II

41 8 0
                                    


°•°•°•°•°

"Woy... mantap.. lo emang The best driver.." suara berat dari seorang pria terdengar seperti pujian

dan ditujukan pada seorang gadis yang tengah membuka helmnya,terlihat baru selesai melakukan balapan

"Yo i.. secara gw gitu.. Lu tau kan selama ini kagak ada yang bisa ngalain gw.." jawab gadis tersebut dengan percaya diri

"Eh ngomong ngomong mana tuh orang, lelet bener kayak siput.. " kalimat tersebut tentu ditujukan pada lawan balap si gadis cantik

Tak lama suara gemuruh mesin motor terdengar

"Sampe juga lo.. lu balapan apa jalan jalan lemot bener.. " cibiran yang keluar dari mulut pedas gadis itu sukses membuat tawa teman satu geng nya pecah

"Banyak bacot lu.." pria yang tadi menjadi bahan ejekan terdengar kesal

"Lah dia ngamuk.. emang bener kan lu kalah.. udah sini.." tangan gadis itu menengadah seperti meminta sesuatu dari si pria

Pria tadi hanya memutar bola matanya malas dan meminta sesuatu dari teman satu gengnya, itu adalah sebuah amplop coklat yang tebal dan sudah pasti berisi banyak lembaran seratus ribu rupiah

Tanpa basa basi si pria langsung memberikan amplop itu pada gadis cantik

"Pas nggak nih.." pekik gadis itu ragu

"Lu pikir gw chiken yang gak sanggup bayar taruhan.."

"Santai dong.. ok gw percaya, lain kali ajak gw balapan lagi ya.. itung itung nambah tabungan gw.." tidak henti henti nya bibir chery itu melontarkan cibiran

Tapi tidak gadis ini pungkiri malam yang gelap ini menjadi malam yang melegakan dan menyenangkan

~o0o~

Chimi, sebutan untuk gadis cantik itu. Gadis yang merupakan anak bungsu dari keluarga berdarah biru ini bukan lah sosok manis nan anggun.

Melainkan sosok seorang pembalap liar yang nakal dan pembangkang, namun jangan salah paham dia bukanlah seseorang yang jahat hanya perawakannya saja yang sangar tapi hati nya lembut layaknya awan

Dan apa kalian bertanya tanya, kenapa seorang gadis bangsawan yang sudah pasti kaya raya melakukan balapan untuk taruhan.

Sebenarnya ia tidak dikelilingi harta seperti anak orang kaya lainnya. Ia membayar uang kuliahnya sendiri dengan hasil kerja kerasnya.

Bukan tanpa sebab tapi itu adalah tantangan yang diberikan orang tuanya sendiri dengan taruhan bila ia lulus tanpa sepeser uang dari mereka. Mereka mengizinkan chimi untuk menjadi pembalap profesional

Sekilas tentang chimi.

<><><>

Tap tap tap.. Kriet...

suara langkah kaki yang tidak terlalu ricuh terlihat sedang mengendap endap, adapun tangan mulus yang membuka perlahan pintu rumah.. Tidak ! lebih tepatnya pintu istana

Iya itu adalah chimi, gadis perawan yang pulang larut malam karna habis balapan

mata Chimi mengedar melihat apakah keadaan sudah aman untuknya agar bisa masuk

"Huh.. kayak nya udah pada molor.. Aman.. "

Dengan percaya diri Chimi melangkah kan kaki panjangnya memasuki rumah, baru setengah perjalanan menuju kamar. suara yang sangat sering ia dengar mengehentikan pergerakannya

"Ehem.. Maling nya ketauan.." Suara berat dari seorang pria yang chimi sebut dady

"Maling? mana malingnya dad, biar chimi hajar.." Jawaban gadis cantik ini terdengar bodoh, Elakan yang sangat tidak etis

"dari mana kamu.. Jangan kasih alasan tugas kelompok lagi udah basi.."

Wajah chimi terlihat seperti orang berpikir tentu ia sedang mencari alasan yang tepat

"Aduh.. dady.. Aku tuh tadi Nabrak orang dan nganterin orang itu kerumah sakit trus-"

"trus.. Korbannya parah banget dan ngurusinnya lama" sela dady,
chimi sudah mengulang alasan itu entah berapa puluh kali hingga kalimat selanjutnya pun telah dady hafal

"Sudah ! cepat masuk kamar, ini sudah larut.. Tapi jangan lupa masalah ini kita bahas besok.." Pria itu pun beranjak pergi kekamarnya

"Dady.. " Rengek chimi, namun tidak digubris sama sekali oleh si pemilik panggilan

Ke esokan harinya

"Non.. Non chimi.. Bangun non.." Suara wanita paruh baya yang menjabat sebagai asisten rumah tangga itu bergema memenuhi kamar luas milik chimi

"Lima menit bi.. Lima menit.." gadis ini menyahut tanpa membuka mata dan malah membenarkan posisi tidurnya

"CHIM..!! MOTOR LO DIJUAL BOKAP.." nah kalau yang ini adalah kakak laki laki chimi bernama Teo, dan yang ia katakan barusan hanyalah omong kosong sekedar iseng agar si adik mau beranjak dari tempat nya, Dan.. Tentu cara ini 100% membuat chimi tersadar

"APA.. SERIUS.." gadis ini melompat histeris dari tempat tidurnya

"Kagak.." singkat dan tanpa dosa

"KAMPRET !! KURANG AJAR..." tak luput bantal empuk berbalut kain putih pun melayang jauh ke wajah sang kakak

dan berakhir dengan aksi kejar kejaran kedua kakak beradik itu

adegan itu berlangsung cukup lama, dan ditutup dengan kekalah sang kakak. Chimi pun tersenyum penuh kemenangan karna berhasil memukuli kakaknya sampai puas

skip~

semua kembali normal kini chimi maupun teo sudah terlihat rapih dan wangi,

Chimi terlihat sangar dengan celana jins ketat berwarna hitam, kemeja merah bermotif kotak kotak yang bagian depannya dimasukkan dan sepatu buts hitam dengan sedikit aksesoris, eits.. Dan jangan lupa dengan jaket kulit kesayangan chimi yang kini berada ditangannya.

tidak kalah dengan sang adik, si kakak teo juga sudah sangat keren dengan balutan kaos polos berwarna putih dan di outher i dengan kemeja berwarna biru tua, lengkap dengan jins dan sepatu cats putih. simple, namun cukup membuat para kaum hawa terpesona

"Chim gw ikut lo.."

"Apa an sih.. nggak ! nggak ada..!"

"Pelit amat.. Sekali doang chim.." Kali ini nada bicara teo melunak dengan ekspresi yang dibuat buat, mebuat nya merasa jijik dengan diri sendiri dalam hati

"jijik gw liat nya.. lagian ngapain lu nebeng, biasanya juga bawa mobil sendiri" pungkas chimi

"Mobil gw dibengkel.."

"Yang laen kan banyak.. Udah lah lu ganggu gw aja.. Sono lu.."

"Chimi arzhanska hafi.. Kalo lo nggak nebengin gw.. Gw bakal bilang kebokap kalo lo bal-" kalimatnya angkuh itu tidak terselesaikan karna kini sesuatu bernama tangan chimi sedang membungkam mulutnya

"SSsttttt... Bisa diem nggak sih.. Ember banget.. Ya udah nih kuncinya ! gw ogah boncengin lo.."

"Nah.. dari tadi kan enak sayang.." sambil mengacak surai hitam milik adik kesayangannya itu

"Apa an sih lo.. Jangan sok akrab ! ini gw juga terpaksa.." sembari menampis tangan berat milik kakaknya

Mereka pun berangkat bersama menggunakan motor sport milik chimi, dan asal kalian tau, walau mereka satu universitas tapi tidak ada yang tau kalau mereka bersaudara, menurut mereka mengakui satu sama lain sebagai saudara itu memalukan. entah bagaimana jalan pikiran dua insan ini author juga kurang paham

~o0o~

hay reader, gw author abal abal balik lagi ama karya baru yang nggak seru,mungkin..

but gw bener bener nggak maksa kalian buat suka ama gaya penulisan gw, tapi ya.. hargain dikit kali Kerja keras gw. vote atau koment apa gitu.. Biar gw seneng and semangat ngelanjutin nih story

OK,udah dulu nyampahnya.. See you on the next chap guys..
-Dafa-

Who I'm ? '-' Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang