Prolog

39 5 1
                                    

Terlalu cepat untuk merasa rindu, terlalu singkat untuk merasa cinta. Aku dan kamu tidak seperti apa yang mereka rasa.

Aku dan kamu berbeda namun ada sesuatu hal yang kurasa. Jarang terjadi komunikasi di antara kita, bahkan intensitas pertemuan pun semut bisa menghitungnya.

Waktu yang kita lewati, sama-sama membuat kita lupa akan “kita” satu sama lain, namun inilah hati, bagaimanapun seseorang menyangkal dari percik ucapan, hati takkan bisa menyembunyikan itu semua, dan dalam sejarah peradaban manusia, hati tak pernah bohong.

Aku tak tahu apakah happy endingku adalah dirimu atau bukan, itu masih menjadi tabir misteri tak terungkapkan sampai misteri itu membuka sendiri jawabannya suatu hari nanti.

Melepaskamu pergi ke negeri sebrang, membuat perasaan ku gelisah.
Terlintas di pikiranku, akan kah kamu akan kembali seperti apa yang kamu katakan kepada ku.

Hari terakhir pertemuan ku denganmu Hari yang seharusnya tidak pernah datang. Bahkan hingga bagian ini, cerita baru akan dimulai. Anggaplah ini seperti mukadimah. Tak semua mukadimah dimulai dengan canda tawa. Urusan cinta bukanlah sesuatu yang mudah untuk dijalani.

Hingga di pada titik, rasa jenuh yang selalu menghantuiku. Dan rasa takut akan kehilangan mu.

Mungkin aku akan membiasakan hari - hari tanpa ada dirimu. Dan mulai melakukan kehidupan yang lebih baik lagi.

Mungkin ini menjadi suatu hal yang sangat sulit untuk aku lalui.
Dan aku percaya akan Tuhan akan selalu memberikan yang terbaik untuk kita.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 22, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ARTHURTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang