Prolog

17 2 0
                                    

Happy Reading❤

"Woyy, tai balikin sepatu gue" seorang gadis berteriak niat ingin mendapatkan sepatu dari orang yang mengambilnya.

"Cium gue dulu" si pelaku berteriak sambil ketawa.

"Ogah, lo bau" gadis itu mengerucutkan bibirnya, ia sangat kesal hari ini.

"Lo lama banget sih"

"Cape njing!" gadis itu terduduk disalah satu bangku, ia nampak marah. Terlihat dari mimik mukanya, dia mengerutkan keningnya, dan mendelik saat laki-laki itu mendekat.

Laki-laki itu pun merasa bersalah karena sudah keterlaluan untuk menjahilinya.

"Santai dong, tu bahasa dijaga" ucap si pelaku seraya merangkulnya.

"Lepas! Sini sepatu gue!" Ketus gadis itu.

"Boleh, dengan satu syarat"

Gadis itu memejamkan matanya lelah, tidak habis pikir dengan pemikiran lelaki ini. Ia menunggu untuk mendengarkan persyaratannya, tapi ucapan itu tak kunjung datang.

"Cepet! Gue mau masuk kelas"

"Yaudah deh gausah, kasian monyetnya gue kecapean" ucapnya sambil mengembangkan senyumnya.

"Tapi gue yang pakein" tegas laki-laki itu.

"Ya bagus! Bagus kalo lo nyadar, cium noh sekalian kaki gue!" Ucapnya sambil bersedekap dan menyodorkan salah satu kakinya yang tidak mengenakan alas.

"Kejam amat si neng" mang ujang datang sambil membawa sapu taman.

Mang ujang adalah salah satu tukang kebun yang berada disekolahnya.

"Eh mang ujang" Laras terkekeh.

Namanya Laras Adyamelia, gadis berumur 17 tahun, sebenarnya Laras sudah kelas sebelas namun kelakuan masih kaya anak tk. Laras memiliki sahabat sejak kecil yang tidak disangka-sangka iapun satu sekolah dengan sahabatnya itu, namanya Alvin Aditya dan mereka pun satu kelas dan satu bangku, bahkan rumah mereka pun berdempetan.

"Ckckck yaudah mang ujang kesana dulu ya" mang ujang geleng-geleng kepala melihat kelakuan Laras.

Setelah dirasa pergi, Laras mengubah mimik muka yang tadinya sumringah saat ketemu mang ujang, menjadi datar lagi karena melihat Alvin.

"Iya Laras kuu" Alvin mulah memakaikan sepatunya, lalu ditalikan.

"Oke makasih" Laras yang tidak merasa ada yang aneh, langsung berdiri namun saat hendak berjalan ia terjungkal kedepan dan jatuh didada bidang Alvin, pandangan Laras menuju kebawah lantai, degup jantung Alvin ditelinga Laras begitu kencang.

Laras mendongak untuk melihat Alvin, ternyata Alvin pun sedang melihatnya, ia buru-buru memundurkan wajahnya dan menetralkan kembali mimik muka yang tadinya kaget karena mendengarkan degup jantung Alvin menjadi datar.

"Lo!" Laras menunjuk muka Alvin dengan telunjuknya. Ia ingat ini semua perbuatan Alvin. Kesal, itulah yang dirasakannya sekarang.

"Apa?" Alvin memasang muka tanpa dosa.

"Ish" Laras kembali duduk lalu membenarkan ikatan tali sepatu, karena yang tadi tali sepatu kanan dan kiri menyatu, sekarang ia pisahkan dan selesai.

Laras pergi ke kelasnya tanpa dihiraukannya Alvin yang mematung melihat kejadian tadi, lalu ia tersadar Laras sudah tidak ada ditempatnya.

"Laras! Woy tungguuu maafin gue" Alvin berteriak disepanjang koridor sekolah menuju kelasnya.

Tbc.
Hey guys, im cmbck with a new story. So if you aftr reading my story, dont frgt for give a vomment❤
Thanks❤

The Shameless Girl and Courageous BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang