghembuskan napas. Rasanya begitu berat. Mengingat apa alasan dia datang ke tempat itu. Dia ingin meluruskan masalahnya. Harus, atau rasa bersalah akan selalu menggerogotinya. Dia sekarang berada di depan apartemen sekretaris sahabatnya. Setelah tadi merengek meminta alamat gadis itu dari sahabatnya. Dan terpaksa dia harus menceritakan kejadian yang sebenarnya demi alamat tersebut. Dia bahkan dapat nomor teleponnya.
Dengan memantapkan hati dia menekan bel. Cukup lama menunggu tak ada tanda-tanda pintu terbuka. Lagi dia menekan bel tersebut. Tak ada sahutan. Dia bahkan mengentuk pintunya. Namun nihil tak ada tanggapan. Mungkin gadis itu tidak ada di apartemennya. Pemikirannya mulai bersuara.
"Kau siapa?"
Suara yang tak asing memenuhi pendengarannya. Sehun menoleh. Bernapas lega karena pemilik apartemen tersebut telah kembali. Dia membuka maskernya. "Ini aku, Sehun."
Helaan napas kasar keluar dari hidung gadis itu. Wajahnya berubah masam. Dia selalu berusaha untuk menghindari pria itu. Namun tanpa diduganya justru pria itu datang mencarinya. "Untuk apa kemari?" ucap gadis itu dengan nada ketusnya.
"Aku mau minta maaf."
Gadis itu memutar malas bola matanya. Dengusan kesal kembali terdengar. "Sudah aku bilang untuk melupakan kejadian itu."
"Aku sudah berusaha. Tapi tetap saja rasa itu tak hilang."
Gadis itu kembali menghela napas. Dia bisa melihat kantung hitam di bawah mata pria itu. Pria itu pasti kurang tidur. Meski dia tak yakin penyebabnya. Entah karena masalah dengannya atau memang karena pekerjaannya.
"Itu urusanmu." Setelah mengatakannya, gadis itu beralih menuju pintu apartemennya. Memasukkan kata sandi. Membuka pintu dengan cepat. Saat akan menutupnya, pria itu menghalanginya.
"Apa lagi?" protes gadis itu.
"Bantu aku?"
"Bantu apa?"
"Menghilangkannya."
Gadis itu kembali mendengus kesal. Rasa iba melihat wajah memelas pria itu, datang. Dia benci dirinya, kenapa harus menjadi gadis baik. "Bagaimana caranya?"
"Ikutlah denganku?"
"Ke mana?"
"Ikut saja." Tanpa meminta persetujuan, pria itu langsung menarik tangan gadis tadi. Menaiki lift hingga membawanya ke tempat di mana dia memarkirkan mobilnya. Membukakan pintu penumpang, sebelum mempersilahkan gadis itu masuk. Melajukan mobilnya kemudian. Dia menghentikan mobilnya di sebuah retoran tradisional.
Tidak ada yang berinisiatif memulai pembicaraan. Bahkan saat menu mereka datang, mereka masih diam seribu bahasa. Memilih mengambil sumpit untuk makan.
Gadis itu bosan dengan situasinya. Sesekali dia melirik ke arah pria yang sibuk dengan makanannya. Dia berinisiatif membuka suara. Ada beberapa pertanyaan yang muncul di kepalanya.
"Dari mana kau tahu alamatku?"
Pria itu mengangkat kepala. Menelan makannya. "Aku meminta pada Soah."
KAMU SEDANG MEMBACA
My Home [COMPLETE]
FanfictionSoah terpaksa menjalani pernikahan rahasia dengan artis papan atas Park Chanyeol, demi menghindari kutukan keluarganya. Meski sebenarnya dia tak pernah percaya jika kutukan itu masih berlaku. Aku ganti judul ya. Dari Secret Wife Season 2 menjadi My...