CHAPTER 1 : BISAKAH KAU MELIHATKU ?

34 4 0
                                    

Sebuah mobil mewah berwarna hitam metalic berhenti tepat didepan area sebuah hotel berbintang. Dengan banner nama 'STARRION HOTEL' yang sangat besar di depan gerbang utama dan pintu masuk utama.

Dengan sigap, penjaga pintu masuk segera menghampiri mobil tersebut dan membukakan pintu penumpang bagian belakang mobil tersebut.

Sosok Davin dengan stelan kemeja dan jas silver, turun dari kursi penumpang mobil tersebut.

Seluruh penjaga dan staff hotel segera membariskan diri mereka dikanan dan kiri Davin lalu dengan serentak membungkukan tubuh mereka sebagai tanda hormat.

Davin mulai melangkahkan kakinya dengan acuh melewati barisan pegawainya bersama dengan sang Sekretaris yang dengan setia berjalan dibelakangnya seraya memeriksa jadwal sang bos di dalam tab yang ia pegang. Sebut sekretaris itu, Emily. Beberapa staff penting lainnya kemudian juga mengikuti langkah Davin memasuki area hotel.

Mereka memasuki lift khusus yang hanya diperuntukan untuk Davin dan beberapa staff pribadinya. Emily menekan tombol lantai 20 setelah Davin memasuki lift, sementara staff lainnya hanya mengantar mereka hingga pintu lift dan memberi hormat sebelum pintu lift tertutup.

"Laporanmu ?" seru Davin.

Emily yang berdiri tak jauh dibelakangnya, segera membuka tab yang dibawanya.

"Bulan ini harga saham meningkat 45% dibandingkan bulan lalu. Beberapa investor besar juga menawarkan saham mereka untuk berinvestasi dihotel ini. Laporan lengkap mengenai para investor sudah saya kirim pada e-mail anda." Jawab Emily.

Davin tersenyum miring.

"Kudengar, 200 meter dari sini sedang dibangun hotel baru ?!" Tanya Davin.

Emily segera menutup tab nya, "Benar. Pembangunannya sudah selesai. Mereka membangun 70 lantai dengan 120 kamar Royal Suite. Mereka mengadakan pesta pembukaan minggu depan dan kita menerima undangan resmi nya kemarin. Saya sudah menyimpan undangannya di atas meja anda," Jawab Emily.

"70 lantai dengan 120 kamar Royal Suite? Ck~ apa mereka pikir bisa menyaingi hotelku ?!" gumam Davin.

"Mereka juga memasukkan anda sebagai tamu kehormatan untuk datang ke pesta pembukaan mereka. Jadi, jika anda tidak menghadirinya.. mungkin akan sedikit tidak sopan," lanjut Emily dengan nada ragu diakhir kalimatnya.

"Sialan !! Mereka mengibarkan bendera perang tepat didepan wajahku.. Jika mereka membangun hotel tidak jauh dari hotelku terlebih mengirimku undangannya bukankah itu artinya mereka benar-benar mengajakku bersaing ?!" umpat Davin.

"Selidiki hotel baru itu. Pemiliknya, sahamnya, investornya, semuanya !! Laporkan secepatnya padaku." Titah Davin yang dibalas anggukan mengerti dari Emily.

Pintu lift terbuka, Davin segera keluar dari dalam lift dengan masih diikuti Emily dibelakangnya. Setiap staff dan pegawai yang bertemu dengannya, maka mereka selalu membungkukan sedikit tubuh mereka sebagai tanda hormat pada atasan.

Davin hendak membuka pintu ruangannya, namun niatnya terhenti saat melihat semua orang di lantai itu mendadak heboh dan berlarian menuju lift serta tangga darurat.

"Ada apa ini? Apa ada kebakaran ?" Tanya Davin.

"Sepertinya tidak. Sistem keamanan kita sangat tinggi, jika ada kebakaran alarm akan otomatis berbunyi." Jawab Emily.

Emily yang juga tak mengetahui apa yang sedang terjadi, segera mengeluarkan ponselnya dan menghubungi staff bagian keamanan hotel.

"Ada apa disini? Semua orang di lantai 20 tiba-tiba saja berlarian !" Tanya Emily melalui sambungan teleponnya.

My Lovely GhostTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang