Loser
Kurnia Bayu Pradana
1
Negeri Alfa adalah negeri modern yang damai. Memang tak seluas negeri lainnya, namun negeri ini memiliki tingkat kemajuan yang sama dengan negeri super power dunia ini. Negeri ini mempunyai dua kota besar, pusat pemerintahan ada di Alfa 1 dan kota kedua di negeri ini adalah Alfa 2. Alfa adalah negeri yang nyaris tak memiliki masalah, tak memiliki musuh sehingga tak pernah berperang maupun bersitegang. Sumber daya alam dan sumber daya manusia imbang, sehingga manusia yang ada mampu mengolah alam yang tersedia dengan baik. Sebagai negeri di khatulistiwa, iklim dan cuaca di sini stabil, tak ekstrim dan jarang terjadi bencana alam.
Alex melempar televisi yang menyiarkan siaran promosi negeri mereka itu dengan ponsel canggih keluaran terbaru miliknya, televisi itu terpasang di dinding stasiun bawah tanah tempat Alex menunggu kereta malam untuknya pulang. Sebagai negeri yang belum lama berpisah dari negeri lamanya, sudah wajar pemerintah melakukan promosi tentang negaranya sendiri dengan membangga-banggakan apa yang mereka kira miliki. Sebelum polisi datang, kereta sudah datang duluan. Alex langsung duduk di tempat duduk yang kosong. Kereta mulai melaju ke rumah tempat tinggal Alex.
"Omong kosong!"
Alex berteriak sendiri. Penumpang lain kaget, namun segera kembali ke dunianya masing-masing tanpa memperdulikan teriakan itu. Seseorang yang duduk tepat di seberang Alex tiba-tiba tertawa sambil tetap membaca buku, "Seperti biasa, arogan, tak bisa mengendalikan emosi. Cobalah tenang, Alex...," kata orang itu dengan tenang.
"Sial!" kata Alex yang sempat kaget ada orang yang mengenalnya di tempat itu, "Kau seperti hantu saja, Ivan! Tiba-tiba ada di situ!"
"Bukan aku yang tiba-tiba ada di sini," kata Ivan dengan tenang pada sahabat masa sekolahnya itu, "Aku sudah di sini dari tadi, jauh sebelum kau masuk ke kereta. Kau yang selalu tak pernah tenang sehingga kau tak menyadari apa yang ada di sekitarmu."
"Ah! Sudahlah, yang paling penting, jadi begini cara kita bertemu setelah 5 tahun tak berjumpa?" kata Alex sambil merenggangkan dasinya.
"Benar, hidup memang penuh dengan kebetulan," kata Ivan yang tersenyum sebentar pada sahabat lamanya itu, lalu kembali membaca bukunya.
"Seperti biasa, hidupmu penuh dengan filosofi. Jadi apa yang membawamu ke Alfa 1? Seingatku setelah lulus SMA kau pulang kampung ke Alfa 2?"
"Tidak ada yang membawaku. Mungkin angin yang membawaku."
"Sial! Jawab yang serius!" Alex mulai terpancing emosi, namun Ivan tahu Alex tak akan melakukan sesuatu pada dirinya karena mereka saling mengenal baik satu sama lain pada masa lalu, "Kau bekerja di mana?"
"Coba tebak...."
"Sial, lagi-lagi kau menjengkelkan. Dari bukumu, kau dokter?" Alex mengamati buku yang dibaca Ivan.
"Bukan, keluargaku tak sanggup menyekolahkanku di kedokteran."
"Lalu bukumu itu?" tanya Alex penasaran.
"Aku mengambil secara acak di perpustakaan milik adikku."
"Lalu untuk apa kau baca?"
"Siapa bilang aku membaca buku?" kata Ivan masih dengan tenang, sangat berbeda dengan cara Alex berbicara, "Aku hanya mengarahkan kepalaku ke buku agar dikira orang sedang serius membaca buku. Dengan begitu orang akan segan berbicara denganku dan mengusik ketenanganku."
YOU ARE READING
Loser
Mystery / ThrillerAlfa yang baru seumur jagung mempromosikan negeri mereka sebagai negeri yang makmur dan subur. Iklan dan propaganda kedamaian disiarkan di mana-mana. Namun, perlahan muncul suatu pergerakan yang menamakan diri mereka Loser. Mereka adalah kumpulan or...