Chapter 4 - Banyak PR, Althea!

193 32 5
                                    

Elda membatalkan niatnya untuk mampir ke rumah Rain dan langsung mengendarai mobilnya untuk pulang ke rumah. "Malam ini kamu bisa mengenakan pakaianku saja, Althea. Mungkin sedikit kebesaran, tapi pasti cukup untuk kau kenakan."

Althea yang duduk di kursi sebelah Elda hanya mengangguk dan masih sibuk melihat sekitarnya. Ia memang sudah ribuan tahun tak pernah melihat peradaban manusia. Hal terakhir yang Ia ingat saat melihat peradaban manusia adalah bagaimana mereka mengenakan kulit binatang untuk menghalau udara dingin di bumi. Melihat semua perubahan yang terjadi membuat Althea sangat takjub.

Tak perlu waktu lama bagi mereka untuk mencapai kediaman Elda yang memang terletak sekitar 20 menit dari kampus tempatnya bekerja. Rumah Elda terbilang cukup besar dan mewah mengingat profesinya yang hanya seorang dosen. Setiap kali orang-orang di sekitarnya bertanya, Elda selalu mengatakan bahwa rumah yang Ia tinggali adalah milik kerabatnya. Sesungguhnya rumah itu memang benar-benar miliknya sendiri.

"Selamat datang di kediaman Arthurians. Mulai hari ini, tempat ini adalah rumah bagimu, Althea. Dan kamu adalah bagian dari keluarga bagiku. Rumah ini memiliki banyak kamar yang bisa kamu tempati, kamu boleh memilih sendiri mana kamar yang kamu inginkan."

Elda selalu memperlakukan Aiqm selayaknya anggota keluarga sendiri, dan selayaknya manusia pada umumnya. Sejak kecil orangtua Elda sudah memperlakukan Aiqm layaknya anak mereka sendiri, sehingga menjadi hal wajar bagi Aiqm untuk memiliki kamar sendiri. Meski kamar tersebut jarang ditempati, namun ruangan tersebut menjadi tempat yang mampu menjaga privasi masing-masing dari mereka. Baik Aiqm maupun Elda memiliki ruang mereka masing-masing.

"Di mana ruangan Anda, master?" tanya Althea yang berjalan mengekori Elda.

Seketika Elda berhenti di tempat dan membalikkan badannya menatap Althea. "Panggil aku Elda saja. Master hanya akan kamu gunakan pada saat kita dalam misi atau pertempuran. Mengerti?"

Althea menjawab dengan anggukan kepala. Jawaban itu cukup bagi Elda, dan mereka melanjutkan perjalanan. "Kamarku ada di lantai 2. Master bedroom dalam rumah ini adalah milikku," ucap Elda yang kini menunjuk pada sebuah pintu paling ujung yang langsung menghadap tangga. "Dari kamarku, aku bisa melihat bagian depan maupun belakang dari rumah ini. Hampir sepertiga lantai 2 dari rumah ini adalah kamar pribadiku."

"Di mana kamar Aiqm? Kenapa kami tidak berada di ruang yang sama denganmu saja, Elda?" tanya Althea yang masih merasa bingung. Tidak biasa bagi seraphim blade untuk diperlakukan setara dengan tuannya. Mereka hadir dan ada untuk melayani, untuk memberikan nyawa mereka bagi tuannya. Maka pada umumnya selalu ada batasan jelas bagi mereka dengan si tuan dan mereka tidak pernah meninggalkan sisi tuannya.

Elda menjawab Althea dengan menunjuk sebuah pintu di sisi kiri paling dekat dengan tangga. "Masih ada 3 ruang lainnya yang bisa kamu pilih di lantai ini. Lantai 1 ada 2 ruang yang bisa kamu tempati, tapi aku pribadi menyarankan agar kamu menempati lantai 2 saja."

Althea kemudian memilih ruang yang terletak persis di sisi kanan kamar Elda karena Ia merasa itu adalah posisi paling dekat dengan tuannya. "Kamu boleh membersihkan diri terlebih dahulu kalau kau mau, dan aku akan menyiapkan pakaian untukmu."

"Terima kasih, Elda," ucap Althea pada sosok Elda yang tengah melangkah meninggalkan ruang kamarnya. Ia masih merasa aneh dengan semua perlakuan Elda terhadap dirinya. Ingin rasanya Ia bercakap-cakap dengan Aiqm dan mencoba memahami tuannya itu.

Tanpa banyak bicara, Elda hanya mengangguk menerima ucapan terima kasih yang ditujukan padanya. Ia kemudian berlalu dan kembali membawa kaos tidur lengkap dengan celana pendek dan satu set pakaian dalam baru. "Kurasa ini cukup untuk kau kenakan sementara, Althea. Aku pamit untuk istirahat dulu. Selamat malam, Althea. Kalau kau butuh sesuatu tanyakan pada Aiqm," pamit Elda kemudian kembali meninggalkan Althea yang masih kebingungan.

Dengan bingung Althea mengambil satu per satu pakaian yang dibawakan oleh Elda dan mengamatinya dengan seksama. Berusaha mencari tahu apa fungsi dan bagaimana cara menggunakan bra. Tiba-tiba suara tawa terdengar mengisi ruang kamar Althea.

"Mandilah dulu. Kemudian akan aku ajarkan cara menggunakannya," celetuk Aiqm yang tertawa tengil melihat wajah bingung Althea. Mendengar kata-kata Aiqm, Althea merasa lega karena ada seseorang yang akan mengajarkannya cara beradaptasi di dunia manusia modern ini.

Usai membersihkan diri, Althea muncul di hadapan Aiqm dengan tubuh polosnya. Dengan cekatan Aiqm mengajarkan bagaimana Althea harus mengenakan bra. "Begini cara Elda mengenakan bra miliknya. Kemudian pakaian yang lain kurasa sudah kau mengerti dengan mudah," jelas Aiqm sembari memakaikan bra untuk Althea. Mudah saja bagi Althea untuk langsung memahami fungsi dan cara kerja bra yang ditunjukkan oleh Aiqm.

"Aku masih tak banyak mengerti bagaimana peradaban manusia telah berubah," gerutu Althea.

"Apa ini untuk pertama kalinya bagimu menjadi seraphim blade?" tanya Aiqm penasaran karena baru pertama kali Ia bertemu dengan seorang seraphim blade yang kikuk dengan dunia manusia. Anggukan kepala Althea membuat Aiqm menghela napas. "Banyak hal yang harus kau pelajari kalau begitu. Ikut denganku," ajak Aiqm kemudian melangkah keluar dari ruangan.

"Pertama, pelajari saja apa yang bisa kau pelajari dari tempat ini. Ada banyak buku yang bisa membantumu," perintah Aiqm begitu mereka sampai pada ruang perpustakaan yang terletak di lantai 3 rumah Elda. "Setelah itu, baru kau boleh mengajukan pertanyaan dari apa yang tak kau mengerti. Besok kau bisa ikut denganku untuk mengamati manusia-manusia masa kini."

Althea menyapukan pandangannya pada perpustakaan milik Elda yang menyimpan banyak sekali buku dengan aneka jenis. Ia dengan semangat mengikuti instruksi dari Aiqm dan mulai mengambil sebuah buku secara acak. Tak butuh waktu lama baginya untuk menyelesaikan sebuah buku mengingat kemampuan seorang malaikat seraphim. Mereka dapat melihat dan mengingat banyak hal dengan cepat dan mudah.

"Sejujurnya aku tak suka melihatmu menjadi bagian dari keluarga Arthurians. Aku sangat menentang keputusan Elda untuk mengambilmu sebagian seraphim blade," ucap Aiqm memecah konsentrasi Althea. Ia langsung melihat Aiqm dan menelengkan kepalanya. Meminta Aiqm berbicara lebih lanjut. "Elda adalah manusia dengan anugerah luar biasa, itu tak bisa dipungkiri. Ia mewarisi roh legendaris Hakuryuu, sang raja naga putih. Membuatnya berkali lipat lebih kuat daripada guardiance pada umumnya. Meski begitu tetap saja memiliki 2 seraphim blade akan sulit baginya."

Mendengar apa yang dikatakan oleh Aiqm, tidak bisa tidak. Althea sepenuhnya setuju, dan itu juga yang awalnya menjadi keraguannya untuk menerima Elda sebagai tuannya. "Maaf telah menyusahkan," ucap Althea.

Aiqm menghela napas kemudian menggelengkan kepalanya. "Sudahlah. Bukan salahmu. Memang begitulah Elda. Dia akan melakukan apa saja untuk melindungi manusia lain. Pesanku hanya satu. Jangan banyak menyusahkan. Aku tidak tahu seberapa hebat kau, yang jelas jangan menjadi beban bagiku dan Elda. Besok dia sendiri yang akan mengajakmu berkeliling rumah ini."

"Sekali lagi terima kasih, Aiqm."

"Jangan berterima kasih dahulu. Aku akan menyingkirkanmu kalau kau menjadi beban bagiku dan Elda. Jadi, mulai bekerja keraslah untuk membuktikan kualitasmu pantas untuk mendampingi Master Guardiance sekelas Elda," jawab Aiqm dengan serius dan sedikit mengancam.

Ancaman dari Aiqm membuat Althea tertegun karena Ia tak menyangka akan mendengar ancaman dari makhluk yang sebelumnya cukup ramah. Meski begitu, Althea tak menyalahkan tindakan Aiqm dan keras sikapnya. Ia juga akan melakukan hal yang sama bila nyawa tuannya terancam.

Ini berarti Althea memiliki banyak tugas yang harus Ia selesaikan agar dapat bekerja sama dengan Aiqm, juga melayani Elda dengan baik. Ia harus mengerti manusia masa kini, memahami Elda juga Aiqm, serta memperkuat dirinya sendiri.

"Oh ya, satu lagi. Pastikan kau bisa mengendalikan hal baru dalam dirimu. Nafsumu!"

"Hah?!" respon Althea dengan bingung atas pernyataan terakhir Aiqm.

"Kau berasal dari gerbang merah," jawab Aiqm dengan singkat dan segera berlalu meninggalkan Althea kembali dengan kebingungannya.

********************************

Sorry chapter ini agak membosankan.

-LoChHart

Seraphim BladesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang