Bunnyblack, 12 Juni 2018 🐏
Don't forget to vote and gift me a comment, yet? 😉
And I want to thank you guys who have read and gave a vote on this story 💕
This story is far from good. And I realized it 😕 But, this is my hobby, writing a story 😍 And I'm still and will continue to learn about the world of writing 😄
I need your support who read my story in this account or in account eqiputri_ ❤
*****
Malam telah menyapa. Bulan datang dengan di temani oleh bintang-bintang yang bercahaya di sana-sini. Warna gelap memayungi bumi saat ini. Udara dingin pun datang dengan tiba-tiba. Dan gadis ini berharap, hujan tidak akan turun pada malam ini.
Ia sedang berada di balkon kamar dengan di temani oleh sebuah novel dan juga secangkir teh hangat serta tak lupa cemilan di satu toples dekat cangkir teh itu. Ia berbaring di sofa tunggal yang tersedia di balkonnya itu.
"Ah, iya lupa," Gumamnya. Tak lama kemudian Ia sedikit berlari memasuki kamarnya, mengambil sebuah bantal dan berbaring kembali di atas sofa itu.
Novel yang sedang Ia baca adalah salah satu novel keluaran terbaru dari penulis yang amat Ia sukai, hello salma karya Erisca Febriani.
Dari novel series pertamanya, dear nathan, Dira sudah menyukai jalan cerita yang di bawakan oleh sang penulis di dalam buku itu. Tentang sosok Nathan yang di cap sebagai berandal sekolah, Salma seorang gadis pindahan dan menyukai sosok Nathan, konflik antar keluarga, serta persahabatan di antara mereka semua, mampu membuat Dira terpesona dan terhipnotis dengan buku itu.
Entah saja kapan novel menjadi pelariannya ketika pikiran kacau mendatanginya. Yang Dira tahu, ketika Ia sedang membaca sebuah novel, Dira dapat melepaskan pikiran kacau itu dan menggantikannya dengan rasa yang nano-nano sesuai dengan alur yang terdapat pada novel yang di bacanya.
"Permisi kak, itu ada tamu buat kakak di bawah."
Dira langsung menatap horor ke asal suara itu. "Bi Mina?!" Panggilnya.
"Ya ampun bibi, ngagetin aku aja sih. Untung aku enggak ada penyakit jantungan."
Perempuan paruh baya yang di panggil bi Mina itu menatap anak majikannya dengan kepala yang menunduk. "Maaf kak, kalau bibi ngagetin kakak."
Seluruh pekerja di rumah itu memanggil Dira dengan sebutan kakak. Teteh untuk Zeze. Dan adik untuk Mora. Tidak ada yang memanggil non. Karena memang sedari ketiga anak majikan mereka lahir, panggilan itu sudah mengalir apa adanya. Alasan lainnya adalah agar tidak perbedaan kasta majikan dan bawahan. Karena keluarga itu sudah menganggap seluruh orang yang bekerja di keluarga mereka adalah saudara mereka sendiri.
"Yang nyariin aku siapa, bi?" Dira menaruh novelnya di meja kecil depan sofa itu. Lalu Ia duduk menghadap bi Mina.
"Katanya si namanya..." Bi Mina mengaruk tenguknya. Tanda Ia sedang mengingat sesuatu. Sepertinya faktor umur, sehingga penyakit lupa menghampiri perempuan paruh baya itu.
"Bibi lupa?"
Bi Mina menggeleng. "Bukan, kak. Itu kata tamunya jangan bilang nama ke kakak. Biar kejutan katanya."
"Hah? Kejutan?" Gumamnya.
"Ya udah, aku ke bawah, bi. Sama itu tolong teh sama toplesnya taruh belakang aja, bi. Takut di semutin."
![](https://img.wattpad.com/cover/149221294-288-k206657.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
It's Me [On Going]
RomanceHi! 👐 This is my first work on this wattpad account 😍 I hope you, who read this story, love it 😘 Do not forget to vote and comment... ********** Cast : 1. Aciles Narendra = Narendra/Naren 2. Sapphire Veddira = Dira 3. Camelia Ellena = Ellen 4. Ac...