Chapter 6 - Sidang

256 38 8
                                    

(sore harinya)

Elda melangkahkan kakinya dengan penuh percaya diri, postur tubuhnya tegap, seolah menantang siapa saja yang berani melawannya tanpa rasa takut. Memang begitulah seharusnya yang ditampilkan oleh seorang guardiance dengan pangkat setinggi Elda. Penuh percaya diri, tampak sedikit angkuh, dan dingin. Sesuatu yang sudah sangat biasa dilihat oleh para guardiance saat melihat seorang Elda Arthurians.

Setiap guardiance yang berpapasan dengan Elda akan segera diam di tempat, mengambil sikap tegap siap, mengepalkan tangan kanan dan meletakkannya pada dada kiri. Begitulah cara guardiance menunjukkan sikap hormatnya pada mereka dengan jabatan lebih tinggi. Dan siapa pula di hall itu yang tak mengenali Elda sebagai Great Guardiance of The East, karena fotonya telah terpampang besar sekali seolah menyambut siapa saja yang datang.

Tapi seluruh sikap hormat itu kepada Elda sama sekali tak berlaku bagi seorang pria dan wanita yang berdiri di dekat lift dan melihat Elda dengan senyuman. "Wow... Tak kusangka ternyata rumor itu benar," ucap lelaki itu sembari memandang Althea dengan takjub.

"Bukan rumor kalau aku sendiri yang memberikan laporan, bodoh! Bahkan setelah selama ini, kau masih saja bodoh, Rey. Aku heran bagaimana bisa orang bodoh sepertimu mendapatkan seorang wanita secantik dan sebrilliant dia," ujar Elda sembari menunjuk perempuan yang berdiri di sebelah pemuda itu.

"Hey, that's rude!" seru pemuda tersebut yang kini menunggu giliran untuk memeluk Elda seperti yang dilakukan oleh perempuan di sisinya.

"It so nice to see you again, El," bisik perempuan yang tengah memeluk Elda. Ia kemudian tersenyum ke arah Althea dan mengulurkan tangannya untuk bersalaman. Althea dengan sopan menerima uluran tangannya. "Aku Sifa, seorang magi. Dan ssstt...! Aku tahu namamu adalah Althea wujudmu adalah tameng sehitam legam rambutmu."

Althea langsung tertegun saat mendengar ucapan perempuan bernama Sifa tersebut. "Dia adalah seorang magi kaliber super. Jadi jangan heran kalau Ia bisa membaca dirimu dengan sangat baik bahkan hanya melalui sentuhan singkat," jelas Elda pada Althea yang masih tertegun. Ia tak pernah menyangka bahwa ada manusia yang memiliki kekuatan magis begitu dahsyat bahkan mampu membaca seorang malaikat seraphim.

"Aku Reyhan. Salah satu dari Great General of The East," ucap pemuda yang berdiri di sisi Sifa. Ia memperkenalkan dirinya seolah tak mau kalah. Althea menganggukkan kepala tanda Ia mendengar apa yang dikatakan olehnya. "Kau ini jangan sama dinginnya dengan mastermu. Jadilah sedikit konyol seperti Aiqm. Jangan terlalu serius sepertinya," pesan Reyhan sembari mereka berjalan memasuki lift.

Elda tak banyak bicara dan langsung menekan tombol pada lantai yang akan mereka tuju. "See. She is so serious all the time, that sometimes I think she have some stick on her ass," ucap Reyhan kembali mencoba bergurau dengan Althea. Sifa yang mendengar ucapan Reyhan ikut tertawa dan meledek Elda. Sementara Elda sendiri tak terlalu memperdulikan apa yang dikatakan oleh keduanya.

"Kalian berdua akan ikut masuk?" tanya Elda ketika mereka berhenti di depan sebuah pintu besar. Pintu yang memisahkan antara mereka dengan ruang sidang. Keduanya menganggukkan kepala dan seolah gestur itu menjadi jawaban sekaligus meneguhkan Elda. Memberinya semangat dan dukungan untuk menghadapi dewan guardiance.

Begitu pintu terbuka, hal pertama yang tampak adalah meja tinggi di sisi kanan dan kiri, seolah menciptakan lorong. Elda diikuti dengan Althea berjalan menuju ke ujung ruangan, di mana terdapat sebuah lantai dengan permukaan sedikit lebih tinggi. Perbedaan ketinggian permukaan itu membuat ujung ruangan tersebut tampak seperti panggung atau tempat yang tepat untuk meletakkan tahta. Ada sebuah kursi besar yang diletakkan di tengah lantai tersebut, diikuti dengan beberapa kursi-kursi yang berbaris melingkar di belakangnya.

Seraphim BladesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang