Part 3

12 3 0
                                    

Bagian terpenting dalam hidupku yaitu pernah memberikan segenap rasaku, walaupun akhirnya hanya sebuah kepahitan

***

"DEAAAAA, HABIS DARIMANA AJA??? GW NYARIIN ELU DARITADI, LU BAIK BAIK AJA KAN"

aku terus berjalan, hingga duduk disamping dila, kosong, hampa, tidak ada sedikit pun kekuatan.

"Deaa" aku mencari sumber suara tersebut dan menatapnya

"lu gpp kan? Lu baik-baik aja kan? "aku hanya tersenyum membalas pertanyaan tersebut

" gua baik baik aja, santai"

"seriuss deaaaa, lu kayak hbis nangis, mata lu merah, makin jelek lu tau gk?"

"lu yah bukannya ngibur sahabat sendiri, apa kek, ini malah ngehina" umpatku

"haha iya iya maaf de maaf, lagian udah jangan nangis lagi karena tuh cwo, gw gk mau liat lu kek gini lagi" dila tersenyum
Dan akupun tersenyum mengiyakan katanya

Terdengar langkah kaki semakin mendekat, dan diambang pintu masuk guru yang akan mengajarkan fisika, pelajaran yang sangat membosankan.

"Assalamualaikum anak-anak"

"Waalaikumsalam buk" jawab semua murid

"Baik, kalian akan mempunyai teman baru, dan ibu harap kalian bisa bersahabat "

" cwe atau cwo buk? Kalo cwe duduk didekat saya aja buk, sekaligus mengisi hati saya yang kosong gtuh buk" itu suara siketua kelas

"DASAR JOMBLO AKUTTT" teriak semua siswa sambil tertawa

"Yang penting ganteng" katanya menaik turunkan alis

"Sudah sudah jangan ribut, dan kamu Rian, ibu sarankan minum obat sebelum ke skolah, biar penyakit kamu itu gk kambuh"

"ih ibuk segitu bener" katanya kesel

"udah, ananda silahkan masuk" bu tika menginstruksikan agar siswa baru itu masuk

Dan terlihat sangat jelas seorang pria berjalan memasuki ruangan, tiba-tiba keadaan kelas menjadi hening, semua mata hanya tertuju kepadanya, sempurna.

"Silahkan perkenalkan dirimu" pria itu mengangguk sebagai jawaban

"Assalamualaikum, perkenalkan nama saya muhammad fakhri" katanya sambil tersenyum

"waalaikumsalam " jawab semua murid serempak

" Baik kamu duduk dibelakang dea, yang dipojok sana" kata bu tika menginstrusikan

"Baik buk" katanya sambil tersenyum

"Baik anak-anak buka bukunya dan fokus terhadap pelajaran yang akan saya ajarkan"

"Baik bu" semua siswa membuka buka fisika dan memperhatikan guru didepan

Tak terasa waktu hampir menunjukkan untuk bel istirahat, setelah bel berbunyi, semua siswa berhamburan keluar untuk mengisi perut mereka yang kosong

Aku masih tetap duduk meski dila sudah mengajak aku sampe dia menyerah dan keluar sendiri ke kantin

"Dea kantin yuk"

"Gk ah, males"

"Ayuklah, apa lu gk laper? Ayuklah " dila mengguncang guncang bahuku

" Gk sayang, gk laper, sendiri aja yah, beneran dah gk laper" aku paksakan tersenyum semanis mungkin ke sahabat ku itu

"Ih jahat lu, au ah"katanya sambil berjalan keluar, aku hanya tertawa melihat itu

Tinggallah aku sendiri disini, saat aku ingin mengambil hp supaya tidak bosan, aku membalik kebelakang, dan ya aku tak sengaja menatap cwo tersebut, selang beberapa detik aku langsung menghadap kedepan, tak ingin terlalu lama menatap nya.

"Assalamualaikum, boleh saya mengetahui nama anda? " suara laki laki itu. Aku masih diam tak menjawab

" Menjawab salam itu hukumnya wajib bagi umat beragama islam" sontak saja aku menjawab salamnya

"Wa.. Wa alaikumus salam" kata ku gugup

"nama anda siapa? " dia bertanya namun masih tetap disana, tak menghampiri ku sedikitpun

" Dea" kataku, membalikkan badan kebelakang agar bisa menatap pria ini, tapi apa? Aku berusaha melihat wajahnya, namun dia hanya menunduk, apa yang dia liat dibawah?

"perkenalkan nama saya fakhri" katanya masih tetap melihat kebawah, entah apa yang berada dibawah sana, itu sedikit membuat ku kesal

"Saya sudah tahu, dan apa yang anda lihat dibawah? Apakah anda tidak tau sopan santun ketika berbicara? "kata ku kesal, pasalnya aku dicuekin

" Maaf, saya hanya tidak ingin berdosa dengan menatap yang bukan mahram saya, kalo begitu saya permisi" katanya sambil berlalu keluar kelas

Baru saja aku ingin menjawab, malah dia sudah hilang dikerumunan orang diluar kelas, apa yang dia bilang? Dosa? Cuman liat wajah aja dosa? Natap aja dosa? Tuh anak hidup dijaman apa sih, sungguh itu membuat ku kesal.

***


Terimakasih bagi yang udah mau komen dan baca cerita aku, sungguh ini cerita yang pertama aku bikin, maaf kalo masih berantakan, bantu aku, komen apa aja yang kurang, in sha allah akan aku perbaiki:')

MELODITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang