Sebuah kenangan pahit terus terlintas dibenakku tanpa permisi, kenangan pahit itu selalu terulang seperti putaran kaset. Aku benci saat itu, aku benci masa dimana aku hanya mampu diam dan tak melakukan apapun. Aku merindukan mu
Bagaimana bisa sekarang aku hidup tanpa kamu? Bagaimana bisa aku akan bahagia tanpa kamu? Ketika separuh hatiku sudah aku berikan, aku ingin kau kembali
"woiiiiii" perempuan cantik itu, membuyarkan lamunanku
"bisa gk usah ngagetin??? " aku memutar mata malas menatap sahabat ku itu
" wetsss marah marah aja neng, sabar, kalem" dila cengegesan sambil menunjukkan gigi rapinya
"bodo amatlah, ganggu aja" aku menatap lurus kedepan, entah apa yang ingin aku tatap, yang jelas aku hanya menginginkan ini
"lu kenapa sih de? Cerita sama gw? Masih blom bisa move on? " dila yang ku yakin lagi menatapku, tapi tak ku pedulikan, aku terus menatap kedepan
"ih apaan sih, udah move on kali" aku tertawa, agar dila bener bener yakin, kalau aku tidak seperti yang dia pikirkan
"elahh ngeles aja kek bajai." katanya sambil mengibaskan rambutnya
Aku hanya diam tak menggubris perkataannya lagi, aku masih memikirkan dimana dia laki laki yang dulu sangat mencintaiku, sekarang malah pergi berlalu, meninggalkan semuanya tanpa rasa bersalah.
Dia yang selalu mengucapkan kata kata yang membuat ku tenang, yang selalu berada disisiku, yang slalu menenangkanku, yang slalu tidak ingin lepas dariku, tapi pada akhirnya dia yang melepaskan sendiri tanpa ku tau sebabnya.
"Udah bengongnya, guru udah masuk dritadi" Dila menyenggol lenganku
"whatt? Kenapa baru bilang?" umpatku
"Ya lu dritadi gw panggil gk nyaut, sibuk bener, mau masuk apa disini aja? "dilla berdiri menatapku
"ya masuklah ogeb, pake tanya lagi" kataku berlalu meninggalkan dilla yang masih mematung ditempat
"Dih anjer, gw yang nyadarin kenapa lu yang duluan, malah main tinggal lagi" Dila yang tampak kesal berlari mengejarku, dan menyamakan langkah ku, aku hanya tersenyum tipis melihat sahabatku itu
***
"MAMA GAK BISA BERHENTI PA, PLEASE NGERTIIIN" teriakan itu menggema ditelingaku, teriakan yang sudah biasa aku dengar dirumah ini
"PAPA MASIH BISA KERJA MAMA, CUKUP URUSIN DEA AJA, KENAPA SIH SUSAH BENER, APA KARENA MAMA UDAH DAPET YANG BARU" teriakan itu berasal dari papa, ya itu sudah biasa, perdebatan yang tak pernah berhenti
Aku masuk kedalam rumah, melangkahkan kakiku, mereka semua diam menatapku aku berlalu tanpa memandang mereka berdua, semuanya sungguh menyakitkan, teriakan mama yang selalu memanggil ku tak pernah ku gubris, aku terus berlalu, yang aku ingin hanya satu, Bahagia.
Aku duduk dikasur tanpa melepaskan dulu seragamku, aku hanya ingin beristirahat, aku menatap langit langit kamarku, tanpa terasa sebutir air mata lolos dipipi ku tanpa permisi, sungguh ini meyesakkan, ku pukul beberapa kali dadaku agar tidak begitu sakit, tapi hasilnya nihil, ini sangat meyesakkan.
Aku menangis dalam diam, kubenamkan kepalau dibantal, agar tidak seorang pun bisa mendengar ku menangis, aku tidak ingin semua orang melihat aku lemah, aku harus kuat, tanpa terasa kantuk menyerangku dan tak butuh waktu lama aku sudah berada dialam mimpi.
***
Halo guyss, gimana ceritanyaa??? Belum asikk yahh?? Hehe tunggu aja yah terus support aku buat bikin cerita
Terus ikutan vote dan komen yah, kalo ada typo kasih tau aku hehhe
Semoga suka sayang sayangku❤️❤️❤️❤️😘😘😘😘
KAMU SEDANG MEMBACA
MELODI
Teen FictionDisaat kau menaruh seluruh hati kepada seseorang, namun hanya kekecewaan yang kau dapatkan, dan tidak ada yang lebih sakit ketika kau dijatuhkan kepada cinta yang salah, dan ingatlah jika Allah sedang mencemburui kau yang menempatkan cinta kepada se...