Chapter 13

1.8K 99 8
                                    


Menjalani 5 tahun kehidupan dengan perasaan kosong, itu sangat menyedihkan.
Hari-harimu terlewat tanpa ada alasan,
Bahkan keceriaan enggan hinggap di wajahmu.
Hal itu yang kini aku rasakan,
Hatiku terasa sangat kosong,
Meski benakku tak pernah tak terisi, terisi oleh seorang pria bersurai kuning yang ketika itu mengatakan dengan lantang bahwa ia akan mengisi hatiku.

Ingin rasanya hatiku membuka,
Tapi ketika melihatnya, terlebih lagi mata birunya, rasa sakit selalu tiba menyelubungi seluruh hatiku.
Aku tak ingat siapa dia, tapi jika dia memang benar pernah ada di hidupku, kenapa hanya dengan melihatnya saja terasa sakit?

Apa...

Aku pernah meminta pada Tuhan, untuk melupakannya?

Jika iya, Tuhan, ku mohon beri satu kesempatan lagi untukku, Mengingatnya.

.

.

Cuaca malam ini mungkin sedikit mendung, karena kata orang, Jika tidak ada bintang tandanya akan turun hujan, begitulah keadaan malam hari ini. Suhunya memang sedikit dingin dan cuacanya pun cukup berangin, tapi sepertinya itu karena sebentar lagi musim dingin akan tiba.

'Kring'

Suara lonceng yang tergantung di atas pintu toko swalayan itu baru saja berbunyi. Hinata baru saja selesai berbelanja bahan makanan untuk stock sebulan ke depan. Ia mengenakan jaket tebal berwarna ungu dengan bulu bulu berwarna ungu muda yang mengitarinya, Tak Lupa ia memakai sarung tangan dan kaos kaki hangat. Ia kini sedikit lemah dengan suhu dingin. Ia lalu melangkahkan kakinya menuju ke rumah. Sepanjang jalan ia hanya menatap jalan di depannya sembari memeluk erat kantong belanjaan dalam dekapannya.

Pukul segini, Kota memang masih sangat ramai, jadi Hinata cukup berani untuk berjalan kaki sendirian dari rumahnya menuju Toko Swalayan yang letaknya berada di pusat keramaian kota.

Kini Hinata telah sampai di jembatan yang menghubungkan jalanan kota dengan taman yang dekat dengan rumahnya. Ia mendongak, memerhatikan sekitarnya, perasaannya mengatakan bahwa tak hanya dia yang ada di sana, dan benar saja, di jembatan itu terdapat seorang pria yang menggunakan baju berwarna orange tebal dan Syal berwarna merah yang melilit lehernya dan menutup setengah wajahnya.

Tapi satu hal yang membuat Hinata langsung mengenali pria itu adalah rambut berwarna kuning durian khas-nya.

Setelah 5 tahun lamanya, ini adalah kali pertamanya bertemu dengan pria yang pernah mengatakan bahwa akan mengisi kekosongan hatinya. Dan benar saja, Ada sedikit perasaan hangat yang menjalar di hatinya ketika melihat rambut kuning itu. Perasaan rindu yang teramat dalam seperti ingin melesah keluar. Ingin sekali Ia mendengar suara bariton sang pria yang hampir ia lupakan. Hinata Menggeleng. Tentu ia tidak berani, hanya untuk sekedar menyapanya.

Ia bagai orang aneh. Yang kemarin kemarin mengusir sang pria, kini malah mendatanginya.

Hinata kemudian menghela nafas berat. Suara yang ia keluarkan membuat si pria langsung menoleh ke arahnya. Anethys dan Aquamarine bertemu, menyelami keindahan mata masing-masing.

"Konbanwa, Hinata-san." Ucap pria yang ternyata adalah Naruto itu dengan senyum yang terkesan begitu dipaksakan. Hinata sedikit kecewa melihatnya, apalagi ketika Naruto menyapa namanya yang terdengar seperti orang jauh.

"K-konbanwa, Naruto-San. Ogenki?"

"Genki desu. Apa yang Hinata lakukan disini, Suhu sedang dingin. Ehm, Kau tak tahan dingin." Ucap Naruto, ia mengalihkan pandangannya ke arah sungai. Sepertinya ia tampak menghindari sang pemilik anethys.

Hinata menunduk. Hatinya terasa sakit. Padahal ia tidak tau apa sebabnya.

"Aku baru pulang membeli bahan, Naruto -san sendiri? Cuaca dingin, tapi hanya menggunakan pakaian yang tak cukup hangat seperti itu."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 08, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

All About OursTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang