CHAPTER 2 : AKU DI SISI MU

27 4 0
                                    

Sudah hampir satu bulan sejak Davin terkurung di rumah sakit.

Bukan tanpa alasan karena ia melakukannya untuk proses penyembuhan lengan dan tulang punggungnya yang cedera. Dan selama itu pula Hana selalu menemaninya.

Terkadang Emily juga akan datang untuk membawa kan laporan yang harus ditanda tanganni atau file penting yang diminta Davin. Ia tidak mau hanya diam, makan, dan tidur selama di rumah sakit makadari itu ia tetap bekerja walaupun dalam ruang lingkup yang terbatas.

Pagi ini seorang suster baru saja menyuntikan vitamin pada infus Davin. Suster itu mengedipkan sebelah matanya pada Davin namun Davin hanya mengacuhkannya dan memfokuskan dirinya membaca koran bisnis yang dipegangnya.

"Jika ada apa-apa, anda bisa memanggil saya.." ujar suster itu dengan suara genitnya, namun karena Davin mengacuhkannya, suster itu mulai mencibir kesal dan segera keluar dari ruang rawat Davin.

Hana mendadak berlari naik ke atas ranjang Davin, membuat Davin menatapnya dengan kilatan kesal.

Sementara ekspresi yang ditunjukan Hana masih seperti biasanya. Tersenyum ceria dengan mata berbinar.

Ya, Kemarin Davin sudah meminta Emily mengganti ranjang pasiennya dengan ukuran yang lebih besar yang langsung dituruti Emily. Ia melakukannya karena ia tahu Hana selalu duduk dan tidur disampingnya sesukanya. Tidak peduli berapa kali Davin membentak dan memarahinya, Hana tetap pada kebiasaannya. Hingga akhirnya, Davin lelah sendiri untuk berteriak.

"Kau sedang baca apa ?" tanya Hana sambil menatap koran yang sedang dibaca Davin. Davin mendengus kesal lalu menggeser sedikit posisi duduknya.

"Jangan dekat-dekat. Gerah !!" seru Davin lalu kembali fokus pada korannya.

Hana mempoutkan bibirnya kesal.

"Inikan masih pagi, lagipula beberapa hari ini cerah dan tidak terlalu panas. Kenapa kau gerah ?" tanya Hana yang tidak dijawab Davin. Hana kembali membaringkan tubuhnya disamping Davin yang duduk bersandar.

"Davin, kau punya pacar ?" tanya Hana membuat Davin menoleh kearahnya dengan wajah bingung.

Namun, kemudian Davin kembali menatap korannya. Enggan memperdulikan Hana.

"Davin !!" seru Hana kesal merasa Davin terus berusaha mengabaikannya.

"Tidak. Mereka merepotkan !" jawab Davin akhirnya tanpa mengalihkan pandangan dari koran yang dipegangnya.

Hana mengangguk mengerti lalu kemudian keheningan mendominasi ruangan itu. Davin fokus membaca korannya sementara Hana sibuk dengan imajinasi nya sendiri.

"Hidupmu pasti sangat teratur," ujar Hana.

"Tentu saja. Orang sepertiku tidak mungkin hidup berantakan.." balas Davin tanpa mengalihkan pandangannya dari koran.

"Tapi membosankan, kan? Setiap hari kau bangun di pagi hari dengan waktu yang sudah ditentukan lalu berangkat kekantor untuk bekerja lalu pulang setelah itu tidur. Dan ke'esokannya kau melakukan hal yang sama. Aku yakin, sekalipun kau mengambil libur itu mungkin sekali dalam satu bulan dan kau menggunakannya hanya untuk mengurung diri dirumahmu. Tipe orang sepertimu biasanya anti sosial.." Ujar Hana sambil menatap langit-langit ruangan itu.

Davin mengerutkan keningnya sambil menoleh kearah Hana.

"Aku benar, kan ?" tanya Hana dengan kekehan kecilnya.

Davin hanya menatapnya datar lalu menutup korannya dan menyimpannya diatas wajah Hana.

"Kau pikir hidupku se'membosankan itu ?! Aku makan, minum, dan buang air !" sanggah Davin.

My Lovely GhostTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang