Chapter 12

1.3K 92 6
                                    

Hinata menyesap kopi hitam keduanya di pagi ini. Semalam ia terbangun tengah-tengah malam dan malah tidak bisa untuk tidur kembali. Ngantuk sekali rasanya. Ia jadi malas melayani pasien yang berkunjung ke kliniknya. Ya meski memang belum ada pasien yang berkunjung. Mungkin karena ini masih terlalu pagi.

Tiba-tiba saja suara bel pertanda datang nya orang ke dalam kliniknya berbunyi. Ia yang hampir merem segera terjaga. Ia lalu berdiri dari meja nya dan mendatangi tamu tersebut.

"Ada yang bisa saya bantu?" Hinata menatap ke arah pria bersurai kuning bak durian itu. Sedangkan yang ditatap hanya menatapnya dalam. Suasana hening untuk beberapa saat. Kemudian, Hinata kembali bertanya.

"Uhm, ada.. yang bisa saya bantu?" Tanyanya.

Pria yang sebelumnya hanya diam sambil menatapnya lekat, Tiba-tiba mendekap tubuh mungilnya erat. Hinata terkaget dan segera memberontak mencoba lepas. Tapi tenaga pria yang mendekapnya ini bagaikan kuda.

"Hinata. Jangan pergi lagi." Ucapnya.

"Maaf Tuan. Jika kau tidak melepaskanku, aku akan melaporkanmu ke pihak yang berwajib." Ucap Hinata. Jujur saja ia tidak mengenali pria ini, hanya saja yah tidak bisa dipungkiri ketika melihatnya seperti, familiar.

"Naruto. Panggil aku Naruto." Ucap Pria itu.

"Aku lega kau telah sadar dari komamu. Ketika aku tau akan hal itu, aku langsung menemuimu disini. Kau.. tetap sama. Meski sepertinya kau lupa ingatan(?)" Ucap Naruto khawatir. Ia lalu melepas peluknya. Dan menatap sang gadis.

"Ah Tidak. Tidak semua. Hanya beberapa saja yang kulupa. Aku bahkan, aku bahkan tidak merasa mengenalmu sama sekali tuan. Jangan mencoba menipuku." Ucap Hinata . Masih keukeuh dengan keamanan dirinya. Seakan Naruto adalah penjahat yang dapat mudah menipu dengan modal paras tampan dan akting bagus.

"Kau adalah milikku." Ucap Naruto dengan nada yang dipelankan.

'kau adalah milikku, Hinata! Jangan coba-coba mendekati yang lain! Kau tidak dengar Ha?!!'

Hinata mundur selangkah. Suara bentakan yang terdengar di benaknya. Suara, siapa? Tidak mungkin orang yang ada di depannya. Karena dari intonasi saja sudah berbeda. Yang ada di depannya adalah pria bersuara lembut dan terdengar penyayang.

"Dengar, aku akan melaporkanmu jika kau tidak mau mengaku." Ucap Hinata lagi.

"Aku mengatakan hal yang sebenarnya."

"Cukup! Semua yang hilang dalam memoriku adalah hal-hal yang tidak bermakna atau hal menyakitkan yang pernah kualami. Jika benar kau dulu ada dalam hidupku, tapi aku melupakanmu, Berarti kau termasuk diantaranya kan?" Ujar Hinata. Ia menyilang kan kedua tangannya depan dadanya.

"Atau jangan-jangan, hidupku dulu bersamamu hanya berisi yang sakit sakit saja. Oleh karena itu aku melupakanmu? Bukankah Tuhan bersikap adil padaku?" Hinata berbicara tanpa memikirkan dampaknya. Naruto tercengang, hatinya terasa sakit seperti diremas-remas. Namun ia mencoba untuk mengerti. Ia kemudian tersenyum.

"Yang kau katakan, Itu juga benar. Hinata-chan yang dulu, tidak pernah mendapat bahagia dariku. Hinata-chan hanya mendapat sakit ketika bersamaku. Hinata-chan adalah yang terbaik di hidupku. Tapi aku tidak bisa menjadi yang terbaik untuk Hinata-chan. Tidak. Hinata-hime. Kau benar. Tuhan bersikap adil padamu. Seharusnya, seharusnya aku tidak hadir dalam hidupmu. Aku bodoh, maaf. Kau akan sakit lagi. Lebih baik aku pergi." Ucap Naruto sembari tersenyum. Namun.. namun.. apa Hinata tidak salah lihat? Pria itu, menangis.

"Aku mencintaimu. Selamanya." /Cup

Hinata membeku. Naruto menciumnya tepat di dahi. Baru saja ia dihadiahi kata-kata Naruto yang terdengar sangat memilukan. Siapa sebenarnya, Naruto?

Pria itu mengusap kasar lelehan air matanya. Ia lalu melenggang pergi ke luar klinik. Hinata duduk lemas di kursi meja kerjanya. Ada yang sakit di dadanya, tapi tidak bisa ia definisikan sakit itu sakit yang seperti apa (?). Ia lalu mengeluarkan cincin dari dalam pakaiannya. Cincin itu ia pasangkan tali agar bisa dipakai menjadi kalung. Ia kemudian menggenggam erat cincin tersebut.

Mengapa, aku merasa seperti ingin memeluknya kembali?

...

Naruto duduk sembari menatap rumput yang terbentang di taman. Mata indahnya tampak hampa, dan kosong. Apa ini jadinya? Ia kembali melepaskan Hinata-nya. Jauh jauh ia dari negeri antah berantah. Waktu nya pun cukup lama, ia baru dapat bertemu dengan Hinata. Tapi apa ini?

Apa Tuhan tidak mengijinkan mereka untuk bersama? Tapi Naruto sudah berusaha berubah. Lalu mengapa?

Naruto memasang earphone di kedua telinganya. Dan mulai memutar musik favoritenya. Ia pun ikut bersenandung


(Photograph - eed Sheeran (cover by Boyce avenue feat. Bea Miller))

Loving can hurt, loving can hurt sometimes
Mencintai bisa menyakitkan, mencintai terkadang bisa menyakitkan 

But it's the only thing that I know
Tapi itulah satu-satunya yang kutahu

When it gets hard, you know it can get hard sometimes
Saat keadaan terasa sulit, kau tahu kadang keadaan bisa sulit

It is the only thing that makes us feel alive
Inilah satu-satunya yang membuat kita merasa hidup

We keep this love in a photograph
Kita simpan cinta ini di dalam foto

We made these memories for ourselves
Kita buat kenangan ini untuk diri kita sendiri

Where our eyes are never closing
Dimana mata kita tak pernah terpejam

Our hearts are never broken
Hati kita tak pernah patah

And time's forever frozen, still
Dan waktu selamanya beku, diam

So you can keep me
Hingga kau bisa menyimpanku

Inside the pocket of your ripped jeans
Di dalam saku celana robekmu

Holding me close until our eyes meet
Mendekapku erat hingga mata kita bertemu

You won't ever be alone, wait for me to come home
Kau takkan pernah sendiri, tunggulah aku pulang

...

"Loving can heal, loving can mend your soul, And it's the only thing that I know, know. I swear it will get easier, remember that with every piece of ya..And it's the only thing we take with us when we die...."

(Mencintai bisa menyembuhkan, mencintai bisa merajut jiwamu. Dan itulah satu-satunya yang kutahu, kutahu. Aku bersumpan semua ini kan kian mudah, ingat itu dengan tiap kepingan dirimu. Dan itulah satu-satunya hal yang kita bawa saat kita mati)

Bagai deja vu, Hinata mendengarkan dan menyanyikan lagu yang sama dengan Naruto. Hanya saja mereka tidak saling menyadari. Apakah mereka telah terikat bahkan secara kasat mata?

"Loving can hurt" / "Loving can heal"

Ucap Naruto dan Hinata bersamaan.





#IRONI
To be continued.
Lagu yang ada di Sekmen di atas, bagus banget sumpah. Nyelekit. Biasa auto share ya langsung. Recomended nih!

Kalau gabisa klik video, klik link ini yaaa

https://youtu.be/tIA_vrBDC1g

Segera buka!

Chapter ini khusus untuk my pembaca setia :D

@rhmbunnybear01
@dwitaayuisrawati01
@iifmubtadiin

All About OursTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang