Chapter 2

2.7K 143 8
                                    

~oOo~
.
.
.
I'm Yours
But Not Your Prioritas
.
.

Present

***

Chapter sebelumnya:

...Naruto lalu melepas pelukannya dan menatap mata hinata lekat. Dari tatapannya itu tersirat sejuta perasaan yang Hinata bahkan tidak tau apa saja isinya. Naruto lalu menarik Hinata dan membawanya ke balkon atas rumah sakit.

***

Sesampainya di balkon atas rumah sakit, Hinata segera menarik tangannya yang tadinya digenggam erat oleh pria berkulit tan itu.

"Aku tidak ada urusan lagi denganmu Naruto.." Ucap Hinata. Ia benar-benar tidak ingin mengingat apapun yang dulu terjadi padanya dan juga naruto. Apalagi membahasnya bersama dengan orang yang telah merubahnya menjadi seperti yang sekarang ini.

"Hinata, aku sudah mencarimu kemana-mana selama ini. Dan ternyata kau berkerja sebagai dokter disini? Aku butuh penjelasanmu Hinata.. Kenapa kau pergi meninggalkanku?!" Sahut Naruto dengan nada yang agak ditinggikan di akhir kalimat.

"Jangan bodoh Naruto. Aku tidak pergi meninggalkanmu.. Kau tidak ingat ya? Kau yang menyuruhku pergi!" Ucap Hinata dengan nada bicara yang juga ditinggikan.

Naruto sedikit terkejut. Hinata-nya yang dulu lemah lembut dan tidak berani membentak kini menjadi Hinata yang dingin dan sama sekali tidak takut berbicara lantang pada lawan bicaranya. Sebenarnya apa yang membuat Hinata-nya menjadi seperti yang sekarang ini?

"A-apa maksudmu Hime? Iya akui dulu aku sangat jahat padamu. Aku selalu tidak punya waktu yang cukup dan selalu pergi meninggalkanmu. Tapi percayalah, aku sangat mencintaimu. Kau sangat berharga dalam hidupku, Hime.. Lihatlah! Sekarang aku sudah menjadi tentara. Kau dulu yang selalu mendukungku dan selalu membuatku optimis kembali apabila pesimisku datang. Kau..."

"Stop Naruto. Hentikan! Jangan pernah berkata manis lagi kepadaku! Jangan pernah berkata omong kosong lagi.. Aku sudah muak dengan itu semua. Aku sudah ingin melupakanmu. Dan lusa aku akan pergi jauh. Tolong jangan usik aku dan kehidupanku lagi." Ucap Hinata. Tampak air mata yang berkumpul di pelupuk matanya. Ia lalu segera berlari meninggalkan Naruto yang masih terdiam mendengarkan perkataan Hinata.

Apa Hinata menjadi seperti ini karena dirinya?
Sungguh, Jika waktu bisa diputar kembali, Ia tidak ingin melepas Hinata-nya itu. Dia memang egois dulu. Dia sangat egois. Tapi sekarang ia menyesal dan sadar, bahwa tidak ada wanita lain yang dapat menyabari sikap dan perilakunya sama seperti Hinata-nya.

Naruto menatap kepergian Hinata itu dengan tatapan sendu.

"Aku akan membuatmu kembali mencintaiku Hinata-Hime. Seperti dulu kau memohon agar aku kembali mencintaimu dan berusaha kuat walau aku yang selalu saja menyia-nyiakanmu."

Flashback on

"N-naruto-kun, Doushite*?" ucap Hinata sembari menatap pria bersurai jabrik kuning dengan tatapan khawatir.

Doushite: Kenapa?

"Pergi Hinata! Aku tidak membutuhkanmu lagi! Jangan ganggu aku!" Ucap Naruto dengan air mata yang membanjiri pipi dengan 3 garis coreng khas nya.

All About OursTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang