"ALVIIINNN!!" Teriak Laras tepat ditelinga Alvin, padahal Alvin sedang ada disampingnya.
"Apasi ah" ketus Alvin, namun tidak dihiraukan oleh Laras.
"Gue mau itu" Laras menunjuk salah satu boneka monyet berwarna coklat.
Saat ini, mereka sedang berada disalah satu mall yang ada dikota nya.
"Gak ah, tar lo nya ada dua"
"Ih Alvin!" Gerutu Laras sambil memukul-mukul punggung Alvin.
"Ih sakit" ucap Alvin tidak terima punggung mulusnya dipukuli Laras, tapi apa sih yang nggak buat Laras.
"Ayo ah balik, bete!" Laras sudah tidak mood apa-apa sekarang, ia hanya ingin boneka monyet yang tadi menurutnya lucu, padahal mereka baru saja sampai ditempat itu.
Sebenarnya Alvin sudah ada boneka itu dari jauh-jauh hari, tapi ia akan memberi nya disaat yang pas.
"Yaudah yok" Alvin merangkul Laras layaknya orang sedang pacaran, tapi kenyataannya tidak sama sekali.
"Lepas!" Ketus Laras sambil melepas rangkulan Alvin.
"Oh yaudah, gak usah pulang bareng gue ya?"
"Iiih Alvin nyebelin, tauk ah. Yaudah, gue pesen online aja siapa tau ada yang nyangkut" ucapnya seraya membuka ponselnya. Ia tak rela, monyetnya ini nyangkut pada orang lain apalagi yang berstatus ojek online, kasian sekali monyetnya itu.
"Eh, ayo katanya mau pulang" Alvin menarik tangan Laras menuju mobilnya.
Dalam hati Laras menggerutu, ni orang maunya apasii?!.
Selama diperjalanan, Laras hanya diam dan mendengarkan suara Alvin yang nyerocos, akhirnya Laras angkat suara.
"Berisik ogeb!" Ketus Laras sambil mendelik.
"Tutup telinga, kan gue suka nya bacot depan muka lo, kalo gue diem ber-" belum selesai Alvin berbicara, Laras sudah memotong nya duluan.
"Sssttt ah berisik. Berenti, gue mau turun aja" ucap Laras sambil membuka seatbelt yang membelit tubuhnya.
Alvin panik, kini Laras benar-benar marah. Alvin berhenti namun mengunci semua pintu mobilnya. Saat Laras hendak membuka pintu mobilnya dan tau pintunya terkunci, Laras langsung melihat wajah datar Alvin dan sedikit menyipitkan matanya karena kesal.
"Njing!" Laras mengumpat dengan suara kecil, namun Alvin masih bisa mendengarnya.
"Lo gak boleh turun, udah diem!" Keadaan membalik, kini Alvin yang marah dan Laras yang takut, ia hanya diam.
Alvin tak kunjung melajukan mobilnya, padahal Laras ingin cepat-cepat pulang. Saat ini Laras hanya bisa diam dan menangis, ia kesal setengah mati. Itu kebiasaan Laras, kalau sudah kesal pasti nangis.
Alvin mendengar suara Laras menangis langsung panik.
"Gausa nangis!" Ucap Alvin datar namun sedikit menusuk ditelinga Laras, lebih tepatnya banyak bukan sedikit.
Laras hanya bengong melihat keluar jendela mobil yang ia tumpangi, sudah lama mobil nya berhenti.
Alvin sedang berfikir untuk mengajak Laras ke suatu tempat dan membuat mood Laras balik seperti semula. Ia berfikir keras sekarang. Ia tahu jawabannya.
Alvin mulai melajukan mobilnya, Laras masih bergeming. Alvin menengok ke arah Laras yang masih bengong melihat keluar jendela, melihat ekspresinya yang sangat polos dan cantik, Alvin merasa geregetan sendiri kenapa ia tidak bisa memiliki Laras dengan status yang berbeda.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Shameless Girl and Courageous Boy
RomancePersahabatan yang dimulai sejak mereka berusia masih berumur biji jagung hingga mereka tumbuh menjadi gadis cantik dan laki-laki tampan. Persahabatan tanpa adanya embel-embel 'sahabat berubah jadi cinta'. Namun itu persepsi mereka saat sekolah menen...