Happy Reading❤
Pantas saja Laras sangat merasa kesal hari ini dan tidak bisa mengontrol emosinya, ternyata tamu bulanan telah datang. Laras hanya bisa menghembuskan napasnya kasar, ia malas jika harus menghadapi tamu bulanannya ini, sangat merepotkan.
Daritadi Laras mencari keberadaan Alvin, mulai dari kelas, perpustakaan, rooftop, sampai toilet cowok pun batang hidung cowok itu tidak terlihat.
Lagi-lagi ia dibuat kesal hari ini, dimana cowok itu? Pasalnya ia akan pulang dengan siapa? Untuk naik angkutan umum pun ia tidak mempunyai uang, uangnya habis untuk membayar uang kas karena ia sudah menunggak selama dua bulan, dan jika tidak dipaksa oleh bendahara kelas mungkin ia juga tidak akan sadar bahwa tunggakannya melebihi harga sewa rumah.
"Ish dimana sih!" Laras menggerutu sebal.
"Nyari siapa?" Suara khas Alvin menggema ditelinga Laras.
Laras membalikkan badannya, disitu sudah berdiri seorang lelaki tampan.
"Ish, lo darimana sih? Gue nyariin lo sampe ke toilet cowok tau gak, gue hampir aja disangka mau ngintip. Lo tuh, iiiissh!" Laras mengucapkan sambil marah-marah, lalu bersedekap dan memalingkan mukanya.
"Lo kenapa? Marah-marah aja" ucap Alvin lembut sambil memegang kedua bahu Laras.
"Gak" "Ayo pulang" Laras berjalan ke parkiran meninggalkan Alvin.
Laras merasa tidak ada yang mengikutinya, lantas ia berbalik ke belakang ternyata Alvin masih terdiam ditempatnya.
"ALVIN!! LO MAU GUE BUNUH HAH?!!" Teriak Laras sambil melepas sepatunya dan dilempar kearah Alvin, namun Alvin hanya terkekeh dan bisa menghindar.
"Eh lo mau ngapain" Laras yang melihat Alvin berjalan kearahnya pun berteriak lagi.
"Katanya mau balik" Alvin kali ini frustasi.
"Ambil sepatu gue"
Alvin pun menurutinya.
"Nih" Alvin menyodorkan sepatu Laras.
"Pakein" ucapnya sambil mengangkat kakinya.
"Iya monyet" Alvin hanya menurut saja, Alvin berjongkok lalu memakaikan sepatu Laras.
"Lo bilang apa?"
"Monyet"
"Ish" Laras bersedakap, dan mengerucutkan bibirnya kesal.
"Ngapain manyun-manyun? Pengen dicium?" Alvin sudah memajukan mukanya.
"Idiot!" Umpat Laras.
"Oh jadi lo ngatain gue? Yaudah, gausah pulang bareng gue!" Ketus Alvin, ia sudah benar-benar dibuat kesal oleh Laras. Untung saja ia sayang, kalau tidak sudah ia kurung kedalam ruangan yang berisi kerbau.
"Oh jadi lo berani sama gue?!" Laras semakin menantang.
"Yaudah cepet mau balik ga, marah-marah mulu" Alvin sudah duluan berjalan menuju parkiran.
"Eh tunggu" Laras berlari mengejar Alvin namun saat Alvin berhenti, Laras jadi menabrak punggung cowok itu.
"Ish, kalo berhenti bilang-bilang dong" gerutu Laras sambil mengusap jidatnya yang menabrak punggung Alvin.
"Oh jadi gini? 'Eh Laras, gue mau berhenti nih hati-hati ya' gitu?" Ucap Alvin dengan nada mengejek.
"Tau ah!" lihat? Laras sampai saat ini masih saja marah. Padahal Alvin tidak salah kan?
"Nih" Alvin menyodorkan helm namun tangan Laras tak kunjung menerima benda bulat itu.
"Ooh pengen dipakein? Ngomong dong!" Alvin mulai memakaikan helm Laras dan selesai, namun gadis itu masih saja diam. Entah apa yang ia pikirkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Shameless Girl and Courageous Boy
RomancePersahabatan yang dimulai sejak mereka berusia masih berumur biji jagung hingga mereka tumbuh menjadi gadis cantik dan laki-laki tampan. Persahabatan tanpa adanya embel-embel 'sahabat berubah jadi cinta'. Namun itu persepsi mereka saat sekolah menen...