pengirim

415 118 28
                                    

yeri sedang asyik mengobrol dengan teman-teman satu gengnya ketika mark datang ke kelasnya. kebetulan, kelas yeri sedang tidak ada guru. karena tak ada yang mengajar dan dia juga sudah akrab dengan sebagian besar anak kelas ini, maka dengan enteng mark melangkah masuk.

"yer!"

"mati mati lu anjing!" mark tertawa. kebiasaan latah yeri belum hilang ternyata.

"ah, tai lo! bilang-bilang kek kalo mau ke kelas," yeri cemberut.

"yer, kita ke kantin, ya! ntar lanjut di sana aja." seolah mengerti, teman-teman satu geng yeri—suhyun, saeron, doyeon, dan yoojung—undur diri, memilih pergi ke kantin.

"oke!"

mark menatap sahabatnya sedari bayi ini. seusai prosesi perpisahan dengan teman-teman satu gengnya, yeri memutar tubuh hingga menghadap mark.

"ngape?" tanyanya.

mark mengeluarkan surat anonim itu dari kantong celana seragamnya, lalu menaruhnya di meja yeri.

"apaan nih?" yeri mengambil surat tersebut.

"kertas lah, lo lulus tk nyogok ya?" canda mark. bukannya terhibur, yeri justeru melayangkan sebuah jitakan di dahi lelaki bule itu.

"aduh! kok dijitak sih gue?!" protes mark.

"ya gue juga tau kali ini kertas! maksud gue tuh, ini kertas isinya apaan?"

"ohhh," mark mengangguk-angguk. "surat. dari fans gue, biasalah."

"terus? ngapain lo kasih ke gue?" yeri mengerutkan dahinya, heran.

"nah, itu masalahnya!" mark menjentikkan jari. "surat itu gak ada namanya. tapi jelas dari fans gue. gue ngasih ke elo mau nanya siapa yang ngirim surat itu. lo kan banyak tuh kenalan adek kelas."

"terus lo kira gue bisa langsung tau dari tulisannya doang gitu? lo kira gue tukang baca tulisan apa????" suara yeri melengking.

"gak gitu yer, aelah!" mark menepuk kening. "ya kali aja lo tau kan gitu, aelah! bantuin gue ngapa yer???"

yeri diam. mark menghela napas. kalau sudah begini, sahabatnya itu pasti minta imbalan.

"udah ngomong lo mau apa. jangan macem-macem, gua gorok lu," ancam mark.

yeri nyengir. "AH MARK I LUFYUUU!!!"

"najis," mark memutar mata.

"hehe," yeri cengengesan. "temenin gue nyari liptint shade baru, ya?"

biar cepat, mark mengangguk. yeri bersorak kesenangan, membuat cowok itu lagi-lagi memutar mata.

"udah cepet, baca suratnya!" perintah mark.

yeri membuka lipatan surat dan mulai membacanya. namun belum ada satu menit, dia sudah melipat kembali suratnya.

"kok cepet banget???" tanya mark, keheranan.

"ini tulisan herin. dulu dia sering surat-suratan sama gue pas masih di manchester," jelas yeri.

mark diam, berusaha mengingat-ingat siapa herin yang dimaksud sahabatnya ini.

"yaelah masa lo gak tau, sih? itu loh, adek kelas yang waktu itu ngasih lo bunga pas selesai mos!" kata yeri.

"OH, YANG PONIAN ITU, YA?!" mark menggebrak meja, membuat beberapa anak di kelas yeri menoleh ke arah mereka.

yeri mengurut pelipisnya. "iya, yang itu. gak usah pake gebrak meja juga, ngapa."

"yer, tapi di surat yang kemaren dia bilang dia lagi sakit."

letters to mark | ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang