Ini aku, aku yang selalu sendirian, aku yang besar dengan campur tangan banyak orang, aku yang selalu diajarkan mengalah, aku yang selalu diajarkan untuk mengerti keadaan, aku yang selalu dimarahi hanya karna kesalahan kecil, aku hanya butuh kasih sayang dimasa kecilku, dimasa saat ini, aku butuh itu.
Segalanya membuatku menjadi anak yang kuat, membuatku berfikir lebih dewasa dari umur anak yang seharusnya, aku suka keramaian tapi aku lebih suka kesunyian, aku suka berteman tapi aku lebih nyaman sendiri tanpa ada penggangu, aku selalu mendengarkan keluh kesah banyak orang tapi apa pernah seorang saja mendengarkan keluh kesah ku, bahkan aku harus menahan suara tangisku sendiri, aku harus menahan air mataku sendiri, aku selalu terlihat bahagia, tapi nyatanya semua itu hitam tanpa warna-warni layaknya hidup kebanyakan teman-teman ku.
Kebahagiaan keluarga mereka dapat, canda tawa orang tua mereka dapat, pelukan hangat kedua orang tua mereka dapat, tinggal bersama orang tua, segalanya bersama keluarga, begitu hangat tanpa celah, aku iri, aku ingin seperti mereka.
Tapi mungkin, Tuhan ingin aku lebih dekat padanya, maka aku akan menerima semua ini, aku kuat, aku tak pernah ingin terlihat menyedihkan, aku tak pernah ingin dikasihani, aku tak pernah ingin menjadi putus asa, karna aku sadar saudara-saudariku ku diluar sana masih jauh lebih kekurangan dari pada aku.
Jadi, mari kita mulai cerita ini 😊
KAMU SEDANG MEMBACA
Stay Alone
Ficção AdolescenteAku suka berteman, aku suka bermain, aku suka berkenalan, aku suka sangat suka mengenal orang-orang baru, tapi nyatanya sendiri ku lebih membuatku nyaman