Semilir angin pagi ini lebih dingin dari biasanya,suasana sedih dan duka masih kental terasa.
Pagi ini sekolah terlihat sepi,hampir semua siswa dan guru datang untuk mengantar ibu Amelia ke tempat peristirahatan terakhir.
"Akoh sedih banget,ibu memelnya akoh udah nggak ada huaaaaaa....hiks"
Suara tangisan cempreng membuat Delilla menoleh kesal ke sumber suara.
Matanya melotot,memberikan kode agar Letta sang pemilik suara bisa diam."Huaa....mamah akoh dipelototin huaa...hikss..hikss"
Tangis Letta makin menjadi-jadi,suara cemprengnya sukses membuat mereka menjadi pusat perhatian
Delilla tidak habis pikir,dosa apa yang dia perbuat sampai Tuhan membuatnya bisa berteman baik dengan mahluk bernama Letta ini.
"Eh Letta, lo bisa diem gak sih!"
Jovin akhirnya buka suara,pasalnya dari tadi dia sibuk memperhatikan keadaan sekitar.Konsentrasinya hancur total akibat suara cempreng yang benar-benar tidak enak di dengar.
"Hiks..hiks..kamoh semua jahat sama Letta"
Begitulah Letta,alay,lebay,sangat kekanak-kanakan,manja dan selalu menyusahkan.
Letta mengecilkan suaranya,perlahan dia mendekat kearah Darrel,meminta pembelaan.
Yaaa diantara Delilla,Jovin,Hilda dan Darrel hanya Darrel yang menyayanginya,kurang lebih begitulah yang Letta rasakan.
"Kalian gak boleh gitu sama Letta,kasiankan Letta dari tadi di marahin mulu"
Darrel berkata selembut sutra,tangannya mengelus-elus kepala Letta yang entah sejak kapan sudah berdiri didekatnya.
Jovin hanya mencibir.
Delilla membuang muka,memang selalu seperti ini kan?yang satu bego dan yang satu idiot,luar bisa sekali.
Hilda memutar mata acuh,dasar kurang waras umpatnya dalam hati.
Letta tak bersuara lagi,karena pawangnya sudah membelanya.
Upacara pemakaman berlanjut,semua berjalan lancar.
Hingga tangis histeris dari orang tua ibu Amelia memecah keheningan.
Suaranya terdengar parau,mukanya sudah sembab,basah,matanya sudah membengkak dan merah.Perempuan tua itu tampak menyedihkan.
Orang-orang memandangnya prihatin,bahkan beberapa guru dan murid ikut menangis.
Melihat keadaan seperti itu membuat Letta kambuh lagi.Suara cemprengnya menyatu dengan isak tangis orang-orang yang ada disini.
----
Upacara pemakaman telah selesai.
Semua orang sudah meninggalkan tempat pemakaman.Begitu juga dengan Darrel dan kawan-kawan.
Mobil berwarna merah itu melaju menjauh,Hilda yang sedang menyetir terlihat fokus kejalanan,Delilla yang duduk disamping Hilda tampak tak bersemangat.Pandangannya terlihat kosong,tak bergairah.
Jovin yang duduk dibelakang Hilda tampak sibuk berpikir,ada sesuatu yang menganggu pikiran si jenius ini.Darrel dan Letta menatap handphone dengan serius.
"Katakan peta!"
Suara yang tak asing itu masuk ketelinga Jovin.
"PETA!!!!"
KAMU SEDANG MEMBACA
PSIKOPATH VS SOSIOPATH
Mystery / ThrillerMari masuk ke Dunia yang atmosfernya penuh dengan rencana. Dimana setiap orangnya selalu tak terduga. ---------------------------- Follow dulu,biar enak bacanyan... WARNING!! 15+++++ Lanjutan dari PSIKOPATH HACKER Biar lebih ngerti sikahkan baca PH...