3. Flashback

13 2 0
                                    

Bunnyblack, 02 Juni 2018 🐏

*****

"Ra, tahu enggak, aku suka sama seseorang nih. Nanti pas malam tahun baru aku pengen nembak dia," Ucap laki-laki bernama lengkap Kanizio Maxima.

"Suka sama siapa kak?" Tanya gadis berpipi sedikit cubby ini, Dira.

Zio, panggilan akrabnya, hanya tersenyum.

"Kak Zi, please deh jangan kaya gitu. Kaya orang gila tahu enggak."

"Kamu ini malah ngatain kakaknya orang gila. Dasar adik durhaka kamu." Zio cemberut dan Dira tertawa.

Tapi tanpa laki-laki ketahui, kata adik yang Ia ucapkan membuat Dira sedih. Karena menurut Dira, Zio bukanlah kakak laki-lakinya. Ada hubungan darah saja tidak ada, bagaimana mau menganggap Zio kakak.

Dira suka Zio layaknya seorang perempuan kepada laki-laki. Itulah yang menggambarkan perasaan Dira sesungguhnya. Tak ada yang tahu. Kecuali dirinya sendiri dan Tuhan Yang Maha Esa.

"Ra," Panggil Zio. Mencoba menarik perhatian Dira dari layar handphonenya. "Aku anterin kamu ke rumah ya?"

"Hah?" Dira belum mengerti akan maksud Zio.

"Kalau kamu mau pulang, kakak yang anterin kamu ya?"

"Oh... Enggak usah, kak. Aku nanti naik taksi aja enggak apa-apa kok."

Keduanya sekarang berada di cafe yang tak jauh dari sekolah Dira. Memang tadi Ia sedang ada jam ekstrakulikuler dan kebetulan Zio menawarkan diri untuk menjemput Dira. Sampai akhirnya mereka berakhir dahulu di cafe ini untuk makan dan mengobrol sebentar.

"Enggak, Ra. Enggak baik cewek pulang malam sendiri. Apalagi naik taksi. Ini udah jam 18.30 tahu," Ucap Zio. "Lagian kalau kamu pulang sendiri, nanti kakak di gantung sama Ayah dan Bunda lagi. Kakak tadikan izin dulu sama mereka sebelum nyulik kamu."

Dira terkekeh. "Gantung? Udah kaya jemuran aja di gantung, haha."

Zio ikut tertawa melihat Dira tertawa. Baginya, Dira segalanya. Dira adalah tanggung jawabnya. Karena Zio, menganggap Dira layaknya sang adik. Karena dirinya yang jauh dari adik perempuannya, kehadiran Dira mengobati rasa kangennya kepada sang adik kandung. Apalagi kedua orang tua Dira pun sudah menganggap Zio sebagai anak mereka sendiri.

"Pulang sekarang?"

"Ya udah, ayo kak. Bunda tadi udah nyuruh pulang."

Dan mereka berdua bergegas untuk pulang. Sebelum malam semakin larut.

*****

"Assalamualaikum." Mereka berdua mengucapkan salam ketika sudah sampai di rumah.

"Kok sepi sih, Ra?"

"Enggak tahu kak. Kakak duduk dulu aja, Dira coba cari di belakang."

Ia mulai melangkah ke arah dapur. Dan benar saja di sana keluarga sudah berkumpul di meja makan.

"Nda?" Panggil Dira.

"Sayang, udah pulang toh? Zio mana?" Tanya Mrs. Latta. Dira mulai mendekat.

"Itu di depan. Duduk di ruang tamu," Jawab Dira dan Ia duduk di samping Mora, sang adik. "Kirain pada kemana. Tadi Dira sama kak Zio masuk, rumah sepi soalnya."

"Ze, panggil Zio sana. Biar sekalian makan dia," Suruh sang Ayah.

"Iya, Yah." Zeze pergi ke arah ruang tamu.

It's Me [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang